Kampung Adat Balai Kaliki
Kampung Adat Balai Kaliki adalah perkampungan adat di Kanagarian Koto Nan Godang, Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Perkampungan ini dijadikan wisata baru yang berbasis adat dan sejarah. Kampung Adat Balai Kaliki ini merupakan salah satu destinasi wisata budaya dan edukasi di Sumatera Barat yang diresmikan oleh Gubernur Sumbar pada akhir tahun 2019 lalu.[1]Pada tahun 2021 Kampung adat balai Kaliki pernah dinominasikan pada Anugrah Pesona Indonesia (API).[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Dalam sejarahnya, kawasan kampung adat ini awalnya pada abad 17 akhir, merupakan suatu lahan kosong, di mana di daerah itu banyak terdapat kebun kalikih (pepaya) yang rimbun. Perkebunan ini membuat beberapa kaum menempati lahan tersebut.Sejumlah kaum tersebut pada masa itu mulai bercocok tanam dan membuat permukiman di sana, yang kini menjadi kawasan permukinan tradisional Balai Kaliki. Yang pernakuler dan dihuni oleh kaum adat yang masih mempertahankan adat istiadat Minangkabau. Kawasan permukiman tradisional balai kaliki ini sekarang merupakan satu-satunya yang tersisa untuk melaksanakan perjalanan adat Minangkabau yang berada di Payakumbuh.
Konstruksi
[sunting | sunting sumber]Kawasan ini terdiri dari berbagai macam type rumah gadang, karena di diami oleh beberapa macam kaum, yang membuatnya berbeda-beda type rumah gadang untuk kalangan yang berpenghasil yang tinggi mengalami perubahan dari dinding kayu menjadi pasangan batas pesikapur, dan untuk kalangan menengah kebawah pada masa itu membiarkan kondisi rumah gadang termasuk pada zaman sekarang.
Ragam yang terdapat pada kawasan ini masih berpedoman dari Batusangkar dan kolonial dimana kapur masih mendiami beberapa rumah gadang, untuk Corak Profil Rumah gadang memakai type Eropa (Kolonial), dan untuk profil kayu masih memakai type tradisional Minangkabau, setiap Rumah Gadang memiliki Rangkiang yang berfungsi untuk menyimpan beras, bangunan ini untuk beberapa rumah gadang telah hilang. Tatanan kawasan ini terbilang rapi dari kawasan yang lain, ditandai dengan susunan yang terdapat pada kawasan ini dan jarak kawasan dari jalan utama kota, membuat kawasan ini ideal untuk tinggal.
Ada bagian tertentu dari rumah gadang yang dipengaruhi oleh budaya luar. Bagian bawah rumah gadang sudah dibuat dari campuran pasir dengan telur dan sudah hampir semua pakai bata. Dan ada yang campuran dari kapur.
Pada umumnya rumah gadang di Kawasan Tradisional Balai Kaliki telah berusia lebih dari 100 tahun. Hampir keseluruhan rumah gadang terbuat dari kayu dan batu dengan gaya dan ukuran yang beragam. Bentuk dasarnya berupa persegi panjang dengan konstruksi bangunan yang mengembang ke atas. Pada beberapa komponen rumah gadang ada yang telah dilakukan perbaikan maupun penambahan. Seperti perubahan tangga kayu menjadi tangga semen. Perubahan juga terlihat pada penambahan material baru seperti: penambahan kaca, plafon, cat maupun keramik. Tidak hanya pada bangunan rumah gadang, perubahan atau modifikasi yang paling terlihat adalah perubahan lingkungan atau lansekap. Konsep keaslian keruangan pemukiman tradisional Minangkabau sudah mengalami degradasi dan tidak begitu jelas terlihat. Banyak rumah gadang di dalam kawasan ini yang sudah disambung dengan bangunan baru. Perubahan ini terjadi karena beberapa factor seperti pergeseran cara hidup masyarakat, kebutuhan akan ruang hunian baru, material arsitektur asli yang sulit untuk dicari, dan lain sebagainya.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Desa Wisata Balai Kaliki". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 2024-01-12.
- ^ Agency, ANTARA News (2021-06-15). "Kampung Rendang dan Adat Balai Kaliki Payakumbuh masuk nominasi Anugerah Pesona Indonesia 2021". Antara News Sumbar. Diakses tanggal 2024-01-13.