Lompat ke isi

Kersana, Brebes

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kersana
Peta lokasi Kecamatan Kersana
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
Pemerintahan
 • CamatMuhammad Salahudin SIP[1]
Populasi
 • Total63,139 Jiwa (2.009) jiwa
Kode Kemendagri33.29.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3329120 Edit nilai pada Wikidata
Desa/kelurahan13
Peta
PetaKoordinat: 6°55′42″S 108°51′30″E / 6.92833°S 108.85833°E / -6.92833; 108.85833

Kersana (bahasa Jawa: ꦏꦼꦂꦱꦤ; Sunda: ᮊᮨᮁᮞᮔ) adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, Indonesia. Desa ini terletak di wilayah barat di jalur tengah Brebes yang cukup strategis karena sebagai daerah penghubung ke wilayah Brebes bagian selatan melalui Banjarharjo, serta akses menuju Ciledug Jawa Barat. Terdapat bekas pabrik gula yang sudah tidak beroperasi peninggalan penjajahan Hindia Belanda beserta kompleks perumahaannya yang masih dihuni oleh karyawan PG Tersana Baru unit Ketanggungan Barat. Hal ini menunjukan bahwa wilayah Kersana dijadikan Belanda sebagai daerah perkebunan tebu pada zaman dahulu dan dipimpin oleh seorang demang, karena wilayahnya merupakan tanah partikelir milik perusahaan Belanda. Kersana juga dikenal sebagai Ketanggungan Barat menunjuk nama stasiun Kereta Api yang masih terpakai sampai saat ini.

Etimologi

[sunting | sunting sumber]

Ada tiga bersaudara bernama R.Safii, R.Wangsanangga dan R.Singawinata. Ketiga orang tersebut turun dari pertapaan. R.Safii ke Karawang, R.Wangsanangga ke Cikeusal dan R.Singawinata ke Kareo yang sekarang menjadi desa Dukuh Tengah ( sebelah selatan Ketanggungan ). Setelah bertahun - tahun berpisah dengan saudara saudaranya, ketiga orang bersaudara itu mengadakan pertemuan di sebuah tempat yang bernama Cikeusal. Pada pertemuan ketiga bersaudara itu diadakanlah musyawarah dan mendapat suatu kesepakatan atau perjanjian yaitu Sapapait Samamanis ( sama sama pahit sama sama manis ), pahit atau manis dipikul bersama dalam satu perjuangan melawan penjajah yaitu Belanda.

R.Wangsanangga ditugaskan untuk melakukan kekacauan/pemberontakan terhadap pemerintah Belanda di daerah Brebes sampai ke daerah Kuningan. Dalam perundingan ketiga bersaudara tersebut telah disepakati bahwa yang dapat menangkap atau mengalahkan R.Wangsanangga hanya oleh R.Safii atau R Singawinata.

Maka terjadilah pemberontakan yang sangat kuat sehingga pemerintahan Belanda di daerah tersebut. Pusat pimpinan pemberontak terletak di Cikeusal dan sebagai panglimanya yaitu Ki Malangjiwa dari Cikuya, Ki Sangla dari Malahayu, Raksabala dari Bumihieum ( sekarang bernama desa Kubangjati/Ketanggungan),Ki Saragula dari Lemah Abang (Tanjung).

Karena tidak ada yang bias memadamkan pemberontakan maka pemerintah Belanda mengadakan sayembara. Isi dari sayembara tersebut adalah ” Barang siapa yang dapat menangkap pemimpi pemberontakan yaitu R.Wangsanangga akan diberi hadiah semintanya”. Mendengar berita sayembara dari pemerintah Belanda, R.Safii dari Karawang dan R.Singawinata dari tanah Kareo mendaftarkan diri untuk mengikuti sayembara dari pemerintah Belanda. Kedua orang tersebut bersatu melawan pemberontak dan akhirnya kepala pemberontak tersebut dapat di kalahkan.

Tiga orang bersaudara tersebut telah memegang perjanjian ”Sapapait Samamanis”. Karena telah dapat mengalahkan R.Wangsanangga maka R.Safii dan R.Singawinata mendapat hadiah sakersane ( semaunya ) dari pemerintahan Belanda, maka dimintanya oleh R.Safii dan R.Singawinata sebidang tanah.

Pemerintah Belanda memberikan sebidang tanah yang diminta seluas 41/3 pal persegi. Penyerahan hadiah dilaksanakan bulan November 1813 oleh Gubernur Jenderal Raffles di daerah Ketanggungan Barat sekarang bernama Kersana. Oleh R. Safii dan putranya (R.Singosari Sayidina Panatayuda) tanah Kersana diberikan kepada R. Singawinata dan R.Wangsanangga. Putra R.Safii (R.Singosari Sayidina Panatagama) menikah dengan putri dari R.Wangsanangga (R.A.Dumeling) yaitu pada tahun 1809. R.Singosari Sayidina Panatagama berganti nama menjadi Kanjeng Adipati Aria Singosari Panatayuda I dan R.Singawinata diangkat menjadi Demang di Kersana.

