Lompat ke isi

Ki Ageng Widyanto Suryo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ki Ageng Widyanto Suryo Bawono
Lahir15 Juni 1949
Indonesia Wonogiri, Jawa Tengah
Meninggal9 Juli 2011
Indonesia Surakarta, Jawa Tengah
Tempat tinggalIndonesia
Warga negaraIndonesia
PekerjaanPengusaha

Ki Ageng Widyanto Suryo Bawono (15 Juni 1949 – 9 Juli 2011) adalah pengusaha asal Wonogiri, Jawa Tengah dan pemilik usaha waralaba Bakso Lapangan Tembak Senayan. Ki Ageng Suryo merintis usahanya dari pedagang bakso pikulan hingga menjadi pengusaha waralaba dengan 140 restoran di seluruh Indonesia. Ia meninggal dunia di Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu 9 Juli 2011, pada umur 62 tahun.

Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
  • SMP Solo (1965 - 1967)
  • STM 1 Solo (1968 - 1970)

Perjalanan Bisnis

[sunting | sunting sumber]

Widyanto telah memulai karirnya sebagai penjual bakso pikulan (asongan) sejak duduk di kelas 2 SMP pada tahun 1966 di Kota Solo. Setelah tamat STM 1 di Solo, Widyanto merantau ke Jakarta tahun 1971 dengan bekal uang Rp.1.200. Di Jakarta dia melanjutkan profesinya sebagai pedagang bakso keliling. Setiap hari keluar masuk gang memikul dagangannya. Beberapa tahun kemudian, Widyanto mengganti angkring dengan gerobak dorong. Di siang hari, Widyanto berkeliling dari gang ke gang di kawasan Petamburan, Slipi, Pejompongan dan Gelora Senayan. Lalu pada malam hari, Widyanto berjualan di kawasan Lapangan Tembak Senayan. Kemudian, di Lapangan Tembak itu, Widyanto mendapat pelanggan tetap baksonya. Maka, sejak 1982 Widyanto akhirnya memutuskan berjualan setiap hari di luar pagar kompleks Lapangan Tembak Senayan. Pelanggannya pun semakin banyak, di antaranya para atlet pelatnas atletik, bulu tangkis, renang, dan menembak. Hingga akhirnya, tahun 1983, Widyanto dipersilahkan mendorong gerobak baksonya ke dalam kompleks. Bahkan akhirnya diizinkan membuka warung kecil di lokasi parkir. Sejak itulah bakso Jawa itu dikenal masyarakat pelanggan dengan sebutan Bakso Lapangan Tembak Senayan.

Kemudian, Widyanto dimudahkan membuka beberapa gerai di lingkungan Senayan. Selain di halaman Gedung Bulutangkis, dia diizinkan menyewa lahan untuk buka warung bakso di Kelurahan Lapangan Tembak Senayan yang ditempatinya hingga sekarang. Sampai akhirnya, dia pun mengembangkan usaha bakso menjadi waralaba (franchise) Bakso Lapangan Tembak Senayan. Sampai Widyanto wafat pada hari Sabtu 9 Juli 2011, usaha baksonya telah memiliki 140 cabang di seluruh Indonesia dan memecahkan rekor Muri sebagai cabang restoran bakso terbanyak.

Catatan kaki

[sunting | sunting sumber]