Lengkuas melaka
Lengkuas melaka | |
---|---|
Laja gowah, Alpinia malaccensis dari Hutan Darmaga, Situgede, Bogor | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Tribus: | |
Genus: | |
Spesies: | A. malaccensis
|
Nama binomial | |
Alpinia malaccensis | |
Sinonim | |
Sinonim selengkapnya, lihat The Plant List[5] |
Lengkuas melaka[6] atau bangle melaka[2] (Alpinia malaccensis) adalah tumbuhan sejenis lengkuas dari suku Zingiberaceae. Terna berkhasiat obat ini menyebar luas mulai dari India timur laut, ke timur hingga Indocina, Indonesia dan Filipina.
Nama-nama lokalnya, di antaranya, saya (Aceh); seruleu (Gayo); tugala (Nias); bunglai laki-laki, bolang, kĕpolang, langkuas malaka, makui malaka (Mly.); siga (Plg.); sĕsuk, susuk (Lamp.); laja gowah, raja gowah (Sd.); kamijara (Jw.); lawasa malaka (Ambon); laäwasé wakan (Seram); madamongè (Halm., Ternate))[7].
Pengenalan
[sunting | sunting sumber]Terna yang kokoh, tinggi 2—4 m, bagian-bagiannya berbau aromatis apabila diremas. Helaian daun lanset sempit, 40—90 cm x 7(—20) cm, meluncip di ujungnya; biasanya berambut beledu rapat di sisi bawahnya, atau setidaknya pada tepi dan sisi bawah tulang daun utama; pelepah berambut rapat dekat helaian daun; ligula rata, hingga 1 cm, berambut; tangkai daun 3–7 cm.[6]
Perbungaan bentuk bulir (racemose) di pucuk, tegak atau agak melengkung, panjang hingga lk. 35 cm, tatkala masih kuncup terlindungi oleh dua helai seludang bunga yang panjang. Sumbu karangan bunga tegak, kekar, hijau, berambut rapat, menopang hingga 60 kuntum bunga tunggal atau lebih, beberapa yang terbawah mungkin berupa pasangan 2 kuntum. Daun pelindung sekunder (brakteola) 2–4 cm, putih, beberapa berujung ungu-merah. Bakal buah hingga lk. 0,9 × 1,2 cm, berambut rapat di luarnya. Kelopak hingga lk. 3,2 cm panjangnya, bertaju-3, putih, berambut beledu di sisi luarnya. Mahkota dengan tabung hingga 1,2 cm, putih, taju sebelah atas hingga 4 × 2,5 cm, berambut rapat di sisi luarnya, dua taju sampingnya sedikit lebih kecil. Bibir bunga (labellum) bundar telur lebar, panjang hingga 6 cm dan bagian yang terlebar mencapai lebih dari 3 cm, tepinya berkerut-merut, sebelah ujung membentuk tepian menonjol; bagian dalam bibir berwarna merah dengan bintik-bintik kuning, sebelah tepinya kuning bergaris-garis merah-ungu.[4][6]
Buah kapsul cenderung bulat, garis tengah hingga 3 cm, berambut kaku (miang) pendek, jingga merah. Biji bersudut 3-4, panjang lk. 5 mm.[6]
Agihan dan ekologi
[sunting | sunting sumber]Lengkuas melaka tersebar luas, liar ataupun ditanam, di India, Bhutan, Bangladesh, Burma, Thailand, Semenanjung Malaya, hingga Yunnan dan Indonesia (Jawa).[8] Juga tercatat dari Filipina.[6]
Terna ini biasa didapati di hutan-hutan primer dan wilayah liar lain yang sejuk lembap, hingga ketinggian sedang.[6]
Manfaat
[sunting | sunting sumber]Semua bagian tumbuhan berbau keras, mengandung semacam minyak terbang. Di Jawa, rimpangnya dipakai untuk mengobati bisul dan luka-luka.[7] Di Ambon, rimpang ini dicampur dengan buah pinang dan dikunyah, untuk membaguskan dan menyaringkan suara dalam bernyanyi.[2] Kulit buah yang diremas dalam air dipakai untuk membersihkan dan mengharumkan pakaian dan rambut.[2]
Di India, rimpangnya dimakan sebagai sayuran atau dipakai sebagai bumbu masakan.[6]
Jenis serupa
[sunting | sunting sumber]Alpinia malaccensis memiliki perawakan dan bunga yang mirip dengan Alpinia nutans dan Alpinia zerumbet.
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ Roscoe, W. 1807. Transactions of the Linnean Society of London. vol. VIII: 345. London :Linnean Society of London. [1807]
- ^ a b c d Rumpf, G.E. 1747. Herbarium Amboinense: plurimas conplectens arbores, frutices, ... Pars V: 176, Tab. LXXI fig. 1. Amstelaedami :apud Franciscum Changuion, Hermannum Uttwerf. MDCCXLVII.
- ^ Burman, N.L. 1768. Flora Indica: cui accedit series zoophytorum indicorum, nec non Prodromus Florae Capensis. p. 2. Lugduni Batavorum :Apud Cornelium Haek ;[1 Mar-6 Apr 1768].
- ^ a b Holttum, R.E. 1950. "The Zingiberaceae of the Malay Peninsula". The Gardens' Bulletin, Singapore. Vol. XIII(1): 155-6. Singapore:Govt. Print. Off. [30 June 1950]
- ^ The Plant List: Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe
- ^ a b c d e f g Ibrahim, H., 2001. Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe. In: van Valkenburg, J.L.C.H. and Bunyapraphatsara, N. (Editors). Plant Resources of South-East Asia No. 12(2): Medicinal and poisonous plants 2. Backhuys Publisher, Leiden, The Netherlands, pp. 59-60. Internet Record from Proseabase Diarsipkan 2017-08-12 di Wayback Machine.. PROSEA (Plant Resources of South-East Asia) Foundation, Bogor, Indonesia. Accessed from Internet: 11-Aug-2017
- ^ a b Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia I: 577-8. Badan Litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan. Jakarta. (versi berbahasa Belanda -1922- I: 529-30)
- ^ Flora of China: Alpinia malaccensis (N.L. Burman) Roscoe. Diakses 11/08/2017
Bacaan lanjut
[sunting | sunting sumber]- Muchtaridi M, Musfiroh I, Subarnas A, Rambia I, Suganda H, Nasrudin ME. 2014. "Chemical composition and locomotors activity of essential oils from the rhizome, stem, and leaf of Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roxb of Indonesian spices". J. Appl. Pharmaceut. Sci. 4(1): 52-56 Diarsipkan 2017-08-12 di Wayback Machine..
- Riyanto, A., Retno Yunilawati, dan Chicha Nuraeni. 2012. "Isolasi Metil Sinamat dari Minyak Atsiri Laja Gowah (Alpinia malaccensis (Burm.f.))" Jurnal Kimia dan Kemasan 34(2): 237-242[pranala nonaktif permanen].
Pranala luar
[sunting | sunting sumber]- E-Monocot: Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.
- India Biodiv.: Alpinia malaccensis (Burm.f.) Roscoe
- Dr.F., Ph.: Tagbak-babae Diarsipkan 2017-08-12 di Wayback Machine.