Kepulauan Karimunjawa
Geografi | |
---|---|
Lokasi | Laut Jawa |
Koordinat | 5°49′9″S 110°27′32″E / 5.81917°S 110.45889°E |
Kepulauan | Kepulauan Sunda Besar |
Jumlah pulau | 27 |
Pulau besar | Karimunjawa, Kemujan, Parang, Nyamuk |
Luas | 71 km2 |
Pemerintahan | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Kabupaten | Jepara |
Kecamatan | Karimunjawa |
Kependudukan | |
Penduduk | 9.514 jiwa (2017)[1] |
Kepadatan | 134 jiwa/km2 |
Info lainnya | |
Zona waktu | |
Situs resmi | karimunjawa |
Karimunjawa adalah kepulauan di Laut Jawa yang termasuk dalam Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dengan luas daratan ±1.500 hektare dan perairan ±110.000 hektare, Karimunjawa kini dikembangkan menjadi pesona wisata Taman Laut yang mulai banyak digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.
Menurut legenda lokal, Karimunjawa ditemukan oleh Sunan Nyamplungan. Kala itu, Sunan Muria memerintahkan Amir Hasan ke sebuah pulau yang terlihat kremun-kremun (kabur) dari puncak Gunung Muria untuk mengembangkan ilmu agamanya. Karena terlihat kremun-kremun, akhirnya pulaunya dinamai "Karimunjawa" hingga kini.[2]
Amir Hasan kelak dikenal sebagai Sunan Nyamplungan karena menanam tanaman Nyamplung di sana, yang ternyata bermanfaat sebagai pemecah angin.[3]
Ekosistem
[sunting | sunting sumber]Sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimunjawa ditetapkan oleh pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Karimunjawa adalah rumah bagi terumbu karang, hutan bakau, hutan pantai, serta hampir 400 spesies fauna laut, di antaranya 242 jenis ikan hias. Beberapa fauna langka yang berhabitat disini adalah Elang Laut Dada Putih, penyu sisik, dan penyu hijau.
Tumbuhan yang menjadi ciri khas Taman Nasional Karimunjawa yaitu dewadaru (Crystocalyx macrophyla) yang terdapat pada hutan hujan dataran rendah.
Ombak di Karimunjawa tergolong rendah dan jinak, dibatasi oleh pantai yang kebanyakan adalah pantai pasir putih halus.
Geografis
[sunting | sunting sumber]Karimunjawa terletak di Laut Jawa, utara Jepara, Jawa Tengah. Kepulauan ini terdiri dari 27 pulau:
- Yang berpenghuni:
- Karimunjawa
- Kemujan
- Nyamuk
- Parang
- Genting
- Yang tidak berpenghuni:
- Menjangan Besar
- Menjangan Kecil
- Cemara Besar
- Cemara Kecil
- Geleyang (30 ha)
- Burung
- Bengkoang (92 ha)
- Kembar (11,2 ha)
- Katang (2,8 ha)
- Krakal Besar (2,8 ha)
- Krakal Kecil (2,8 ha)
- Sintok
- Mrican
- Tengah
- Pinggir
- Cilik (2 ha)[4]
- Gundul
- Seruni
- Tambangan
- Cendekian
- Kumbang (8,8 ha)
- Mencawakan (atau Pulau Menyawakan).
Sosial budaya
[sunting | sunting sumber]Selain alamnya, faktor penduduk dan tradisinya membuat wisata Karimunjawa memiliki daya tarik wisata yang dikagumi para pelancong. Jika kita ingin mengunjungi wisata Karimunjawa ada baiknya kita mengetahui lebih dalam apa saja budaya yang terdapat di wisata Karimunjawa. Penduduk wisata Karimunjawa beragam, tetapi mayoritas dipenuhi oleh suku Jawa. Oleh karenanya, berbagai macam kebudayaan dan adat istiadat sering kali mengunakan adat Jawa.
