Loksado, Loksado, Hulu Sungai Selatan
Loksado | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Kalimantan Selatan | ||||
Kabupaten | Hulu Sungai Selatan | ||||
Kecamatan | Loksado | ||||
Kode pos | 71282 | ||||
Kode Kemendagri | 63.06.10.2009 | ||||
Luas | ... km² | ||||
Jumlah penduduk | 1025 jiwa | ||||
Kepadatan | 61,88 jiwa/km² | ||||
|
Loksado adalah salah satu desa di wilayah kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.
Sejarah Loksado
[sunting | sunting sumber]Loksado merupakan sebuah daerah yang terletak di wilayah lembah pegunungan Meratus yang ada di Kalimantan Selatan. Orang Loksado adalah salah satu suku Dayak Meratus (Dayak Bukit). Orang Loksado pada mulanya tinggal di sebuah rumah besar yang disebut dengan Balai. Agama yang dianut oleh orang Loksado pada mulanya adalah agama suku (Kaharingan).[1]
Sejarah Desa Loksado tidak terlepas dari sejarah kecamatan Loksado, yang pada awalnya merupakan bagian dari kecamatan Padang Batung. Nama Loksado diambil dari nama salah satu sungai kecil yang ada didaerah tersebut yang bernama Sungai Loksado. Secara resmi, penetapan nama Loksado sebagai nama desa di mulai sejak tahun 1980 oleh Pelayan Misi, yang masuk melalui Lembaga Pelayanan Kristen Indonesia (LEPKI).
Pada masa itu, dalam hal pendidikan Loksado masih bisa dikatakan sangat memprihatinkan. Melihat keadaan yang demikin pihak Pemerintah Kabupaten mengirim Tenaga Sosial ke Loksado. Namun hal ini tidak terlalu berdampak bagi kehidupan masyarakat Loksado saat itu.
Pada pertengahan tahun 1966, diadakan Operasi Bukit yang dipimpin oleh Panglima Kodam Lambung Mangkurat, Brigjen Sabirin Mochtar yang bertujuan untuk membantu kemajuan bagi orang yang terasing dan masih hidup dalam suku-suku yang terisolir dari dunia luar. Kemudian beliau mengadakan pertemuan lembaga-lembaga yang berhubungan dengan pembinaan orang untuk membicarakan keinginan orang bukit. Mereka menginginkan pembina yang memiliki kesamaan makanan dengan mereka dan dapat berbaur dengan mereka. Pada saat itu Majelis Sinode GKE di Banjarmasin adalah salah satu lembaga yang juga hadir dalam pertemuan itu, bersedia ikut membantu mewujudkan suksesnya Operasi Bukit yang dipimpin oleh Brigjen Sabirin Mochtar. Hasil dari forum pertemuan tersebut, Brigjen Sabirin Mochtar menyerahkan misi pembangunan masyarakat terasing kepada Majelis Sinode GKE Banjarmasin dengan mengirimkan 4 orang guru pertama yaitu Badion, Carles, Fredrik/Sugeng dan Basar Awisterman Tandang pada bulan Agustus 1967.
Mulai dari itulah dibangun Sekolah Dasar Kristen Loksado oleh yayasan GEREJA KALIMANTAN EVANGELIS (GKE). Setelah melihat pembangunan pendidikan di Loksado mulai membuahkan hasil, Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan saat itu mulai membuka peluang untuk ikut serta dalam melanjutkan pembangunan di Loksado. Maka setelah melihat keterbukaan Pemerintah Kabupaten saat itu, oleh Sinode GKE Sekolah Dasar Kristen yang saat itu bernama SD Budi Luhur diserahkan kepada Pemerintah Kabupatan dan kemudian berubah menjadi Sekolah Dasar Negeri Loksado. Kemudian menyusul didirikan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Loksado.
Tidak sampai disini, pembangunan Loksado terus berlanjut, pada tahun 1993, berkat perjuangan Gubernur Kalimantan Selatan yang pada saat itu menjabat, Ir.H.M.SAID dibangunlah Jalan aspal menuju Loksado. Pembangunan terus berlanjut sampai hari ini meskipun tidak bisa dikatakan berkembang pesat.
Geografi
[sunting | sunting sumber]Secara geografis Loksado terletak di daerah Pegunungan Meratus dan termasuk dalam Cluster Pedesaan yang terletak di salah satu bagian ujung Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Letak Desa Loksado berada sekitar ±35 KM dari Ibu Kota Kabupaten Hulu Sungai Selatan yaitu Kandangan.
Wilayah Administrasi
[sunting | sunting sumber]Desa Loksado secara administrasi terbagi menjadi 4 (empat) RT dengan batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Ulang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Loklahung dan Desa Tumingki, Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Haratai, dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Hulu Banyu.
Demografi
[sunting | sunting sumber]Suku Bangsa
[sunting | sunting sumber]Beberapa Suku yang ada di Desa Loksado:
- Suku Dayak (80%) penduduk asli yang menjadi mayoritas di Desa Loksado.
- Suku Banjar (14%)
- Suku Jawa (4%)
- Lainnya (2%)
Bahasa
[sunting | sunting sumber]Bahasa yang digunakan dalam keseharian oleh suku Dayak sebagai bahasa ibu dan sebagai lingua franca bagi masyarakat Loksado pada umumnya adalah Bahasa Dayak Meratus atau Dayak Bukit. Selain itu, bahasa Banjar juga menjadi bahasa kedua yang paling sering dituturkan di Loksado.
Agama
[sunting | sunting sumber]Kristen adalah agama yang paling banyak dianut Masyarakat Loksado dengan jumlah penganut sekitar 47% dari total keseluruhan masyarakat Loksado. Kemudian disusul Islam dengan jumlah penganut sekitar 43%. Dan sisanya Kaharingan dengan jumlah penganut sekitar 10%.
Tempat Ibadah
[sunting | sunting sumber]No | Agama | Tempat Ibadah | Jumlah |
---|---|---|---|
1 | Kristen | Gereja | 2 Buah |
2 | Islam | Masjid | 2 Buah |
3 | Kaharingan | Balai | 1 Buah |
- ^ "Sejarah Singkat Desa Loksado". Pemerintah Desa Loksado. 2023-11-13. Diakses tanggal 2024-01-24.