Kalibakung, Balapulang, Tegal
![]() | artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Kalibakung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Tegal | ||||
Kecamatan | Balapulang | ||||
Kode pos | 52464 | ||||
Kode Kemendagri | 33.28.04.2003 ![]() | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | 5.000 jiwa | ||||
Kepadatan | ... jiwa/km² | ||||
|
Kalibakung adalah sebuah desa di kecamatan Balapulang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.
Desa Kalibakung mempunyai destinasi wisata dan merupakan desa wisata terbanyak di Kabupaten Tegal, di antaranya adalah Wisata Kesehatan Jamu (WKJ), wisata religi Gowa Santri, dan Wanawisata Hutan Pinus. Berletak di sekitar gunung dan dikelilingi bukit membuat Desa Kalibakung mempunyai hawa yang sejuk dan udara bersih yang belum tercemar. Sejarah Desa Kalibakung pada masa dulu adalah salah satu tempat yang digunakan untuk berlatihnya Angkatan Laut Indonesia yang terkenal dengan Wisata Pemandian Kalibakung dan sekarang menjadi budidaya jamu.
Sejarah Desa Kalibakung menurut sesepuh dari sumber yang dapat diperoleh adalah, pada dahulu kala ada empat orang yang berkebun dan menetap di sebuah bukit. Mereka berempat melakukan kegiatan bercocok tanam, dan karena mereka giat dan rajin, mereka tak menyangka usaha berkebunnya telah menghasilkan sebuah kebun yang sangat besar, sehingga tempat tersebut dinamakan Kebon Gede atau Kebun Besar.
Setelah mereka berempat sekian lama bercocok tanam, mereka juga memelihara seekor kerbau yang sangat besar. Mereka membuat sebuah kandang untuk kerbau tersebut, tetapi karena kerbau yang besar itu merusak kebun mereka, akhirnya mereka memindahkan kerbau tersebut ke atas bukit dan mengangkat kandang kerbau yang berukuran sangat besar hanya dengan jumlah empat orang. Maka dari itu, ada daerah di Kalibakung yang bernama Kandang Gotong (mengangkat kandang).
Pada waktu itu, belum terlintas nama Kalibakung karena nama pertama desa ini adalah Kebon Gede. Awal kisahnya, suatu hari pada malam hari, mereka berempat sedang beristirahat dan mencium aroma bunga yang sangat menyengat. Kemudian mereka mencari sumber harum bunga tersebut dan menemukan sebuah tanaman bunga Bakung yang tumbuh hidup di tengah-tengah Sungai Gangga (Kali Gung). Maka dari itu, mereka menyebut daerah ini sebagai Kalibakung atau sungai Bakung, yaitu sungai yang ditumbuhi bunga Bakung.
Kalibakung itulah namanya setelah itu mereka berpencar, dan dari mereka berempat, kecuali satu orang, pergi ke selatan, barat, dan utara.
Ketiga orang tersebut pergi untuk menunggu kedatangan seorang raja. Dalam perjalanan, mereka menemukan hal yang sangat aneh. Di utara, mereka menemukan sebuah batu besar yang sekarang dinamakan Watu Karut atau Batu Besar. Batu tersebut ada dua buah, tetapi yang terlihat saat ini hanya satu. Mereka juga menemukan sebuah gua yang sangat ajaib. Konon, gua tersebut dapat pindah ke sebuah dimensi saat kita memasukinya. Orang yang pergi ke selatan menemukan sebuah bukit yang sekarang dinamakan Bukit Siwuni, bukit yang konon mengeluarkan cahaya.
Sementara itu, orang yang berjalan ke sebelah barat menemukan batas dari perjalanannya yang hanya bisa sampai di daerah tersebut. Karena kondisinya yang lemah dan tidak bisa melanjutkan perjalanan lagi, maka dari itu ada tempat di Kalibakung yang bernama Dukuh Sampe atau batas tempat tinggal.