Kamal Bamadhaj
Kamal Ahmed Bamadhaj | |
---|---|
Lahir | Kuala Lumpur, Malaysia | 23 Desember 1970
Meninggal | 12 November 1990 Dili, Timor Timur, Indonesia | (umur 19)
Kebangsaan | Selandia Baru |
Pendidikan | Universitas New South Wales |
Pekerjaan | Mahasiswa, pegiat hak asasi manusia |
Kamal Ahmed Bamadhaj (23 Desember 1970 – 12 November 1991)[1] adalah seorang mahasiswa ilmu politik dan aktivis hak asasi manusia, yang terbunuh dalam Pembantaian Dili di Timor Timur pada 12 November 1991.
Dari keturunan Malaysia dan Selandia Baru, dia adalah satu-satunya warga negara asing yang terbunuh ketika tentara Indonesia melepaskan tembakan ke prosesi pemakaman di pemakaman Santa Cruz di Dili. Ia kuliah di Universitas New South Wales di Sydney, Australia, dan bekerja sebagai penerjemah untuk lembaga bantuan Australia yang bekerja di Timor Timur.
Panglima militer Indonesia di Timor Timur, Sintong Panjaitan, yang dicopot dari jabatannya, kemudian melanjutkan studi di Amerika Serikat. Pada tahun 1994, ibu Bamadhaj, Helen Todd, menggugat Panjaitan untuk ganti rugi di pengadilan AS.[2] Namun, dia menolak keputusan pengadilan sebagai 'lelucon'[3] dan kembali ke Indonesia.
Sebuah film tahun 1999, berjudul Punitive Damage, menceritakan kisah perjuangan hukum Todd.