Kronologi Genosida Rwanda
Tampilan
Genosida Rwanda |
---|
Latar belakang |
Sejarah Rwanda · Asal Tutsi dan Hutu · Kerajaan Rwanda · Perang Sipil Rwanda · Kekuasaan Hutu · Pembunuhan Habyarimana |
Peristiwa |
Peristiwa awal · Pembantaian Nyarubuye · Kronologi Genosida Rwanda |
Partai yang bertanggungjawab |
Genocidaires: Hutu Power Media: |
Tanggapan |
Pemberontakan: Komunitas Internasional: |
Efek |
Krisi pengungsi Danau Besar · Pengadilan Gacaca · International Criminal Tribunal · Perang Kongo ke-1 / Perang Kongo ke-2 |
Sumber |
Bibliografi · |
Filmografi |
Berikut adalah sebagian kronologi peristiwa yang termasuk dalam Genosida Rwanda 1994.[1]
1994
- Presiden Rwanda Juvénal Habyarimana dibunuh ketika sebuah granat roket meledakkan pesawat yang membawanyadan presiden Burundi Cyprien Ntaryamira, setelah negosiasi mengenai Piagam Arusha. Secara etnis pembantaian terencana terhadap Tutsi oleh Hutu radikal dimulai.
- Pemblokiran jalan dibuat oleh Angkatan Bersenjata Rwanda (FAR) dan Interahamwe. Anggotanya dan organisasi Kekuasaan Hutu memulaikampanye pintu ke pintu, dimulai di utara negara dan menyebar ke selatan, menargetkan Rwanda Tutsi juga Hutu moderat. Perdana Menteri Agathe Uwilingiyimana, bersama dengan ribuan orang lainnya dibunuh.
- Front Patriotik Rwanda, dipimpin oleh calon presiden Rwanda Paul Kagame, melancarkan pertahanan besar untuk mengakhiri genosida dan menyelamatkan tentara yang terperangkap di Kigali. Jumlahnya sangat banyak, mereka mengikuti strategi menyerang pertahanan pemerintah tetapi mengizinkan pemunduran, mencegah perang habis-habisan.
- Setelah eksekusi sepuluh tentara Belgia yang menjaga Uwilingiyimana, PBB mengurangi pasukannya dari 2.500 hingga 250 orang.
- Sejumlah besar Rwanda, terutama Hutu, menghindari serangan RPF, karena takut disiksa. Krisis yang berlanjut, dimana ratusan ribu orang memasuki Burundi, Tanzania, dan timur Republik Demokratik Kongo, disiarkan ke seluruh dunia, dan banyak orang menyalah artikan pengungsi sebagai korban genosida.
- Sementara itu, PBB membicarakan krissi di Rwanda, secara hati-hati menghindari penggunaan sebutan 'genosida', meski mereka dapat melakukan aksi yang lebih kejam.
- PBB setuju mengirim 6.800 polisi, untuk menjaga warga sipil, sementara pembunuhan Tutsi berlanjut.
- Opération Turquoise dibuat, untuk menjaga Genocidaires Hutu dan menggagalkan serangan RPF. Polisi PBB yang dijanjikan, belum juga tiba.
Juli
- Sementara pemerintahan Hutu mengungsi ke Zaire, RPF menduduki Kigali. Epidemi kolera di Zaire menewaskan ribuan pengungsi Hutu. Pembunuhan tersebar terjadi.
Agustus
- Sebuah perjanjian untuk membentuk lembaga pengadilan penjahat perang, yang kemudian menjadi International Criminal Tribunal for Rwanda, disetujui.