Lompat ke isi

Karangtengah, Batur, Banjarnegara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Karangtengah
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBanjarnegara
KecamatanBatur
Kode pos
53456
Kode Kemendagri33.04.16.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
Peta
Peta
Peta
Koordinat:


Karangtengah adalah desa di kecamatan Batur, Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini berjarak sekitar 10 Km dari ibu kota kecamatan Batur atau 52 Km dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara. Desa Karangtengah berada di Kawasan Dataran Tinggi Dieng di antara Gunung Pagerkandang dengan Gunung Merdada. Di desa ini pula terdapat Pos Pengamatan Gunung Api Dieng untuk memantau gas beracun CO² dari Kawah Timbang.

Batas wilayah

[sunting | sunting sumber]

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Desa Kepakisan
Timur Desa Dieng Kulon
Selatan Desa Bakal
Barat Desa Kepakisan

Administrasi

[sunting | sunting sumber]

Pembagian wilayah

[sunting | sunting sumber]

Desa Karangtengah terbagi menjadi 3 dusun, diantaranya:

  1. Dusun Karangtengah
  2. Dusun Pawuhan
  3. Dusun Simpangan

Sebagian besar mata pencaharian warga desa ini bertumpu pada sektor pertanian, terutama budidaya sayur. Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi sampingan ekonomi warga setempat. Di desa ini terdapat Tourism based community (TBC) atau wisata berbasis komunitas. Di desa ini pula terdapat pengolahan panas bumi (Geothermal) yang dikelola PT. Geo Dipa Energy dengan kapasitas 1 x 60 Mwe yang sering mendapat keluhan warga karena dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]
  • Tlaga Merdada terlatak di sebelah timur Dusun Karangtengah yang merupakan telaga terbesar di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Telaga ini terbentuk dari sisa kawah Gunung Merdada yang terisi air hujan. Pada musim penghujan, air telaga akan penuh dan saat musim kemarau akan menyusut hingga terlihat lumpur di dara telaga.
  • Dusun Pawuhan di Desa Karangtengah menjadi tujuan wisata. Dusun ini memang memiliki nama unik. Pawuhan diartikan sebagai “tempat sampah”. Nama ini tentu tidak muncul begitu saja. Para penghuninya percaya bahwa nama itu telah ada pada zaman Kerajaan Kalingga yang memang berpusat di kawasan tersebut. Konon, Kalingga memiliki peternakan gajah yang merupakan binatang kesayangan putri raja. Pawuhan merupakan tempat pembuangan kotoran gajah tersebut. Makanya, tanah di dusun ini terkenal subur karena humus dari kotoran gajah tersebut.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]