Keberagaman warisan dunia
Keberagaman warisan budaya adalah berbagai bentuk peninggalan material dan nonmaterial yang mencerminkan identitas, nilai, tradisi, dan praktik khas dari berbagai kelompok masyarakat di seluruh dunia. Warisan ini mencakup artefak, situs arkeologi, seni, bahasa, adat istiadat, ritual, musik, tari, hingga pengetahuan tradisional yang diwariskan dari generasi ke generasi. Keberagaman tersebut mencerminkan kekayaan kreativitas manusia yang dipengaruhi oleh faktor geografis, sejarah, agama, dan interaksi lintas budaya.[1] Dalam konteks global, keberagaman warisan budaya tidak hanya menjadi sumber kebanggaan bagi komunitas asalnya tetapi juga aset penting bagi peradaban dunia yang harus dilestarikan dan dihormati.[2] Dengan menghargai keberagaman warisan budaya, masyarakat dapat memperkuat toleransi, saling pengertian, dan rasa hormat terhadap perbedaan yang ada.
Hakikat Keberagaman Warisan Budaya
[sunting | sunting sumber]Hakikat keberagaman warisan budaya terletak pada peranannya sebagai cerminan identitas kolektif dan ekspresi kreativitas manusia yang terbentuk melalui interaksi sejarah, sosial, dan lingkungan.[3][4] Keberagaman ini meliputi berbagai elemen budaya, baik material seperti bangunan bersejarah dan artefak, maupun nonmaterial seperti tradisi, bahasa, dan pengetahuan lokal.[5][6] Warisan budaya yang beragam menjadi aset penting bagi pembentukan jati diri komunitas serta sarana untuk memperkuat toleransi dan saling pengertian antarbangsa.[7] Dengan melestarikan keberagaman ini, masyarakat global tidak hanya menjaga kekayaan masa lalu, tetapi juga menciptakan fondasi untuk keberlanjutan nilai-nilai kemanusiaan di masa depan.
Wujud Keberagaman Warisan Budaya
[sunting | sunting sumber]- Situs Arkeologi Situs arkeologi, seperti Machu Picchu di Peru atau Borobudur di Indonesia, merupakan peninggalan fisik dari masa lalu yang mencerminkan sejarah, budaya, dan teknologi masyarakat pada zamannya. Situs-situs ini memberikan wawasan tentang kehidupan kuno dan menjadi bukti penting perjalanan peradaban manusia.
- Bangunan Bersejarah dan Arsitektur Bangunan seperti Taj Mahal di India atau Colosseum di Italia mencerminkan keahlian teknik, nilai estetika, dan tradisi budaya masyarakat yang membangunnya. Struktur ini sering kali menjadi simbol identitas nasional atau religius.
- Tradisi Lisan Tradisi lisan meliputi cerita rakyat, legenda, dan epik yang diwariskan secara turun-temurun. Contohnya adalah Hikayat Panji dari Indonesia yang diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Tradisi ini penting untuk menjaga nilai, moral, dan sejarah budaya lokal.
- Bahasa Bahasa lokal atau tradisional merupakan bagian penting dari identitas budaya. Contohnya adalah bahasa Quechua di Andes atau bahasa Ainu di Jepang yang mencerminkan pandangan dunia dan cara hidup komunitas yang menggunakannya.
- Seni dan Kerajinan Tradisional Seni seperti batik dari Indonesia atau kerajinan tangan seperti karpet Persia mencerminkan kreativitas dan teknik unik yang diwariskan dari generasi ke generasi. Seni ini juga menjadi sumber penghidupan bagi banyak komunitas.
- Ritual dan Perayaan Ritual seperti tarian kecak di Bali atau perayaan Day of the Dead di Meksiko mencerminkan kepercayaan, nilai, dan tradisi spiritual masyarakat. Perayaan ini sering kali menjadi momen penting untuk memperkuat identitas kolektif.
- Lanskap Budaya Lanskap budaya seperti wilayah pegunungan Alpen di Swiss atau terasering sawah di Bali menggabungkan elemen alam dan budaya. Lanskap ini mencerminkan hubungan manusia dengan lingkungan serta cara mereka memanfaatkannya untuk kehidupan sehari-hari.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "UNESCO - Intangible Heritage Home". ich.unesco.org (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-12-12.
- ^ Smith, L; Akagawa, N (2009). Intangible Heritage. Routledge.
- ^ Muhammad Awad Allah RIFAI, Ansar (2018-06-01). "A strategy for marketing cultural heritage as an entry point to achieve sustainable human development for the advancement of the Egyptian economy". International Journal of Multidisciplinary Studies on Management, Business, and Economy (dalam bahasa Inggris). 1 (1): 7–8. doi:10.21608/ijmsbe.2018.182900. ISSN 2735-5446.
- ^ Habibi, Zaki (2018). "Reshaping Organic Space by Creative Collective in George Town, Malaysia".
- ^ Gargaro, Silvia; Cigola, Michela; Gallozzi, Arturo; Fioravanti, Antonio (2018). "Cultural Heritage Knowledge Context - A model based on Collaborative Cultural approach": 205–214. doi:10.52842/conf.ecaade.2018.2.205.
- ^ Gaber, J. A.; Youssef, S. M.; Fathalla, K. M. (2023-12-05). "THE ROLE OF ARTIFICIAL INTELLIGENCE AND MACHINE LEARNING IN PRESERVING CULTURAL HERITAGE AND ART WORKS VIA VIRTUAL RESTORATION". ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences (dalam bahasa Inggris). X-1/W1-2023: 185–190. doi:10.5194/isprs-annals-X-1-W1-2023-185-2023. ISSN 2194-9050.
- ^ Carbone, Fabio (2019-01-02). "Post-multicultural challenges for cultural heritage managers and museums in the age of migrations". Museum Management and Curatorship (dalam bahasa Inggris). 34 (1): 2–23. doi:10.1080/09647775.2018.1498298. ISSN 0964-7775.