Penduduk
[sunting | sunting sumber]Karimunjawa berpenduduk lebih dari 8.733 jiwa (2011) di lima pulau yang berpenghuni. Tiga suku utama yang menghuni Karimunjawa adalah suku Jawa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, peternak, pedagang, dan pengusaha yang memproduksi alat kebutuhan rumah tangga serta alat untuk berlaut, suku Bugis kebanyakan adalah pelaut andal sehingga berprofesi sebagai nelayan, dan suku Madura yang juga berprofesi sebagai nelayan, tetapi memiliki kelebihan membuat ikan kering.
Pendidikan di Karimunjawa sudah menjangkau sampai tingkat SMU. Selain memiliki sekitar 10 SD (lima di Karimun, tiga di Kemujan dan masing-masing satu di Parang dan Genting), Karimunjawa juga memiliki satu SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), dan SMK Negeri jurusan Budidaya Rumput Laut serta Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan yang merupakan sekolah gratis, serta satu Madrasah Aliyah di Penghujan.
Transportasi
[sunting | sunting sumber]Transportasi paling umum digunakan untuk ke Karimunjawa adalah kapal dari Semarang dan Jepara. Dari Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, kapal Kartini I (kapal cepat) berangkat setiap Sabtu pukul 9 pagi ke Karimunjawa dan kembali dari Karimunjawa setiap Minggu siang, lama penyebrangan 2-3 jam.
Dari Pelabuhan Pantai Kartini, Jepara terdapat Kapal Muria yang berangkat setiap dua hari sekali, lama penyeberangan kapal ekonomi ini +/- 6 jam pelayaran. Perlu diperhatikan untuk jadwal kapal dari pelabuhan Jepara biasanya berangkat hari Selasa, Kamis, Sabtu jam 9 pagi dan dari Karimunjawa menuju Jepara Rabu, Jumat, Minggu jam 8 pagi. Jadwal ini bisa berubah sesuai dengan cuaca atau ombak di laut Jawa. Seandainya terjadi gelombang tinggi, pihak perhubungan di pelabuhan tidak akan memberikan izin pelayaran, dan jadwal keberangkatan kapal akan berubah mengikuti perubahan cuaca. Pelabuhan Jepara juga bisa membawa mobil dan motor untuk diseberangkan ke Karimunjawa.
Jalur udara dapat ditempuh dari Bandara Ahmad Yani, Semarang menuju Bandar Udara Dewa Daru di Pulau Kemujan dengan pesawat sewa jenis CASA 212 yang disediakan oleh PT. Wisata Laut Nusa Permai (Kura-Kura Resort). Waktu tempuh kurang lebih 30 menit.
Pariwisata
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Karimunjawa memiliki banyak tempat wisata, di antaranya yaitu:
Wisata alam
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Karimunjawa memiliki beberapa tempat wisata alam, yaitu:
- Kolam Hiu, di Desa Karimunjawa (Pulau Menjangan Besar)
- Legon Lele, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Bukit Love, di Desa Karimunjawa Dusun Jatikerep (Pulau Karimunjawa)
- Bukit Nyamplungan, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Bukit Joko Tuo, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Tracking Hutan Mangrove, di Desa Kemojan (Pulau Kemujan)
- Pantai Batu Karang Pengantin, di Desa Kemojan Dukuh Karanglawang (Pulau Kemujan)
- Pantai Ujung Gelam, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Pantai Batu Topeng, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Pantai Barakuda, di Desa Kemojan (Pulau Kemujan)
- Pantai Nirwana, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Pantai Bobi, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
Wisata kuliner
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Karimunjawa memiliki beberapa tempat wisata kuliner, yaitu:
- Karimunjava Culinary Centre, di Desa Karimunjawa (Dekat Alun-Alun Karimunjawa)
