Kota cerdas
Kota cerdas (bahasa Inggris: smart city) merupakan suatu konsep perencanaan, penataan dan pengelolaan kota yang saling berkaitan dalam semua aspek kehidupan untuk mendukung masyarakat yang cerdas, berpendidikan, memiliki moral serta peningkatan kualitas hidup warga negaranya. Tujuan kota cerdas adalah untuk menciptakan perencanaan dan pengembangan pada suatu kota yang layak huni, maju dan modern sehingga meningkatkan produktivitas daerah, daya saing ekonomi dan pembangunan fondasi pada suatu kota atau negara. [1]
Aspek kota cerdas menurut Frost dan Sullivan pada tahun 2014 adalah sebagai berikut[1]
- Tatakelola pemerintahan
- Tatakelola energi
- Manajemen bangunan
- Cerdas mobilitas, infrastuktur, teknologi, layanan kesehatan serta warganya
Terminologi
[sunting | sunting sumber]Terminologi kota cerdas adalah sebagai berikut:[1]
- Menurut Caragliu, A., dkk dalam Schaffers, 2010 mendefinisikan kota cerdas adalah kota yang mampu mengelola SDM, modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi serta kualitas kehidupan yang tinggi dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
- Menurut Giffinger (2010) dalam Jung Hoon (2014) mendefinisikan kota cerdas merupakan kota dengan investasi modal manusia dan sosial, transportasi (tradisonal),infrastruktur komunikasi modern serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas hidup tinggi serta diimbangi dengan manajemen SDA yang bijaksana melalui tata pemerintahan yang partisipatif.
- Menurut Cohen Boyd, 2013 mendefinisikan kota cerdas adalah sebuah pendekatan yang luas dan menyatu untuk meningkatkan efisiensi pengoperasian sebuah kota, meningkatkan kualitas hidup penduduknya serta menumbuhkan ekonomi daerahnya.
Pengumpulan data untuk mewujudkan kota pintar
[sunting | sunting sumber]Kota pintar juga dikonsep menggunakan model OSI yang tersusun dari abstraksi 'lapisan'. Kota pintar dibangun dengan menghubungkan infrastruktur publik kota dengan sistem aplikasi kota dan melewatkan data yang dikumpulkan melalui tiga lapisan yaitu lapisan persepsi, lapisan jaringan, dan lapisan aplikasi. Sistem aplikasi kota pintar menggunakan data untuk membuat keputusan yang lebih baik saat mengontrol infrastruktur kota yang berbeda. Lapisan persepsi adalah tempat data dikumpulkan di seluruh kota pintar menggunakan sensor. Data ini dapat dikumpulkan melalui sensor seperti kamera, RFID, atau penentuan posisi GPS. Lapisan persepsi mengirimkan data yang dikumpulkannya menggunakan transmisi nirkabel ke lapisan jaringan. Lapisan jaringan bertanggung jawab untuk mengangkut data yang dikumpulkan dari lapisan persepsi ke lapisan aplikasi. Lapisan jaringan menggunakan infrastruktur komunikasi kota untuk mengirim data yang dapat dicegat oleh penyerang. Karena itu lapisan data harus bertanggung jawab menjaga kerahasiaan data dan informasi yang dikumpulkan. Lapisan aplikasi bertanggung jawab untuk memproses data yang diterima dari lapisan jaringan. Lapisan aplikasi menggunakan data yang diprosesnya untuk membuat keputusan tentang bagaimana mengontrol infrastruktur kota berdasarkan data yang diterimanya.[2][3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Oris Krianto Sulaiman, Abdurrozzaq Hasibuan (2019). "SMART CITY, KONSEP KOTA CERDAS SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA, DI KOTA-KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA UTARA". SMART CITY, KONSEP KOTA CERDAS SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PERKOTAAN KABUPATEN/KOTA, DI KOTA-KOTA BESAR PROVINSI SUMATERA UTARA. 14: 127–135.
- ^ Su, Kehua; Li, Jie; Fu, Hongbo (September 2011). "Smart city and the applications". 2011 International Conference on Electronics, Communications and Control (ICECC): 1028–1031. doi:10.1109/ICECC.2011.6066743. ISBN 978-1-4577-0320-1.
