Kapal selam kelas Nagapasa
KRI Nagapasa (403)
| |
Tentang kelas | |
---|---|
Nama: | kelas Nagapasa |
Pembangun: | * Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering[1] |
Operator: | Angkatan Laut Indonesia |
Didahului oleh: | kelas Cakra |
Biaya: | *$373 juta[3] per kapal (Batch-1 kelas Nagapasa, April 2011)
|
Bertugas: | 2017–sekarang |
Rencana: | 6[5] |
Selesai: | 3 |
Aktif: | 3 |
Ciri-ciri umum | |
Jenis | Kapal selam serbu |
Berat benaman | 1,400 tons (saat di permukaan) |
Panjang | 613 m (2.011 ft 2 in) |
Lebar | 63 m (206 ft 8 in) |
Sarat air | 55 m (180 ft 5 in) |
Pendorong | |
Kecepatan |
|
Jangkauan |
|
Daya tahan | 50 hari |
Kedalaman uji coba | 500 m (1.600 ft) |
Awak kapal | Lebih dari 40[6] |
Sensor dan sistem pemroses |
|
Senjata |
|
Kelas Nagapasa merupakan varian yang ditingkatkan dari kelas Chang Bogo, yang juga dikenal sebagai Chang Bogo yang Disempurnakan. Kapal-kapal tersebut dibangun oleh Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering (DSME) Korea Selatan dan PT PAL Indonesia. [7] Kelas ini dinamai menurut senjata Indrajit, Nagapash (Sanskerta: नागपाश, translit: nāgapāśa, lit. 'tali ular' ).
Pengembangan
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Desember 2011, DSME memenangkan kontrak untuk membangun tiga kapal selam kelas Chang Bogo seberat 1.400 ton untuk Indonesia dengan biaya $1,07 miliar.[8] Pembangunan kapal selam dimulai pada bulan Januari 2012 untuk pengiriman pada tahun 2015 dan 2016, dan untuk ditugaskan pada paruh pertama tahun 2018. Kapal selam tersebut dilengkapi dengan torpedo dan peluru kendali.[9][10] Kapal selam tersebut digambarkan sebagai model asli Korea, lebih besar dan lebih canggih daripada Tipe 209/1300 Indonesia yang diperbarui.[3] Awalnya kapal selam yang ditawarkan akan menjadi kapal selam Angkatan Laut Republik Korea yang masih beroperasi.[11] Penjualan tersebut akan dilakukan tanpa keterlibatan perusahaan Jerman.[12] Korea Selatan adalah satu-satunya negara di luar Jerman yang secara mandiri menawarkan kapal selam Tipe 209 untuk dijual. Indonesia juga ditawari dua kapal selam Tipe 209 yang dibuat dengan lisensi dan diproduksi oleh sekelompok perusahaan Turki (SSM - Wakil Sekretaris Industri Pertahanan) dan Jerman (HDW/ThyssenKrupp), sebuah kesepakatan yang dilaporkan bernilai $1 miliar.[13] SSM juga menawarkan sewa kapal selam Tipe 209 hingga kapal selam baru dapat selesai dibangun.[12] Tawaran tersebut telah digantikan oleh kontrak kapal selam DSME. Pada awal tahun 2012, perusahaan pertahanan Korea LIG Nex1 memamerkan rangkaian terbaru sensor kapal selam, sistem tempur kapal selam, dan torpedo berat serta torpedo berpemandu kawat yang dikembangkan di Indonesia untuk penggunaan potensial oleh pasukan kapal selam Angkatan Laut Indonesia.[14] Kapal selam ini dilengkapi dengan Sonar Wartsila ELAC LOPAS dan susunan sonar sayap, sistem Pegaso RESM Indra, dan radar pencegat probabilitas rendah Aries,[15] Sistem manajemen platform terintegrasi MAPPS L3[16] dan sistem navigasi inersia Sigma 40XP Safran.[17]
Pada tahun 2019, Korea Selatan menandatangani kontrak lain senilai US$1,02 miliar untuk menjual tiga kapal selam seberat 1.400 ton ke Indonesia[4] dan akan didukung melalui perjanjian pinjaman.[18] Namun, pemerintah Indonesia mempertimbangkan kembali kontrak tersebut pada April 2020.[19]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada taun 2011, Korea Selatan menerima pesanan tiga kapal selam kelas Nagapasa dari Kementerian Pertahanan Indonesia. Ini adalah kegiatan ekspor kapal selam pertama bagi Korea Selatan. Pada 3 Agustus 2017, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd. membangun KRI Nagapasa 403 di Korea dan mengirimkannya ke Angkatan Laut Indonesia.
