Kue Getas
Gagatas Habang merupakan salah satu dari Kue khas Banjar atau Wadai Banjar yang rasanya manis dan berasal dari Kalimantan selatan, Indonesia . Wadai berasal dari bahasa Banjar yang artinya kue . Adapun Gagatas dalam bahasa Banjar bermakna segi empat yang miring. Artinya, kue ini berbentuk segi empat yang miring atau berbentuk seperti jajar genjang. Sedangkan kata habang berasal dari bahasa Banjar yang berarti merah. Dengan demikian, gagatas habang adalah kue berwarna merah yang berbentuk jajar genjang. Sama dengan konsep kue Banjar lainnya, warna merah pada wadai ini berasal dari gula merah atau gula jawa yang melambangkan darah sebagai simbol kehidupan.
Bahan untuk membuat gagatas habang ini adalah tepung ketan, kelapa parut, air, gula merah, garam, dan minyak goreng. Untuk membuat kue ini pun cukup mudah sediakan satu buah wadah besar kemudian masukkan tepung di campur dengan kelapa parut, tambahkan garam secukupnya kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk dan terus diaduk lagi sampai semua bahan menyatu menjadi sebuah adonan yang kental.
Langkah selanjutnya adalah ambil adonan lalu ditempa dengan ketebalan kira-kira 3 hingga 4 cm, selanjutnya boleh diiris-iris atau tetap ditempa dengan tangan di bentuk jajar genjang yang dalam bahasa banjar disebut rincung gagatas, terus digoreng dengan minyak panas. Setelah masak diangkat dan didinginkan. Rebus air dalam wajan dan setelah panas masukkan gula merah yang sudah diserut, kemudian diaduk sampai gulanya hancur dan agak kental. Berikutnya gagatas yang sudah masak tersebut dimasukkan ke dalam wajan yang berisi gula kental tadi sambil dibolak-balik secara perlahan hingga gulanya menyatu atau lengket pada gagatas tadi. Gagatas Habang ini rasanya manis yang rasa manisnya itu berasal dari gula merah dan teksturnya agak legit karena berasal dari tepung ketan.[1]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Rahmawati, Neni Puji Nur,. Makna simbolik dan nilai budaya kuliner "wadai Banjar 41 macam" pada masyarakat Banjar Kalsel (edisi ke-Cetakan pertama). Yogyakarta. ISBN 978-602-1228-94-4. OCLC 957057293. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-06-24. Diakses tanggal 2020-02-09.