Liu Qingxu
Liu Qingxu | |
---|---|
劉清虛 | |
Nama lain |
|
Informasi pribadi | |
Lahir | Liu Shichang |
Meninggal | 1918 |
Agama | I Kuan Tao |
Dikenal sebagai | Patriark ke-16 I Kuan Tao |
Kiprah keagamaan | |
Lama menjabat | 1884 – 1905 |
Pendahulu | Wang Jueyi |
Penerus | Lu Zhongyi |
Reinkarnasi | Jiang Ziya |
Liu Qingxu(Hanzi: 劉清虛; Pinyin: Liú qīng xū) atau Liu Huapu (Hanzi: 劉化普; Pinyin: Liúhuàpǔ) atau Liu Zhigang (Hanzi: 劉至剛; Pinyin: Liúzhìgāng), adalah patriark ke-16 dalam silsilah I Kuan Tao. Ia adalah orang yang memberi nama Yiguandao (一貫道) pada kelompok agama yang dipimpinnya di tahun 1886.[1]
Kehidupan Awal
[sunting | sunting sumber]Dia adalah penduduk asli Liujiajing, Qingzhou, Shandong, bernama Shichang (世昌), dikenal dengan sebutan lelaki tua Xu (虚老人), ayahnya adalah seorang pejabat di istana kekaisaran, dan dia sendiri adalah seorang intelektual feodal yang sangat dipengaruhi oleh Konfusianisme.[2]
Kepemimpinan Yiguandao
[sunting | sunting sumber]Sebelum kematiannya di tahun 1884, Wang Jueyi (王覺一) mewariskan Tao kepada Liu Qingxu dan sejak itu ia menjadi patriark yang ke-16 meneruskan silsilah Tao.[3] Pada tahun 1883, dia didatangi oleh Lu Zhongyi yang di kemudian hari menjadi penerusnya. Selama tiga tahun Lu bekerja sebagai pembantu dari patriark Liu. Di tahun 1886, patriark Liu bermimpi bahwa Lao Mu memberikan petunjuk bahwa Lu akan menjadi pemimpin selanjutnya dan seharusnya Firman Tuhan diberikan kepadanya di tahun itu.[4]
Di tahun yang sama, ia juga mengubah nama kelompok Moho Yizhu Jiao (末后一着教) menjadi Yiguandao (一貫道).[1][5] Penamaan Yiguandao sendiri secara langsung mengacu pada kutipan dari Analects of Confucius: “Jalan yang kuikuti adalah jalan yang menyatukan semua” (吾道一以貫之).[6][7]
Selama periode Liu Qingxu, kotbah hanya terbatas dilakukan di Shandong, jauh lebih sedikit dibandingkan dengan apa yang dilakukan Wang Jueyi.[3] Liu Qingxu mengubah cara transmisi Tao para patriark sebelumnya yang hanya menurunkan Tao secara langsung per satu orang.[2] Dia tidak lagi menentang pemerintah yang berkuasa saat itu seperti para pendahulunya dan membuka pelintasan global secara masal (大开普度) di Qingzhou sampai ke utara Dezhou, Zhili.[2] Dikatakan bahwa dia memiliki sekitar 48.000 pengikut.[2] Karena latar belakang Liu Qingxu, banyak pengikut yang dia rekrut termasuk dalam kelas intelektual, dan meskipun khotbahnya mulai beralih ke pedesaan, ajarannya tidak terlalu menyebar luas.[2]
Di tahun 1905, atas petunjuk dari Lao Mu melalui Tulisan Roh, Lu Zhongyi mengambil alih kepemimpinan dari Liu dan menjadi patriark ke-17.[8][9]
Kematian
[sunting | sunting sumber]Liu meninggal pada tahun 1918.[10]
Lihat Pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "第三节 现代一贯道的兴起与覆灭". 中國評論學術出版社.
- ^ a b c d e "民国时期山东的一贯道". 中国人民大学清史研究所. Diakses tanggal 2024-11-28.
- ^ a b "第二节 末后一着的一贯真传". 中國評論學術出版社.
- ^ Jordan 1985, hlm. 215.
- ^ Billioud 2020, hlm. 14.
- ^ Billioud 2020, hlm. 5.
- ^ Lu 2008, hlm. 4.
- ^ "The Late 17th Patriarch - Lu Zhong-yi". Tienshin Temple (Chong Hua Tong Moral Association).
- ^ "一貫薪傳發一年鑑 1849 ~ 1949". 一貫道崇德學院.
- ^ DuBois 2005, hlm. 129.
Daftar Pustaka
[sunting | sunting sumber]- Billioud, Sébastien (2020), Reclaiming the Wilderness: Contemporary Dynamics of the Yiguandao, Oxford University Press, ISBN 0197529135
- Jordan, David; Daniel Overmyer (1985), The Flying Phoenix: Aspects of Chinese Sectarianism in Taiwan, Princeton University Press, ISBN 069107304X
- DuBois, Thomas David (2005), The Sacred Village: Social Change and Religious LIfe in Rural North China, University of Hawaii Press, ISBN 0824828372
- Lu, Yunfeng (2008), The Transformation of Yiguan Dao in Taiwan Adapting to a Changing Religious Economy, Lexington Books, ISBN 9780739117194