Kaum minoritas
Minoritas ialah kelompok sosial yang tak menyusun mayoritas populasi total dari voting dominan secara politis dari suatu kelompok masyarakat tertentu.Keanggotaan kelompok minoritas biasanya didasarkan pada perbedaan karakteristik atau praktik yang dapat diamati, seperti: etnis (etnis minoritas), ras (minoritas ras), agama (minoritas agama), orientasi seksual (minoritas seksual), atau disabilitas.[1] Memanfaatkan kerangka interseksionalitas, penting untuk mengenali bahwa seorang individu dapat secara bersamaan memegang keanggotaan dalam beberapa kelompok minoritas (misalnya minoritas ras dan agama).[2] Demikian juga, individu juga dapat menjadi bagian dari kelompok minoritas dalam hal beberapa karakteristik, tetapi bagian dari kelompok dominan dalam hal orang lain.
Istilah "kelompok minoritas" sering diterapkan bersama dengan wacana hak asasi manusia dan hak kolektif yang mengemuka pada abad ke-20.
Terminologi "minoritas" juga sering diasosiasikan dengan "yang lain". Istilah itu muncul karena adanya stigmatisasi dan objektivikasi mayoritas terhadap “yang lain”. Budi Hardiman dalam karyanya Massa, Terror, dan Trauma melihat “yang lain” sebagai kelompok yang termarginalkan secara sosial, seperti kaum minoritas dan homoseksual. Dalam konteks beragama dan berkepercayaan, “yang lain” dikonstruksikan sebagai mereka yang beragama non-mayoritas, seperti umat Kristiani di lingkungan Muslim atau sebaliknya, dan beragama mayoritas tetapi dengan latar belakang yang berbeda, seperti Ahmadiyah, Islam Liberal, dan sebagainya.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ George, Ritzer (2014-01-15). Essentials of sociology. Los Angeles. ISBN 9781483340173. OCLC 871004576.
- ^ Laurie, Timothy; Khan, Rimi (2017), "The Concept of Minority for the Study of Culture", Continuum: Journal of Media & Cultural Studies, 31 (1): 3, doi:10.1080/10304312.2016.1264110
- ^ Hardiman, F Budi. 2011. Massa, Teror dan Trauma – Menggeledah Negativitas Masyarakat Kita. Yogyakarta: Lamalera.