Komunisme pra-Marxis
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Artikel ini merupakan bagian dari seri mengenai: |
Komunisme |
---|
Karl Marx menganggap komunisme primitif sebagai keadaan awal manusia sebagai pemburu-pengumpul. Bagi Marx, hak milik pribadi baru muncul setelah umat manusia mampu menghasilkan surplus.
Gagasan masyarakat tanpa kelas dan negara yang didasarkan pada kepemilikan barang dan kekayaan bersama sudah ada dalam pemikiran Barat jauh sebelum diterbitkannya Manifesto Komunis. Beberapa orang menilik kembali gagasan-gagasan komunis ke zaman kuno, seperti Pythagoreanisme dan The Republic karya Plato; atau (mungkin dengan lebih banyak justifikasi) pada Gereja perdana, seperti yang disebutkan dalam Kisah Para Rasul (lihat komunisme Kristen). Upaya lain untuk mendirikan masyarakat komunistik telah dilakukan oleh kelompok Eseni dan sekte gurun Yudea.
Muntzer juga memimpin sebuah gerakan Komunis Anabaptis besar selama terjadinya Perang Petani Jerman.
Pada abad ke-16, penulis Inggris Sir Thomas More menggambarkan sebuah masyarakat yang berdasarkan pada kepemilikan barang bersama dalam risalahnya Utopia, di mana para pemimpin mengurusnya dengan menggunakan akal budi.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Daniel Roche, La France des Lumières (Paris 1993).