Lompat ke isi

Larantuka, Flores Timur

Koordinat: 8°20′20″S 122°59′03″E / 8.338810°S 122.984267°E / -8.338810; 122.984267
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Larantuka
Prosesi Semana Santa, umat Katolik di Larantuka pada masa Paskah
Prosesi Semana Santa, umat Katolik di Larantuka pada masa Paskah
Larantuka di Flores
Larantuka
Larantuka
Peta lokasi Kecamatan Larantuka
Larantuka di Nusa Tenggara Timur
Larantuka
Larantuka
Larantuka (Nusa Tenggara Timur)
Koordinat: 8°20′20″S 122°59′03″E / 8.338810°S 122.984267°E / -8.338810; 122.984267
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
KabupatenFlores Timur
Pemerintahan
 • CamatYosep Tua Dollu, SP
Populasi
 (2021)
 • Total45.515 jiwa
 • Kepadatan599,59/km2 (1,552,9/sq mi)
Kode pos
86212 - 86219
Kode Kemendagri53.06.03 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS5309030 Edit nilai pada Wikidata
Luas75,91 km²
Kepadatan599,59
Desa/kelurahan18 Kelurahan
2 Desa
Peta
PetaKoordinat: 8°20′34.98112″S 122°59′0.74627″E / 8.3430503111°S 122.9835406306°E / -8.3430503111; 122.9835406306

Larantuka adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Flores Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia, dan sekaligus sebagai ibukota dari Kabupaten Flores Timur.[1] Larantuka dikenal sebagai tujuan wisata rohani bagi umat Katolik, khususnya bagi warga Nusa Tenggara Timur. Kota kecil yang terletak di kaki Gunung Ile Mandiri ini, memiliki tradisi peninggalan Portugis.[2] Luas wilayah Larantuka 75,91 km², dengan jumlah penduduk tahun 2020 sekitar 45.515 jiwa.[3]

Asal Mula Kerajaan Larantuka

[sunting | sunting sumber]

Beberapa ahli sejarah mengatakan bahwa pada abad ke-13 dipastikan sudah ada sistem pemerintahan yang teratur di bawah pimpinan seorang raja. Kemudian, sumber-sumber tradisi lisan, yang sebagiannya masih terpelihara melalui "tutu maring usu-asa" (cerita asal usul) yang dikeramatkan, merupakan bahan berharga yang membantu memberikan penjelasan tentang sejarah, kebudayaan, dan pandangan dunia masyarakat Flores Timur.[4]

Mitos dalam ceritera rakyat menyebutkan bahwa kerajaan Larantuka semula didirikan oleh seorang tokoh perempuan bernama Watowele bersama suaminya Pati Golo Arakian yang berasal dari keturunan bangsawan dari pulau Timor dari kerajaan Manuaman Lakaan merupakan tokoh peranakan perempuan bangsawan Jawa dan juga bangsawan kerajaan Manuaman Lakaan Fialaran. Kerajaan itu semula lebih dikenal dengani kerajaan Ata Jawa sebelum akhirnya bernama Larantuka.[4]

Kerajaan Katolik Larantuka

[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Larantuka merupakan sebuah kerajaan yang berada di Nusa Nipa yang berarti Pulau Naga dalam bahasa lokal, sedangkan dalam bahasa Portugis disebut Cabo de Flores yang sekarang disebut sebagai Pulau Flores. Dalam buku "Nāgarakṛtāgama" dikatakan sebagai Galiyao yang disebut sebagai penghasil kayu cendana. Wilayah kekuasaannya hingga mencapai Adonara. dengan raja pertama yaitu bernama Lorenzo I.[4]

Sebagai kerajaan penting, interaksi dengan kerajaan-kerjaan lain bahkan negara lain pun terjadi. Larantuka yang sempat dipengaruhi ajaran Hindu dari Majapahit, lalu menjelma menjadi kerajaan Kristen-Katolik pertama di Nusantara. Faktor inilah yang memperkuat hubungan Larantuka dengan Portugis.

Geografis

[sunting | sunting sumber]

Secara Geografis Kecamatan Larantuka berbatasan dengan:

- Utara : Kecamatan Ile Mandiri
- Selatan : Selat Solor
- Timur : Selat Adonara
- Barat : Kecamatan Demon Pagong

Pembagian administrasi

[sunting | sunting sumber]

Kecamatan Larantuka terdiri dari 18 Kelurahan dan 2 Desa, yaitu:

  1. Lamawalang
  2. Mokantarak

Demografi

[sunting | sunting sumber]

Mayoritas penduduk Larantuka memeluk agama Kekristenan yakni 80,87%, dimana pemeluk agama Katolik sebanyak 74,65% dan Protestan 6,22%. Kemudian penduduk yang memeluk agama Islam sebanyak 18,92%, dan sebagian kecil memeluk agama Hindu 0,21%.[5]

Salah satu kegiatan keagamaan yang berada di Larantuka adalah ritual Semana Santa atau Sesta Vera. Pada puncak ritual Sesta Vera atau Jumat Agung, pintu kapel Tuan Ma dan juga kapel Tuan Ana (Patung Bunda Maria dan Patung Yesus Kristus) akan dibuka untuk umum sejak pukul 10 pagi, dan umat Katolik mulai berdatangan untuk berdoa mengenang Yesus.[6] Kegiatan ini telah menjadi kegiatan tahunan yang diadakan pada Jumat Agung, yang juga menjadi menjadi program wisata rohani unggulan di Nusa Tenggara Timur, dan di Flores Timur secara khusus.[6]

Agama di Larantuka, Flores Timur

  Kristen Katolik (74.65%)
  Islam (18.92%)
  Kristen Protestan (6.22%)
  Hindu (0.21%)

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Larantuka, Kota Tur Religi di Pesisir Pantai Timur Flores". cnnindonesia.com. diakses tanggal 27 Oktober 2018.
  2. ^ "Jadikan Larantuka Kota Wisata Rohani Internasional". www.larantuka.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-07-07. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  3. ^ "Kecamatan Larantuka Dalam Angka 2020" (pdf). www.florestimurkab.bps.go.id. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  4. ^ a b c "Sejarah Kerajaan Larantuka". www.dunia.pendidikan.co.id. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  5. ^ "Pemeluk Agama di Kabupaten Flores Timur". www.florestimurkab.bps.go.id. Diakses tanggal 16 November 2020. 
  6. ^ a b "Jumat Agung di Larantuka Jadi Agenda Wisata Rohani". CNN Indonesia. Diakses tanggal 16 November 2020.