Wisata religi
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Karimunjawa memiliki beberapa tempat wisata religi, yaitu:
- Makam Sunan Nyamplungan, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Makam Sayid Kambang, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
- Makam Sayid Abdullah, di Desa Karimunjawa (Pulau Karimunjawa)
Kuliner khas Karimunjawa
[sunting | sunting sumber]Masakan
[sunting | sunting sumber]Masakan khas Karimunjawa, adalah:
Minuman
[sunting | sunting sumber]Minuman khas Karimunjawa, adalah:
- Wedang Blung
- Wedang jahe
- Es Kelapa Rainbow
Jajanan
[sunting | sunting sumber]Jajanan khas Karimunjawa, adalah:
- Klepon Alang-Alang
- Jenang Krimun
- Pisang panggang
Oleh-oleh
[sunting | sunting sumber]Oleh-oleh khas Karimunjawa, adalah:
- Gereh Iwak Teri
Julukan
[sunting | sunting sumber]Kepulauan Karimunjawa memiliki beberapa julukan, di antaranya:
- Karimunjawa, Pulau Liburan
Karimunjawa sangat cocok di jadikan liburan, setelah berbulan-bulan disibukan oleh pekerjaan, sehingga Karimunjawa bisa menyegarkan pikiran. Di Karimunjawa seakan liburan sepanjang waktu, dikarenakan alamnya yang indah nan eksotis.
- Karimunjava, The Paradise of Java
Karimunjawa terdapat alam yang masih hijau, alami dan asri. Keasrianya itu menjadikan wisatawan betah di Karimunjawa karena suasana yang ramah masyarakatnya, udara masih bersih, bagaikan surganya Pulau Jawa karena masih masuk dalam administrasi Pulau Jawa.
- Karimunjava, Caribbean van Java
Keindahan Kepulauan Karimunjawa keindahanya seperti di Karibia. Karimunjawa mempunyai kesamaan lain dengan Karibia yaitu terdiri dari beberapa pulau kecil, oleh karena itu Belanda memberi julukan sebagai Caribbean van Java.
Perencanaan
[sunting | sunting sumber]Perencanaan yang bisa meningkatkan wisatawan berkunjung, adalah:
- Membangun Karimunjava Zoo seperti Bali Zoo
- Membangun Perkampungan dengan Rumah Adat Khas Jepara seperti di Mareokoco Semarang ataupun Rumah warga dianjurkan berbentuk Rumah adat khas Jepara dengan Genteng Wuwuhan dan Depan Rumah warga harus ada Pagar Candi Bentar seperti di Mantingan
- Membangun Alun-Alun Karimunjawa agar rapi dan bersih serta tidak semrawut oleh PKL, dengan cara membangun sentra kuliner di dekat Alun-Alun Karimunjawa
- Mencopot Gawang yang ada di Alun-Alun Karimunjawa, membangun stadion mini dan memindahkan mistar gawang ke stadion mini, supaya Alun-Alun Karimunjawa hanya untuk Upacara, Event, dan sarana publik.
- Warga disarankan menggunakan pakaian adat jawa setiap hari-hari tertentu
- Membeli Kapal selam seperti di Bali untuk wisatawan yang ingin melihat terumbu karang Karimunjawa tapi tidak bisa menyelam
- Membangun kabel listrik bawah laut yang dapat mengaliri listrik dari Jepara ke Karimunjawa selama 24 jam serta kabel fiber optik untuk akses internet di Karimunjawa
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Tabel III.1.1 Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Jepara 2017". Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara. 2018-07-11. Diakses tanggal 2019-08-06.
- ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2011-06-06. Archived from the original on 2011-06-06. Diakses tanggal 2020-09-06.
- ^ Komunikasi, Oleh Biro. "Mengungkap Pesona Karimunjawa". Kemenko Kemaritiman dan Investasi RI. Diakses tanggal 2020-09-06.
- ^ "Pulau Cilik - Situs Resmi TN Karimunjawa". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-04-09. Diakses tanggal 2012-03-20.