Kirig, Mejobo, Kudus
Kirig | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Tengah | ||||
Kabupaten | Kudus | ||||
Kecamatan | Mejobo | ||||
Kode pos | 59381 | ||||
Kode Kemendagri | 33.19.05.2004 | ||||
Luas | 5,56 km² | ||||
Jumlah penduduk | 4619 jiwa | ||||
Kepadatan | 830 jiwa/km² | ||||
|
Kirig adalah desa di kecamatan Mejobo, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia.Di ini terdiri dusun yaitu Krapyak, kirig kidul, karang jomplang,Jangkrik.
LEGENDA DESA KIRIG ASAL USUL NAMA KIRIG ASAL USUL DESA KIRIG Dahulu kala sebelum bernama kirig, desa ini merupakan padukuhan kecil yang bernama dukuh “pandak”. Adapun dukuh pandak itu bermula dari seorang tokoh yang bernama Galuh Mahesadiro yang bergelar Sido Branti yang membuka lahan padukuhan sendiri.Asal muasal tokoh tersebut tak diketahui. Dia mulai mebuka padukuhan kecil hasil dia babat alas glagah (sebelum padukuhan dibuka banyak sekali pohon glagah). Tak lama kemudian banyak sekali pendatang dari berbagai dukuh lain yang ikut membuka lahan baru dan babat alas glagah berdatangan semakin banyak sehingga padukuhan yang semula kecil menjadi semakin meluas dan banyak dihuni oleh penduduk. Padukuhan pandak lama kelamaan menjadi padukuhan yang ramai dihuni oleh penduduk yang hidup rukun saling bekerjasama gotong royong membangun padukuhan tersebut dan belum mengangkat seorang kepala desa atau demang pada saat itu. Tidak berapa lama tokoh yang kita kenal sebagai mbah sido branti wafat dan di makamkan di tengah-tengah dukuh tersebut yang kita kenal sebagai pesarean mbah sido branti. Sepeninggal mbah sido branti penduduk padukuhan pandak tidak memiliki tokoh panutan yang menjadi panutan dan pemimpin dukuh yang kemudian bedasarkan rembug pendudukan memilih seorang pemimpin desa yang disebut dengan demang. Yang terpilih menjadi demang saat itu adalah seorang tokoh dari keturunan raja mataram bernama seco legowo, dengan menyandang sebutan demang seco legowo. Padukuhan pandak dalam kepemimpinan demang seco legowo berlangsung beberapa waktu dalam kehidupan damai dan sejahtera. Selang setelah kepemimpina seco legowo berakhirkemudian digantikan oleh putranya yang bernama Mukhamad Masri yang bergelar Maulono Hadiwijoyo atau yang sering disebut dengan Kilono Hadiwijoyo menjadi demang didukuh pandak. Dia suka mencari ikan di rawa grinting wetan . Ki demang Kilono Hadiwijoyo adalah seoarng demang yang kaya dan sakti. Dan kesktiannya termasyhur di wilayah saat itu, bahkan kesaktiannya termasyhur sampai ke wilayah mataram. Raja mataram pada saat itu mengetahui bahwa ki demang Kilono Hadiwijoyo yang sakti itu masih merupakan keturunan mataram sehingga ada seorang wanita mataram yang bernama Dewi Siti Nursiyah hendak menguji Kilono Hadiwijoyo yang sakti itu dan Dewi Siti Nursiyah segera mengirimkan nawala surat kepada Kilono Hadiwijoyo yang isinya agar ki demang segera menyerahkna seluruh hartanya kepada Dewi Siti Nursiyah. Setelah menerima nawala surat itu ki demang pergi bersemedi menenangkan diri dan mendekatkan diri kepada allah disebelah timur pandak atau yang sekarang bernama dusun jelak (jebulne lakon / wangsit). Dewi siti nursiyah beserta pasukannya menyamar menjadi perampok yang hendak mengambil seluruh harta demang Kilono Hadiwijoyo. Maka terjadilah perkelahian antara keduanya. Kilono Hadiwijoyo yang sakti memperlihatkan kesaktiannya dengan izin allah meka seketika medan perseteruan menjadi banjir darah dan tenggelamlah Dewi Siti Nursiyah dan prajuritnyya. Melihat banjir darah Dewi Siti Nursiyah dan prajuritnya takut sekali yang dalam bahasa jawanya kirig-kirig..(takut sekali melihat kejadian itu) Melihat dewi siti nursiyah dan prajuritnya akan tenggelam maka ki demang segera menolongnya dan menyuruh Dewi Siti Nursiyah segera bertaubat. Sejak kejadian inilah desa ini diberi nama “KIRIG”. Setelah mengetahui maksud dari Dewi Siti Nursiyah maka ki demang segera minta maaf apalagi setelah mereka memperkenalkan diri bahwa masih satu keturunan dari mataram.