La Ode Ngkadiri
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
La Ode Ngkadiri Raja Muna ke 12 (1626-1667) ― Periode pertama pemerintahannya yakni pada tahun 1643, gelombang ke tiga penyebaran agama islam masuk di Muna di bawah oleh Syarif Muhammad. Pada saat itu perkembangan agama Islam terjadi begitu pesat bahkan mempengaruhi sistem pemerintahan. La Ode Ngkadiri mendapat gelar sangia Kaindea karena dia ditangkap di atas sebuah kapal yang diatasnya terdapat taman. Perundingan antara Raja Muna La Ode Ngkadiri dengan pihak belanda tersebut berkaitan dengan perang yang berkepanjangan antara Kerajaan Muna dan belanda yang dibantu oleh Kesultanan Buton. Dalam perang tersebut baik Belanda maupun sekutunya Buton mengalami kerugian yang sangat besar karena selalu mengalami kekalahan. Untuk itu Belanda meminta Raja Muna untuk melakukan perundingan dengan tujuan menghentikan peperangan yang sudah berlangsung cukup lama tersebut. Perundingan tersebut ternyata hanyalah taktik Belanda untuk menangkap La Ode Ngkadiri dan menggulinngkannya dari kedudukannya sebagai Raja Muna.
La Ode Ngkadiri menjadi raja muna selama dua periode, karena penggulingan di atas kapal oleh belanda tidk diakui oleh Sarano Wuna. Untuk menghindari perlawanan yang lebih besar lagi dari seluruh rakyat Muna, maka pemerintah colonial Belanda mengembalikan jabatannya sebagai raja.