Lompat ke isi

Kota cerdas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Skenario mobilitas cerdas dan berkelanjutan
Gambaran kota cerdas

Kota cerdas (bahasa Inggris: smart city) merupakan suatu konsep perencanaan, penataan dan pengelolaan kota yang saling berkaitan dalam semua aspek kehidupan untuk mendukung masyarakat yang cerdas, berpendidikan, memiliki moral serta peningkatan kualitas hidup warga negaranya. Tujuan kota cerdas adalah untuk menciptakan perencanaan dan pengembangan pada suatu kota yang layak huni, maju dan modern sehingga meningkatkan produktivitas daerah, daya saing ekonomi dan pembangunan fondasi pada suatu kota atau negara. [1]

Aspek kota cerdas menurut Frost dan Sullivan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut[1]

  1. Tatakelola pemerintahan
  2. Tatakelola energi
  3. Manajemen bangunan
  4. Cerdas mobilitas, infrastuktur, teknologi, layanan kesehatan serta warganya

Terminologi

[sunting | sunting sumber]

Terminologi kota cerdas adalah sebagai berikut:[1]

  1. Menurut Caragliu, A., dkk dalam Schaffers, 2010 mendefinisikan kota cerdas adalah kota yang mampu mengelola SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi serta kualitas kehidupan yang tinggi dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
  2. Menurut Giffinger (2010) dalam Jung Hoon (2014) mendefinisikan kota cerdas merupakan kota dengan investasi modal manusia dan sosial, transportasi (tradisonal),infrastruktur komunikasi modern serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup tinggi serta diimbangi dengan manajemen SDA yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang partisipatif.
  3. Menurut Cohen Boyd, 2013 mendefinisikan kota cerdas adalah sebuah pendekatan yang luas dan menyatu untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian sebuah kota, meningkatkan kualitas hidup penduduknya serta menumbuhkan ekonomi daerahnya.

Pengumpulan data untuk mewujudkan kota pintar

[sunting | sunting sumber]

Kota pintar juga dikonsep menggunakan model OSI yang tersusun dari abstraksi 'lapisan'. Kota pintar dibangun dengan menghubungkan infrastruktur publik kota dengan sistem aplikasi kota dan melewatkan data yang dikumpulkan melalui tiga lapisan yaitu lapisan persepsi, lapisan jaringan, dan lapisan aplikasi. Sistem aplikasi kota pintar menggunakan data untuk membuat keputusan yang lebih baik saat mengontrol infrastruktur kota yang berbeda. Lapisan persepsi adalah tempat data dikumpulkan di seluruh kota pintar menggunakan sensor. Data ini dapat dikumpulkan melalui sensor seperti kamera, RFID, atau penentuan posisi GPS. Lapisan persepsi mengirimkan data yang dikumpulkannya menggunakan transmisi nirkabel ke lapisan jaringan. Lapisan jaringan bertanggung jawab untuk mengangkut data yang dikumpulkan dari lapisan persepsi ke lapisan aplikasi. Lapisan jaringan menggunakan infrastruktur komunikasi kota untuk mengirim data yang dapat dicegat oleh penyerang. Karena itu lapisan data harus bertanggung jawab menjaga kerahasiaan data dan informasi yang dikumpulkan. Lapisan aplikasi bertanggung jawab untuk memproses data yang diterima dari lapisan jaringan. Lapisan aplikasi menggunakan data yang diprosesnya untuk membuat keputusan tentang bagaimana mengontrol infrastruktur kota berdasarkan data yang diterimanya.[2][3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c Oris Krianto Sulaiman, Abdurrozzaq Hasibuan (2019). "SMART CITY, KONSEP KOTA CERDAS SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA, DI KOTA-KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA UTARA". SMART CITY, KONSEP KOTA CERDAS SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA, DI KOTA-KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA UTARA. 14: 127–135. 
  2. ^ Su, Kehua; Li, Jie; Fu, Hongbo (September 2011). "Smart city and the applications". 2011 International Conference on Electronics, Communications and Control (ICECC): 1028–1031. doi:10.1109/ICECC.2011.6066743. ISBN 978-1-4577-0320-1. 
  3. ^ Zhao, Kai; Ge, Lina (December 2013). "A Survey on the Internet of Things Security". 2013 Ninth International Conference on Computational Intelligence and Security: 663–667. doi:10.1109/CIS.2013.145. ISBN 978-1-4799-2549-0. 
Daftar pustaka

Bacaan lanjutan

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]