- ^ Zhao, Kai; Ge, Lina (December 2013). "A Survey on the Internet of Things Security". 2013 Ninth International Conference on Computational Intelligence and Security: 663–667. doi:10.1109/CIS.2013.145. ISBN 978-1-4799-2549-0.
- Daftar pustaka
- Hollands, R. G (2008). "Will the real smart city please stand up?". City. 12 (3): 303–320. doi:10.1080/13604810802479126.
- Komninos, N. (2008). Intelligent Cities and Globalisation of Innovation Networks. Routledge. ISBN 9780415455923.
- Komninos, N. (2009). "Intelligent cities: towards interactive and global innovation environments". International Journal of Innovation and Regional Development. 1 (4): 337. doi:10.1504/ijird.2009.022726.
- Dept Business (2013). "Smart cities – background paper" (PDF). UK Government Department for Business, Innovation and Skills. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 3 November 2014. Diakses tanggal 3 November 2014.
Bacaan lanjutan
[sunting | sunting sumber]- Shepard, Mark (2011). Sentient City: Ubiquitous Computing, Architecture, and the Future of Urban Space. New York City. Architectural League of New York. ISBN 978-0262515863.
- Batty, M.; et al. (2012). "Smart Cities of the Future". European Physical Journal ST. 214: 481–518. Bibcode:2012EPJST.214..481B. doi:10.1140/epjst/e2012-01703-3 .
- Anastasia Stratigea (2012). The Concept of 'Smart' Cities – Towards Community Development?.
- Townsend, Antony (2013). Smart Cities: Big Data, Civic Hackers, and the Quest for a New Utopia. W. W. Norton & Company. ISBN 978-0393082876.
- Moir, E.; Moonen, T.; Clark, C. (2014). "What are future cities – origins, meaning and uses" (PDF). Foresight Future of Cities Project and Future Cities Catapult.
- LaFrance, Adrienne (10 July 2015). "When You Give a Tree an Email Address". The Atlantic.
- Mohanty, Saraju (July 2016). "Everything You wanted to Know about Smart Cities" (PDF). IEEE Consumer Electronics Magazine. 6 (3): 60–70. doi:10.1109/MCE.2016.2556879.
- Kamila Borsekova (2016). "The Power of Communities in Smart Urban Development". Procedia - Social and Behavioral Sciences. 223: 51–57. doi:10.1016/j.sbspro.2016.05.289.
- Cavada, M.; et al. (2016). "Do smart cities realise their potential for lower carbon dioxide emissions?". Proceedings of the Institution of Civil Engineers – Engineering Sustainability. 169 (6): 243–252. doi:10.1680/jensu.15.00032.
- "Smart Cities Technology Roadmap". Alliance for Telecommunications Industry Solutions. April 2017. Diakses tanggal 28 July 2017.
- Saraju Mohanty, Everything You wanted to Know about Smart Cities, IEEE Distinguished Lecture 2017, IEEE CE Society Webinar, 5 October 2017.
- Viitanen, J.; Kingston, R. (2014). "Smart cities and green growth – outsourcing democratic and environmental resilience to the global technology sector". Environment and Planning A. 46 (4): 803–819. doi:10.1068/a46242.
- DelSignore, M.; Riether, G. (2018) Urban Machines: Public Space in a Digital Culture, ISBN 978 8898 774 289, an overview of the impact of Information Technology and vision of a possible future – as challenge for architects.
- Andrea Caragliu, Chiara D Bo, KarimaKourtit, PeterNijkamp (2015) Smart Cities, International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences (Second Edition). ISBN 978-0-08097-086-8
- Zhou, Yong; Xiao, Fan; Deng, Weipeng (23 March 2022). "Is smart city a slogan? Evidence from China". Asian Geographer: 1–18. doi:10.1080/10225706.2022.2052734.
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- UK Budget 2015 funding for smart cities development Diarsipkan 24 November 2016 di Wayback Machine.
- British Standards Institute initiative on Smart Cities
- Future of Cities UK government 'Foresight' project on cities
- Future Cities Catapult Diarsipkan 2018-12-03 di Wayback Machine. A UK government-funded 'global centre of excellence on urban innovation'
- Cyber-Physical Society Diarsipkan 8 August 2020 di Wayback Machine.
- what is a smart city? Diarsipkan 2022-05-18 di Wayback Machine.
- "About i-Canada Alliance". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-15. Diakses tanggal 2022-06-11. A Canadian project