Kredit Pendidikan
Kredit Pendidikan merupakan salah satu jenis kredit yang dilihat dari segi sektor usaha menurut Kasmir (2010),[1] dimana jenis kredit ini diberikan dengan tujuan untuk membangun sarana pendidikan hingga pemberian fasilitas pinjaman terhadap mahasiswa. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, tingkat partisipasi usia pendidikan di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun 2016 hingga 2017 yakni 23,8 juta pada 2016 ke 24,6 juta pada 2017.[2] Apabila dikorelasikan dengan lapangan pekerjaan, bagi masyarakat yang hendak mendapatkan pekerjaan, memiliki tuntutan untuk menuntaskan pendidikan ke jenjang pendidikan tertentu. Menurut Khoril (2009) dalam penelitiannya mengenai Hubungan antara tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan di Karanganyar pada 2009/2010, menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan warga, semakin tinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam suatu pekerjaan.[3]
Pentingnya Kredit Pendidikan di Indonesia
[sunting | sunting sumber]Pentingnya faktor pendidikan di Indonesia ini menjadi sorotan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas yang membahas soal “Peningkatan Sumber Daya Manusia Indonesia”. Presiden bahkan memberikan suatu tantangan kepada perusahaan yang bergerak di bidang perbankan untuk dapat mengeluarkan produk kredit pendidikan. Selain itu, beliau menuturkan mengenai perbankan di Amerika telah mengeluarkan sejumlah dana pinjaman (atau disebut sebagai student loan untuk kredit pendidikan bagi mahasiswa), sehingga perlu adanya sebuah perubahan besar dalam infrastruktur dalam bidang pendidikan yang kemudian akan menjadikannya investasi di bidang sumber daya manusia.[4]
Mengenai hal ini, perencana keuangan, Prita Hapsari Ghozie menyampaikan bahwa sebaiknya penerima program kredit pendidikan untuk mahasiswa atau student loan adalah mereka yang mampu membayar cicilan ketika sudah menyelesaikan pendidikan sesuai dengan tingkat pendidikan yang dijalankannya. Kemampuan yang dimaksud tidak sekadar memiliki uang, melainkan lulusan tersebut memiliki kapabilitas dan memungkinkan dia mendapat penghasilan yang cukup dan ditujukan untuk mahasiswa yang memiliki kemampuan untuk membayar di kemudian hari dalam arti, mahasiswa tersebut punya daya saing, membuatnya dapat memperoleh penghasilan untuk membayar cicilan pinjaman pendidikan [5]
Program Kredit Pendidikan
[sunting | sunting sumber]Hal ini telah disambut baik dalam respon arahan Presiden Joko Widodo untuk ikut mendukung peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kredit pendidikan (student loan) oleh Menteri Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir yang diungkapkan beliau saat acara peluncuran Program Kredit Pendidikan Bank Tabungan Negara (BTN) di Gedung D Kemenristekdikti, Senayan, (10/4). Beliau menyatakan apresiasinya terhadap salah satu perusahaan perbankan yakni Bank Tabungan Negara (BTN) yang telah menginisasi pemberian kredit kepada mahasiswa di Indonesia dan harapannya dalam kerjasama ini adalah mencapai peningkatan mutu pendidikan tinggi di Indonesia. Dengan adanya dukungan dari pihak perbankan ini, diharapkan dapat membantu penyelesaian permasalahan saat ini yang diungkapkan oleh Nasir bahwa banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya ke tingkat yang lebih tinggi. Dari pihak Kemenristekdikti mengalokasikan anggaran beasiswa bidikmisi sebesar 4,9 T. “Dengan bantuan dari Bank BTN harapannya permasalahan ini bisa diselesaikan,” pungkasnya.[6]
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Tabungan Negara, Maryono menyatakan bahwa saat ini, masyarakat Indonesia tidak hanya memposisikan kebutuhan papan (seperti hunian) sebagai kebutuhan primer, melainkan pendidikan menjadi salah satu bagian dari kebutuhan primer, namun pemenuhan kebutuhan pendidikan tersebut masih terhalang masalah tingkat ekonomi masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, data menunjukkan hanya 15% dari penduduk berumur 15 tahun ke atas yang berhasil menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi (PT). Beliau pun menyatakan bahwa BTN telah menggandeng 101 universitas untuk mempermudah masyarakat mengakses kredit pendidikan BTN dan akan terus bermitra dengan perguruan tinggi lainnya.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ http://eprints.polsri.ac.id/2718/3/BAB%20II.pdf
- ^ "Badan Pusat Statistik". www.bps.go.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-29.
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2018-04-29. Diakses tanggal 2018-04-29.
- ^ Mamduh, Naufal. "Kredit Pendidikan ala Jokowi: Masalah atau Solusi?". Tirto.id. Diakses tanggal 2018-04-29.
- ^ Putera, Andri Donnal. Djumena, Erlangga, ed. "Soal "Student Loan", Ini Kata Perencana Keuangan". Kompas.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-04-29.
- ^ "Menristekdikti Harapkan Kredit Pendidikan BTN Bantu Mahasiswa Tuntaskan Kuliah". ristekdikti. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-04-29. Diakses tanggal 2018-04-29.