Lompat ke isi

Lancar, Wadaslintang, Wonosobo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lancar
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenWonosobo
KecamatanWadaslintang
Kode pos
56365
Kode Kemendagri33.07.01.2010 Edit nilai pada Wikidata
Peta
PetaKoordinat: 7°32′27″S 109°45′37″E / 7.54083°S 109.76028°E / -7.54083; 109.76028

Lancar adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah Desa Lancar

[sunting | sunting sumber]

Lima tahun setelah perang Diponegoro. Pada tahun 1830 setelah Pangeran Diponegoro dilucuti dan ditangkap dalam perundingan Tipumuslihat, para pengikutnya tersebar melarikan diri karena dikejar oleh serdadu Belanda. Beberapa pengikut Pangeran Diponegoro ada yang lari menuju ke arah barat menyusuri daerah pegunungan, diantaranya adalah Kyai Kuwu beserta pengikut lainnya. Dalam perjalanan tersebut, Kyai Kuwu di suatu daerah terhalang oleh sungai yang airnya sangat deras karena banjir yang tak kunjung surut. Untuk melanjutkan perjalanan, dicarilah alat penyeberangan dengan menebang sebuah pohon ditepi sungai, kemudian batang pohon tersebut dijadikan jembatan untuk melewati sungai tersebut. Karena dalam perjalanannya dirasakan lancar dalam menanggulangi dan menghadapi rintangan di daerah tersebut, maka rombongan Kyai Kuwi mengatakan "Daerah ini kita namakan daerah Lancar" Kemudian karena dirasanya merasa aman di daerah tersebut, rombongan Kyai Kuwu menetap disana. Singkatnya, karena sifat Kyai Kuwu yang adil, berwibawa, bijak dan bersahaja, para rakyat atau pemukim grumbul akhirnya mengangkat Kyai Kuwu sebagai Pemuka atau Pemimpin yang biasa dipanggil dengan sebutan Lurah Kuwu (Beliau pula orang yang menjadi Lurah pertama di desa Lancar), Lurah Kuwu memimpin dengan di bantu oleh Pemuka-pemuka grumbul lainnya pada waktu itu.

Namun, ada pula versi yang mengatakan jika kata Lancar berasal dari kata Lanjan yang berarti "Pendatang". Hal ini didasari karena banyaknya pendatang atau pengunjung yang datang ke daerah tersebut, hingga akhirnya di namai desa Lancar

Dalam versi lain, ada pula yang mengatakan, bahwa pada zaman penjajahan , banyak orang pribumi yang berusaha sembunyi dari para penjajah dengan menjelajahi daerah daerah, dan setelah berkelana, mereka menemukan daerah yang sangat mudah di jangkau tapi merupakan daerah pelosok yang jarang di ekspos oleh penjajah, rute perjalanannya pun terbilang mudah dan lancar di lewati jika menunggangi Kuda, hingga kemudian salah satu dari penduduk pribumi menamai daerah tersebut dengan nama desa "Lancar" karena selain rute perjalanan yang lancar, juga merupakan daerah yang Aman.

Batas-batas Wilayah

[sunting | sunting sumber]
  1. Sebelah Utara: Kabupaten Kebumen
  2. Sebelah Barat: Kabupaten Kebumen
  3. Sebelah Timur: Desa Plunjaran dan Somogede
  4. Sebelah Selatan: Desa Kumejing dan Desa Plunjaran

Pembagian Administatif

[sunting | sunting sumber]

Desa Lancar terbagi menjadi beberapa dusun, diantaranya:

  1. Dusun Kalijanggel
  2. Dusun Karanganyar
  3. Dusun Binangun
  4. Dusun Tuban
  5. Dusun Rapahamba

Mayoritas penduduk Desa Lancar adalah petani. Ada sebagian kecil masyarakat yang berdagang atau bekerja sebagai PNS. Tingkat pendidikan masyarakatnya mayoritas hanya lulusan Sekolah Dasar, sebagian generasi mudanya adalah tamatan SMP/MTS. Sejak tahun 1989, di Desa Lancar berdiri sebuah SMP yang bernama SMP N 2 Wadaslintang. Di desa Lancar ada dua buah sekolah menengah pertama, yaitu SMPN 2 Wadaslintang dan sebuah MTS. Pemuda-pemudi Desa Lancar hampir 95% menjadi kaum urban yang tinggal di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, dan ada sebagian yang menjadi TKI/TKW di luar negeri, sehingga menjadikan Desa Lancar sangat sepi pada hari-hari selain musim liburan atau lebaran.

Desa Lancar dengan geografi yang bergunung-gunung menjadi sulit diakses dengan kendaraan roda empat. Kondisi infrastruktur jalan yang kurang baik menjadikan Desa Lancar sulit dijangkau pada musim penghujan. Desa Lancar mempunyai potensi yang bagus, hasil pertanian berupa kelapa, pisang, dan ubi kayu sangat melimpah di Desa Lancar, tetapi karena biaya transportasi yang mahal untuk menuju pusat kota kecamatan, menjadikan hasil hasil pertanian berharga murah. Di Desa Lancar terdapat sebuah tempat wisata ziarah, yaitu makam Kiai Jalaludin yang terletak di Dusun Kalijanggel. Bahkan, Presiden Abdurahman Wahid pernah berziarah ke makam tersebut.[butuh rujukan] Di Desa Lancar juga terdapat sebuah tempat yang konon dipercaya untuk mencari kekayaan atau pesugihan, yakni Punden Wanasirna. Berbagai cerita mistis dan tahayul masih kental sekali ketika menginjakkan kaki di desa Lancar.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]