Kauman, Kauman, Ponorogo
Kauman | |
---|---|
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Kabupaten | Ponorogo |
Kecamatan | Kauman |
Kode pos | 63451 |
Kode Kemendagri | 35.02.12.2016 |
Luas | ... km² |
Jumlah penduduk | ... jiwa |
Kepadatan | ... jiwa/km² |
Kauman adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Sejarah Desa Kauman
Berdasarkan riwayat tutur masyarakat setempat, tokoh yang memulai babad alas (membuka hutan) adalah Mbah Solo (Ki Bekel Wiryodikromi Niti) yang diperkirakan dari Karaton Surakarta Hadiningrat. Makam Mbah Solo terletak di Pesarean Kedung Pawon, Damar, Kauman. Selain itu muncul nama Mbah Dulah Srengat sebagai cikal-bakal Kauman yang dimakamkan di Pesarean Oro-oro. Di samping itu pada periode Kabupaten Sumoroto muncul tokoh Kyai Mukarom yang menyebarkan agama Islam di Kauman. Berikut sekilas cerita tuturnya:
Ketika Bupati Blora masih temanten baru, sudah begitu agak lama istrinya belum juga bisa rukun atau atut (dalam bahasa jawa). Akhirnya mencari cara (minta sroyo) dalam bahasa jawa menyuruh kepada aparat Kabupaten supaya mencari di mana ada orang yang pandai dan mampu untuk dimintai bantuan. Akhirnya Kanjeng Bupati mendengar berita bahwa di daerahnya ada orang yang linuwih yaitu Kyai Mukarom. Lalu Beliau tidak sabar agi segera menyuruh datang Kyai Mukarom. Sesudah Kyai Mukarom datang, Bupati memerintah/menugaskan untuk memberi jampi–jampi/upaya spiritual supaya nurut dan mau dekat dengan Sang Bupati. Akhirnya Kyai Mukarom mau melaksanakan perintah. Untuk itu Kyai Mukarom dengan ilmunya nyipta Sima (membuat macan gadungan), pamrihe/terkandung maksud garwane Sang Bupati ketakutan dan mau mendekat kepada Sang Bupati. Tetapi ternyata salah dugaannya, begitu istri Bupati melihat Sima/Macan berteriak histeris karena ketakutan dan lari tunggang langgang mendekat dan memeluk Kyai Mukarom, dan tidak memeluk pada garwane yaitu Kanjeng Bupati. Kanjeng Bupati begitu tahu peristiwa tersebut akhirnya punya prasangka buruk/curiga pada Kyai Mukarom, selanjutnya Bupati marah dan menyuruh Kyai Mukarom untuk pergi meninggalkan tempat. Perjalanan Kyai Mukarom dari Kabupaten Blora menuju ke suatu daerah yang arahnya di sebelah barat Gunung Wilis.kyai Mukarom membuka lahan (bahasa Jawa babat alas). Lahan yang dibuka tadi diberi nama dukuh Damar. Mengapa dinamakan dukuh Damar karena hati Sang Kyai masih samar karena masih ada rasa takut dari ancaman Kanjeng Bupati Blora. Karena masih ada rasa was–was, Kyai Mukarom terus pindah–pindah dan akhirnya menetap di Desa Kauman, karena tempat itu dihuni oleh komunitas orang–orang Islam (para ulama) yang berada di sebelah barat alun–alun Sumoroto. Di situ ada Masjid Agung yang didirikan pada masa memerintahan Bupati Sumoroto yang bernama Raden Tumenggung Somanegara ± tahun 1813. Sedang Kyai Mukarom itulah yang menjadi kyai pertama di Desa Kauman Kecamatan Kauman ex. Kawedanan Sumoroto (dalam sejarah pemerintah Kabupaten Ponorogo). Kyai Mukarom di makamkan di dukuh Merbot.
Di sebelah utara Masjid Kauman ada desa (sekarang dusun) Kepekan, dan di situ ada makam/pesarehan Kyai Patih Sumoroto yang bernama Kyai Haji Djoyodiwiryo. Kyai Mukarom sebagai pengulu pertama dan tokoh pendidikan agama, setelah meninggal dimakamkan di belakang Masjid Agung Kauman.
Dalam sejarah Desa Kauman, Kecamatan Kauman ini yang menjadi Lurah/Kepala Desa yaitu :
1. Mbah Cokro
2. Joyonadi
3. Kyai Poncodrono, mulai tahun 1913
4. Kyai Poncolesono
5. Murmorejo
6. Sodikoen
7. Mangunsastro
8. Joyokromo / Sirin
9. Saman mulai tahun 1946
10. Kusnandar
11. Gunung Wiro Sumarto
12. Amien Suyono
13. Pranyata
14. Poniman
15. Moelyono
Desa Kauman terdiri dari 6 pedukuhan: Sejeruk, Merbot, Tengah, Kepekan, Tamanan, Banyuarum.
Penyunting: Izzuddin R. Fahmi