Lompat ke isi

Krisis tiroid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Krisis tiroid
Goiter pada pasien dengan hipertirodisme
Informasi umum
Nama lainKrisis tirotoksik
SpesialisasiEndokrinologi
PenyebabKomplikasi dari tiroid tinggi[1]
Faktor risikoPenyakit lain seperti infeksi atau operasi; tiroid tinggi yang tidak diobati[1]
Aspek klinis
Gejala dan tandaDemam, detak jantung cepat, muntah, diare, agitasi[1]
DiagnosisBerdasarkan gejala[1]
Kondisi serupaSepsis, kokain, peokromositoma, sindrom malignan neuroleptik[2]
PerawatanTerapi suportif, penyekat beta, pengobatan antitiroid, kalium iodida, hidrokortison[1]
Distribusi dan frekuensi
PrevalensiJarang[1]
KematianRisiko kematian sebesar 25% jika tidak diobati[1][2]

Krisis tiroid atau badai tiroid adalah komplikasi dari kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi (hipertiroidisme) dan dapat menyebabkan gejal serius seperti demam tinggi, denyut jantung yang sangat cepat (takikardia), muntah, diare, dan gelisah (agitasi). [1] Suhu tubuh bisa mencapai lebih dari 41 °C (106 °F).[1] Pada beberapa kasus, gejala bisa muncul sebagai kelemahan dan emosi yang tumpul.[1] Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gagal jantung, gangguan mental (psikosis), gangguan irama jantung (fibrilasi atrium), atau masalah hati.[1]

Krisis tiroid sering dipicu oleh penyakit lain seperti infeksi atau operasi, tetapi juga bisa terjadi pada orang dengan hipertiroidisme yang tidak diobati.[1] Penyebab paling umum dari hipertiroidisme adalah penyakit Graves. Diagnosis biasanya dilakukan berdasarkan gejala yang muncul.[1]

Pengobatan utama meliputi perawatan pendukung serta obat-obatan untuk menurunkan aktivitas tiroid. Langkah-langkah pengobatan meliputi: penyekat beta atau beta-blocker (propranolol atau esmolol) untuk mengontrol detak jantung, obat antitiroid (propiltiourasil atau metimazol) untuk menghambat produksi hormon tiroid, kalium iodida untuk mengurangi pelepasan hormon tiroid, dan hidrokortison untuk mengurangi peradangan dan mencegah komplikasi.[1]

Selain itu, pasien mungkin perlu cairan infus dan terapi untuk menurunkan suhu tubuh.[1] Jika ada penyakit lain yang memicu krisis, itu juga harus segera diatasi.[1] Sebagian besar pasien membutuhkan perawatan intensif di unit perawatan intensif (ICU).[1][3]

Meskipun sudah diobati, risiko kematian akibat krisis tiroid bisa mencapai 25%.[1][2] Kondisi ini cukup langka, dengan perkiraan 1 kasus per 150.000 orang per tahun di Amerika Serikat.[1] Umumnya terjadi pada usia 40-an dan lebih sering dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki, dengan perbandingan 3:1.[2] Kondisi ini pertama kali dijelaskan oleh Lahey pada tahun 1926.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Feingold, KR; Anawalt, B; Blackman, MR; Boyce, A; Chrousos, G; Corpas, E; de Herder, WW; Dhatariya, K; Dungan, K (2022). "Thyroid Storm". GUIDELINES. PMID 25905165. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 May 2022. Diakses tanggal 27 May 2023.  Parameter |dead-url=Kovacs tidak valid (bantuan)
  2. ^ a b c d Pokhrel, Binod; Aiman, Wajeeha; Bhusal, Kamal (2023). "Thyroid Storm". Thyroid Storm. StatPearls Publishing. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 January 2023. Diakses tanggal 28 May 2023. 
  3. ^ Bahn, RS; Burch, HB; Cooper, DS; Garber, JR; Greenlee, MC; Klein, I; Laurberg, P; McDougall, IR; Montori, VM; Rivkees, SA; Ross, DS; Sosa, JA; Stan, MN; American Thyroid, Association; American Association of Clinical, Endocrinologists (June 2011). "Hyperthyroidism and other causes of thyrotoxicosis: management guidelines of the American Thyroid Association and American Association of Clinical Endocrinologists". Thyroid. 21 (6): 593–646. doi:10.1089/thy.2010.0417. PMID 21510801. 
  4. ^ Chiha, Maguy; Samarasinghe, Shanika; Kabaker, Adam S. (2013-08-05). "Thyroid Storm: an updated review". Journal of Intensive Care Medicine (dalam bahasa Inggris). 30 (3): 131–140. doi:10.1177/0885066613498053. PMID 23920160.