Kapal selam kelas ini dapat berlayar 19.000 km dari Busan ke Los Angeles tanpa henti. Kapal selam kelas ini memiliki delapan peluncur torpedo dan sistem senjata terbaru. Angkatan Laut Indonesia akan memesan kepada perusahaan Italia Whitehead Sistemi Subacquei untuk membuat Black Shark.
Kapal selam kelas ini direncanakan untuk beroperasi setidaknya selama 30 tahun.
Kapal ketiga akan dibangun dalam bentuk blok-blok di Galangan Kapal Okpo dan akhirnya akan dirakit di negara Indonesia di galangan kapal PT PAL dengan dukungan teknis dari Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering.[20]
Rudal Harpoon UGM-84 akan dipasang. Sonar aktif pasif Atlas Electronics CSU-90 Hull akan dipasang.
Tiga kapal selam kelas ini berharga senilai US$75.000.000
Pada November 2018, Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering menerima tiga pesanan tambahan.
Kapal di kelasnya
[sunting | sunting sumber]Nama | Nomor lambung | Pembangun | Dipesan | Peletakan lunas | Diluncurkan | Ditugaskan | Status |
---|---|---|---|---|---|---|---|
Batch I
| |||||||
Nagapasa | 403 | DSME | 21 Desember 2011 | 9 April 2015 | 24 Maret 2016 | 2 Agustus 2017 | Dalam layanan aktif |
Ardadedali | 404 | DSME | 21 Desember 2011 | 2014 | 24 Oktober 2016 | 25 April 2018 | Dalam layanan aktif |
Alugoro | 405 | DSME, PT PAL | 21 Desember 2011 | 2016 | 11 April 2019 | 6 April 2021 | Dalam layanan aktif |
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Franz-Stefan Gady (2016-03-29). "South Korea Launches First Indonesian Stealth Submarine". The Diplomat. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-02.
- ^ a b "Korea wins $1 bil. Indonesian deal". Korea Times. December 20, 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal September 28, 2013.
- ^ a b "S. Korea signs contract to export 3 submarines to Indonesia". Yonhap News Agency. 12 April 2019. Diakses tanggal 12 April 2019.
- ^ Rahwat, Ridzwan (12 April 2019). "Indonesia signs USD1 billion contract for three follow-on SSKs to Nagapasa class". Jane's 360. Diakses tanggal 7 February 2020.
- ^ Vavasseur, Xavier (August 9, 2019). "First Indonesian-Built Submarine to Soon Reinforce TNI AL Fleet". Naval News.
- ^ Gady, Franz-Stefan (15 April 2019). "Indonesia, South Korea Ink $1 Billion Contract for 3 Diesel-Electric Submarines". The Diplomat. Diakses tanggal 7 February 2020.
- ^ Post, The Jakarta. "RI orders 3 submarines worth $1b in regional 'catch-up'".
- ^ "South Korea Exports Submarines to Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-21.
- ^ "Sagem navigation system selected by DSME of South Korea for Indonesian submarines". November 25, 2013.
- ^ "Defense & Security Intelligence & Analysis: IHS Jane's - IHS". articles.janes.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-09. Diakses tanggal 2020-09-14.
- ^ a b "Hürriyet Daily News". Hürriyet Daily News.
- ^ "Hürriyet Daily News". Hürriyet Daily News.
- ^ Batik Photography (18 January 2012). "Presentasi LIG Nex1.mp4" – via YouTube.
- ^ "Indra to implement its technology in Indonesia's type 209 submarines for more than €10M | Indra". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-12-19. Diakses tanggal 2014-12-19.
- ^ "Archived copy" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2014-01-02. Diakses tanggal 2014-01-01.
- ^ "Sagem navigation system selected by DSME of South Korea for Indonesian submarines". 25 November 2013.
- ^ "DSME to deliver three more submarines to Indonesia | Jane's 360". Janes360. 12 April 2019. Diakses tanggal 12 April 2019.
- ^ Dominguez, Gabriel (18 March 2021). "Indonesian Navy receives first-ever locally assembled submarine". Janes (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-03-19.
- ^ "Pertama di ASEAN, PT PAL Bakal Luncurkan Kapal Selam Karya Anak Bangsa". OPINI.ID. Diakses tanggal 2019-04-03.