Kapal Pendarat Tank kelas Teluk Bintuni
KRI Teluk Bintuni (520) pada 28 Maret 2016
| |
Tentang kelas | |
---|---|
Nama: | kelas Teluk Bintuni[1] |
Pembangun: | PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) PT Daya Radar Utama PT Bandar Abadi Shipyard |
Operator: | Angkatan Laut Indonesia |
Didahului oleh: | kelas Teluk Gilimanuk |
Dibangun: | 2012-sekarang |
Beroperasi: | 2015–sekarang |
Rencana: | 12 |
Selesai: | 9 |
Aktif: | 9 |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | Kapal Pendarat Tank |
Berat benaman | 2,300 ton |
Panjang | 117–120 m (383 ft 10 in – 393 ft 8 in) |
Lebar | 16–18 m (52 ft 6 in – 59 ft 1 in) |
Tinggi | 11 m (36 ft 1 in) |
Pendorong | |
Kecepatan | 16 knot (30 km/h; 18 mph) |
Jangkauan | 6,240 nmi (11,556 km; 7,181 mi) pada 12 knot (22 km/h; 14 mph) |
Kapasitas |
|
Tentara | 361 |
Awak kapal | 119 total |
Senjata |
|
Pesawat yang diangkut | 2 x Helikopter 10 ton |
Kelas Teluk Bintuni, sebutan Indonesia AT-117M adalah kelas kapal pendarat tank yang dibangun secara lokal untuk Angkatan Laut Indonesia oleh berbagai galangan kapal lokal di Indonesia. Diumumkan bahwa TNI Angkatan Laut bermaksud mengakuisisi total dua belas kapal sekelas dengan beberapa modifikasi dari kapal utama untuk meningkatkan kemampuan kapal.[2]
Desain
[sunting | sunting sumber]Teluk Bintuni memiliki panjang 120 meter (393 ft 8 in), lebar balok berukuran 18 meter (59 ft 1 in), dan tinggi 78 meter (255 ft 11 in) dengan draft 3 meter (9 ft 10 in). Kapal ini mampu menampung 476 penumpang, termasuk awak, bersama 10 tank tempur utama Leopard 2 dan sebuah helikopter. Kapal tersebut didesain mampu bertahan di laut selama 20 hari.[3]
Dengan awak 119 orang, terdiri dari 113 pelaut dan 6 awak helikopter, kapal ini memiliki bobot perpindahan 2.300 ton dan kecepatan maksimum 16 knot (30 km/jam; 18 mph). Kapal ini dipersenjatai dengan senjata pertahanan ringan berupa meriam Bofors 40 mm dan dua senapan mesin berat 12,7 mm.[4]
Kapal tersebut juga dapat mengangkut empat perahu LCVP, dan dilengkapi dengan crane untuk bongkar muat kargo.[5]
Kapal di kelasnya
[sunting | sunting sumber]Nama | Nomor lambung | Pembuat | Peletakan lunas | Diluncurkan | Ditugaskan | Status |
---|---|---|---|---|---|---|
Varian 120M dengan hanggar | ||||||
Teluk Bintuni | 520 | PT Daya Radar Utama | 18 Juni 2013 | 27 September 2014 | 17 Juni 2015 | Aktif |
Varian 117M tanpa hanggar | ||||||
Teluk Kendari | 518 | PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero) | 31 Juli 2012 | 26 September 2014 | 7 Desember 2020 | Aktif |
Teluk Kupang | 519 | 31 Juli 2012 | 17 Januari 2017 | 7 Desember 2020 | Aktif | |
Teluk Lada | 521 | PT Daya Radar Utama | 20 April 2016 | 28 Juni 2018 | 26 Februari 2019 | Aktif |
Teluk Weda | 526 | PT Bandar Abadi Shipyard | 19 Desember 2019 | 27 Februari 2021 | 26 Oktober 2021 | Aktif |
Teluk Wondama | 527 | 19 Desember 2019 | 27 Februari 2021 | 26 Oktober 2021 | Aktif | |
Varian 117M dengan hanggar | ||||||
Teluk Youtefa | 522 | PT Daya Radar Utama | 10 Juli 2017 | 15 Mei 2019 | 12 Juli 2021 | Aktif |
Teluk Palu | 523 | 10 Juli 2017 | 1 Juni 2019 | 9 Maret 2022 | Aktif | |
Teluk Calang | 524 | 10 Juli 2017 | 19 Agustus 2019 | 8 Agustus 2022 | Aktif |
Sejarah operasional
[sunting | sunting sumber]Pada Januari 2018, saat latihan pendaratan angkatan laut di Selat Berhala, Teluk Bintuni mendapat sinyal dari kapal tunda yang sedang dibajak oleh bajak laut. Kapal tersebut meluncurkan LCVP dan menangkap para pembajak.[6] Ia kemudian membawa perbekalan ke daerah-daerah yang terkena dampak gempa dan tsunami Sulawesi pada tahun 2018.[7]
Pada bulan Agustus 2019, Teluk Lada diberangkatkan untuk menyelamatkan sandera di atas kapal MV Mina Sejati, kapal penangkap ikan cumi dengan 36 awak yang dibajak oleh beberapa awaknya sendiri di lepas pantai Tual, Maluku.[8][9] Mina Sejati kemudian ditemukan kosong oleh Teluk Lada, dengan sebelas orang yang selamat bersaksi bahwa tiga awak kapal telah membantai yang lain.[10]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Indonesia to acquire two more amphibious landing ships".
- ^ "Senilai Rp360 Miliar, Kemhan Order Dua LST Teluk Bintuni Class Ke PT Bandar Abadi". 15 April 2019.
- ^ Retaduari, Elza Astari (19 June 2015). "Ini KRI Teluk Bintuni, Kapal Angkut Tank Leopard Buatan Dalam Negeri". detiknews. Diakses tanggal 18 September 2019.
- ^ "KRI Teluk Bintuni, Kapal Angkut Tank Terbaru TNI AL". Satu Harapan. 19 September 2014. Diakses tanggal 18 September 2019.
- ^ Fadillah, Ramadhan. "KRI Bintuni, kapal produksi dalam negeri pengangkut Tank Leopard". Merdeka. Diakses tanggal 18 September 2019.
- ^ Indrawan, Aditya Fajar (25 January 2018). "KRI Teluk Bintuni Gagalkan Perompakan di Perairan Selat Berhala". detiknews. Diakses tanggal 18 September 2019.
- ^ "KRI Teluk Bintuni Angkut 70 Ton Bantuan Korban Gempa ke Palu". SINDOnews.com. 10 October 2018. Diakses tanggal 18 September 2019.
- ^ "TNI AL Berusaha Kuasai KM Mina yang Dibajak". Republika. 20 August 2019. Diakses tanggal 19 September 2019.
- ^ "TNI AL Kirim KRI Teluk Lada Selamatkan Sandera KM Mina Sejati". CNN Indonesia. 18 August 2019. Diakses tanggal 19 September 2019.
- ^ "Duduk Perkara Pembantaian ABK KM Mina Sejati, 23 Orang Termasuk Pembantai Hilang Misterius". KOMPAS. 23 August 2019. Diakses tanggal 19 September 2019.