Kaleidoskop
Kaleidoskop adalah suatu alat optik yang terbuat dari beberapa cermin yang disusun dengan sudut kemiringan tertentu sehingga dapat menghasilkan pantulan cahaya dengan warna yang indah.[1][2] Kaleidoskop ditemukan oleh ilmuwan asal Skotlandia bernama Sir David Brewster pada tahun 1816 setelah melakukan penelitian sejak tahun 1814.[1][2]
Etimologi
[sunting | sunting sumber]Kaleidoskop berasal dari bahasa Yunani kuno καλός (kalos) yang berarti ‘indah’, εἶδος (eidos) yang berarti ‘bentuk’, dan σκοπέω (skopeō) yang berarti ‘melihat’.[1][2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Sir David Brewster memperoleh ide awal pembuatan kaleidoskop pada tahun 1814 dalam penelitiannya mengenai polarisasi cahaya dengan menggunakan kaca.[1] Brewster membuat kaleidoskop pertamanya berbentuk tabung dengan meletakkan sepasang piringan tembus cahaya di satu ujung tabung dan sepasang cermin di ujung lainnya.[2] Di tengah kaleidoskop diletakkan manik-manik sehingga cahaya yang masuk ke dalam kaleidoskop akan memantul dan menghasilkan warna yang disebut Brewster sebagai suatu keindahan optik.[1] Dalam proses paten kaleidoskop, Brewster mengalami kendala dan menyebabkan dirinya merugi karena secara tiba-tiba ada perusahaan yang memproduksi kaleidoskop setelah mengetahui ide penemuannya.[2] Dalam 3 bulan, telah ada ratusan ribu kaleidoskop yang terjual di Inggris dan Prancis.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e Sir David Brewster . 1858 . The Kaleidoscope: Its History, Theory, and Construction . London: John Murray, Albemarle Street
- ^ a b c d e f Pickover, Clifford A. . 2008 . Archimedes to Hawking: Laws of Science and the Great Minds Behind Them . New York: Oxford University Press, Inc. . ISBN 978-0-19-533611-5