Geogarafi

[sunting | sunting sumber]
Stasiun KA Ketanggungan Barat

Wilayah Kecamatan Kersana merupakan dataran rendah yang cukup landai dengan ketinggian 11 meter di atas permukaan laut, yang sebagian besar adalah tanah daratan yang digunakan sebagai hunian, serta untuk sektor pertanian dan perkebunan.

Utara Kecamatan Tanjung
Timur Kecamatan Ketanggungan
Selatan Kecamatan Banjarharja
Barat Kecamatan Tanjung

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Penduduk Kecamatan Kersana sebagian besar adalah suku Jawa yang menggunakan Bahasa Jawa Brebes, serta suku sunda yang menggunakan bahasa Sunda Brebes. Namun terdapat juga suku pendatang seperti keturuann thionghoa yang sebagian besar sebagai pedagang, serta keturunan suku Madura. Sebagian besar memeluk agama Islam disamping hidup rukun juga pemeluk Kristen, Katolik, Budha serta Khonghucu.

Wisata kuliner

[sunting | sunting sumber]

Kampung Alang-alang, Rujak Belut (Mbah Ribut), Baso Royal, Baso Dengkil, Mpal Gentong, Mendoan, Pusat oleh-oleh Telur Asin dan Bawang Merah.

Sebagian besar penduduk Kecamatan Kersana menggunakan bahasa Jawa dialek Brebes, atau biasa disebut dengan Bahasa Jawa Brebes. Di Kecamatan ini, terdapat juga penduduk yang menggunakan Bahasa Sunda yang biasanya dikenal sebagai Bahasa Sunda Brebes, yaitu di Desa Kradenan, Desa Pende, dan Desa Sindangjaya. Sementara itu ada satu desa yang masyarakatnya secara bersamaan menggunakan dua bahasa yaitu Bahasa Sunda Brebes serta Bahasa Jawa yang biasanya dikenal dengan Bahasa Jawa Brebes yaitu Desa Kubangpari. Atas fenomena ini, boleh dikatakan secara kultur, merupakan suatu ciri yang unik apabila dikaji lebih lanjut mengenai pengaruh penggunaan bahasa di wilayah ketiga desa ini dikaitkan dengan kebudayaan yang memengaruhi yaitu budaya Sunda dan budaya Jawa.

Sarana dan prasarana

[sunting | sunting sumber]
  1. Puskesmas Kecamatan
  2. Stasiun Kereta Api (Jakarta - Cirebon - Jogjakarta)
  3. Sport Hall (Lapangan Tenis, Sepak Bola, Voli & Badminton)
  4. Pasar Kecamatan
  5. Pasar Pagi di Cigedog
  6. Mini market Alfamart (dekat MTs Subulul Ikhsan) dan Indomaret (dekat Perempatan Pasar Kersana)
  7. POM Bensin di Jl. Pemuda sebelah barat SMK N 1 Kersana
  8. Bank BRI

Transportasi

[sunting | sunting sumber]
  • Becak hampir di setiap pasar ada atau di pangkalan
  • Delman dari: Kersana-Ciampel-Jagapura-Ketanggungan-Pende-Sindangjaya-Banjarharjo
  • Mikrolet Biru muda(telor asin) Tujuan/Via: Banjarharjo-Kradenan-Kubangpari-Cikandang-Cigedog-Kersana-Tanjung
  • Mikrolet Kuning + Biru Tujuan/Via: Ciledug-Kersana-Ciampel-Jagapura-Ketanggungan

Sarana pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Terdapat beberapa sekolah menengah baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta, antara lain:

  1. SMP Negeri 1 Kersana di Jagapura ( Sekolah Standar Nasional/SSN )
  2. SMP Negeri 2 Kersana, di Kubangpari
  3. SMP Negeri 3 Kersana, di Limbangan
  4. SMP Ma'arif Fathurrohmah, di Kubangpari ( SMP Pondok Pesantren Fathurrohmah)
  5. MTs Subulul Ikhsan di Jl. Pemuda - Ciampel
  6. MTs Ma'arif NU 9 di Pende
  7. SMA Negeri 1 Kersana, di Cigedog
  8. SMK Negeri 1 Kersana di Jagapura
  9. SMK Bisma Kersana di Desa Limbangan
  10. MA Subulul Ikhsan di Jl. Pemuda - Ciampel
  11. Pondok Pesantren Fathurrohmah di Desa Kubang Pari
  12. MA Terpadu Fathurrohmah ( ponpes fathurrohmah kubangpari)
  13. SMK Bina Bangsa Jl. Tanjung Banjarharjo - Kersana

Bangunan Heritage

[sunting | sunting sumber]
  1. Kompleks eks Pabrik Gula ( Ketanggoengan West Suiker Fabriek)
  2. Stasiun KA Ketanggungan Barat

Desa/kelurahan

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]