Madathiparampil Mammen Thomas
Biografi | |
---|---|
Kelahiran | 15 Mei 1916 Kozhencherry Taluk (en) |
Kematian | 3 Desember 1996 (80 tahun) |
7 Governor of Nagaland (en) | |
9 Mei 1990 – 12 April 1992 ← Gopal Singh (en) – Lokanath Misra (en) → | |
Kegiatan | |
Spesialisasi | Kekristenan, teologi, ekumenisme, Aktivisme dan politik |
Pekerjaan | teolog, politikus |
Penghargaan
|
Madathiparampil Mammen Thomas lahir pada tahun 1916 dan merupakan tokoh gerakan ekumenis yang terkemuka dari India. Ia pertama kali aktif dalam gerakan ekumenis pada tahun 1947 saat ia mengikuti orientasi World Student Christian Federation di Jenewa.[1] Ia juga pernah menjadi moderator pada Komisi Pusat Dewan Gereja-gereja se-Dunia.[1] Pada tahun 1952 ia diangkat menjadi pimpinan World Christian Youth Conference di Kottayam, India Utara.[2] Tahun 1957 ia mendirikan Christian Institute for the Study of Religion and Society yang menerbitkan tulisan-tulisan mengenai kebijakan sosial, pertemuan kebudayaan, relasi Kristen-Hindu, analisis politik, masalah keluarga, dan masalah oikumene.[2]
Thomas berasal dari kalangan Gereja Ortodoks Mar Thoma di India.[3] Ia giat dalam mengusahakan keesaan gereja dan aktif dalam studi-studi sosial dan politik.[3] Ia juga berperan dalam East Asia Christian Conference (EACC) untuk mengembangkan program studi sosial di Asia.[3] Ia menantang para pejabat gereja dan kaum awam di Asia untuk berefleksi dan beraksi dalam pembangunan bangsa dan tujuan sosial-ekonomi.[3] Menurut Thomas, setiap komunitas iman disatukan dalam komunitas bersama yang peduli dan bertanggung jawab untuk membangun masyarakat yang menyadari kualitas hidup manusia.[3]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b (Inggris) M.M. Thomas. 1990. My Ecumenical Journey. Trivandrum: Ecumenical Publishing Centre.
- ^ a b Charles G. West. “M.M. Thomas: A Tribute", dalam The Princeton Seminary Bulletin, Volume XVIII No. 2 New Series, 1997. hlm. 208-10.
- ^ a b c d e (Inggris) Paul Abrecht. "In memoriam: M.M. Thomas; Paulos Mar Gregorios - Obituary". dalam The Ecumenical Review. Jan 1997