Kodifikasi (linguistik)
Dalam sosiolinguistik, kodifikasi adalah proses pemilihan dan penormaan kode bahasa yang akan difungsikan di masyarakat sebagai acuan bahasa baku.[1] Kodifikasi berfungsi mematok dan mengerangkai norma kebahasaan yang berlaku pada saat tertentu,[2] serta menerbitkan hasil keputusan tersebut dalam kamus, tata bahasa, dan publikasi normatif lainnya.[3] Kodifikasi biasanya berhubungan dengan pembentukan ideologi benar-salahnya bahasa, yaitu bentuk-bentuk yang disetujui secara normatif dianggap benar dan yang lain dianggap salah.[4] Kegiatan kodifikasi dapat menjadi puncak dari proses-proses standardisasi yang berlangsung secara alami.[5]
Pemilihan kodifikasi bisa didasarkan pada keputusan arbitrer si kodifikator, yaitu pada dasarnya berkarakter preskriptif.[6] Dalam kasus lain, kodifikasi difondasikan pada analisis saksama terhadap fenomena linguistik dan cara berfungsinya bahasa dalam lingkungan sosial, yang dijadikan dasar deskriptif untuk pembentukan model preskripsi yang layak.[7]
Pembedaan terminologis antara istilah norma dan kodifikasi dikembangkan dan dijabarkan oleh para anggota Aliran Praha.[8]
Fungsi kodifikasi
[sunting | sunting sumber]Andrzej Markowski membedakan tujuh fungsi kodifikasi:[9]
- pengukuhan (stabilisasi) – menstabilkan dan mengukuhkan norma bahasa selama periode tertentu;
- promosi – jika dalam norma bahasa ada berbagai-bagai bentuk alternatif, kodifikasi cenderung mementingkan salah satunya, menyebabkan varian tersebut menjadi lebih kukuh dan menggantikan yang lain secara bertahap;
- penyusunan norma – memperkenalkan nomenklatur untuk bidang pengetahuan atau teknologi baru; namun, hal ini tidak berlaku bagi kosakata umum dari bahasa baku, yang bentuknya seharusnya bergantung pada praktik penggunaan bahasa yang sudah ada;
- penghambatan – menolak sebagian unsur bahasa umum atau menyetujuinya sebagai bentuk yang cocok untuk ragam informal saja;
- perlindungan – melindungi bahasa terhadap unsur yang dinilai tidak sesuai dengan model-modelnya, misalnya dengan menolak pinjam terjemah;
- pendukungan – memengaruhi stabilisasi model sistemis tertentu;
- pemodelan – kodifikasi solusi bahasa tertentu menyebarkan pola yang belum cukup didukung oleh model-model sistemis.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Sutarma & Sadia (2013), hlm. 124
- ^ Markowski (2005), hlm. 60-64
- ^ Kraus (2017)
- ^ Walsh (2016), hlm. 8
- ^ Abdel Al (1996), hlm. 23
- ^ Markowski (2005), hlm. 67
- ^ Markowski (2005), hlm. 67
- ^ Kraus (2017)
- ^ Markowski (2005), hlm. 60-64
Kepustakaan
[sunting | sunting sumber]- Sutarma, I Gusti Putu; Sadia, I Ketut (2013-07). Penggunaan bahasa Indonesia di industri pariwisata: studi kasus perencanaan bahasa pada industri pariwisata Bali. Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora. 3. ISSN 2580-5622.
- Markowski, Andrzej (2005). Kultura języka polskiego. Teoria. Zagadnienia leksykalne (dalam bahasa Polski). Warsawa. ISBN 83-01-14526-9.
- Kraus, Jiří (2017). "KODIFIKACE". Dalam Karlík, Petr; Nekula, Marek; Pleskalová, Jana. Nový encyklopedický slovník češtiny (dalam bahasa Cheska).
- Walsh, Olivia (2016). Linguistic Purism: Language Attitudes in France and Quebec. IMPACT: Studies in Language and Society (dalam bahasa Inggris). 41. Amsterdam: John Benjamins Publishing Company. doi:10.1075/impact.41. ISBN 9789027258335.
- Abdel Al, Mariam (1996). "Wpływ polityki językowej na procesy standardyzacyjne (na przykładzie Łużyc i Śląska)". Dalam Siatkowska, Ewa; Molas, Jerzy. Sprawy łużyckie w ich słowiańskich kontekstach: materiały z sesji młodych sorabistów (dalam bahasa Polski). Warszawa: Instytut Filologii Słowiańskiej Uniwersytetu Warszawskiego. ISBN 9788390577258.