Ma (aksara Bali)
Ma | |
Aksara Bali | |
Huruf Latin | Ma |
---|---|
IAST | Ma |
Fonem | [m] |
Unicode | U+1B2B , U+ |
Warga aksara | osthya |
Gantungan |
Ma adalah salah satu aksara wianjana (huruf konsonan) dalam sistem penulisan aksara Bali, yang melambangkan bunyi /m/. Jika dialihaksarakan menjadi huruf Latin, maka aksara ini ditulis "Ma".[1][2]
Fonem
[sunting | sunting sumber]Ma diucapkan seperti huruf "m" pada kata: "malam" (bahasa Indonesia), "mama" (bahasa Indonesia), mayūra (bahasa Sanskerta), mara (bahasa Bali), murmur (bahasa Inggris).
Penggunaan
[sunting | sunting sumber]Penggunaan aksara Ma sama dengan penggunaan Ma (Dewanagari: म) dalam abjad bahasa Sanskerta.[1] Dalam sistem penulisan dengan aksara Bali, Ma digunakan pada kata-kata yang mengandung bunyi /m/, baik dari bahasa Bali, maupun bahasa non-Bali. Selama Ma tidak dibubuhi oleh pangangge suara, maka Ma dibaca "ma" (lafal: /mə/ atau /ma/, tergantung kata).
Dalam ritual keagamaan (Hindu), Ma yang ditulis dengan dibubuhi ulu candra merupakan aksara suci bagi Dewa Siwa. Ma yang dibubuhi ulu candra tersebut diucapkan sengau (dibaca: Mang). Bila Ma digabungkan bersama aksara A dan U, maka menjadi simbol Aum atau Om.
Bila gantungan Ma digabungkan dengan huruf Nga, gantungan Ja dan gempelan Pa, maka akan menjadi tanda Pamada. Keempat aksara tersebut dipilih, sebab bila digabungkan akan membentuk kata "mangajapa", yang bermakna "semoga selamat tanpa rintangan".
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.