Magdalena Han Yong-i
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Magdalena Han Yong-i (1783-1839) adalah seorang martir Katolik Korea. Ia adalah ibu dari Agatha Kwon Chin-i. Ketika Magdalena masih muda, dia menikah dengan Kwon Chin, seorang pejabat pemerintahan yang terpelajar yang berasal dari sebuah keluarga bangsawan. Kwon menjadi seorang Katolik ketika dia mencapai usia pertengahan, dan juga dia membuat istrinya yaitu Magdalena menjadi seorang Katolik. Dia dibaptis di akhir hidupnya dan meminta istrinya yaitu Magdalena untuk hidup sebagai seorang Katolik selamanya. Setelah itu, Magdalena hidup dengan sangat miskin namun sangat saleh. Walaupun dia sangat miskin, dia tidak mengeluh namun bersyukur kepada Allah atas kehidupannya yang miskin.
Putri dari Magdalena yaitu Agatha Kwon Chin-i datang bersama temannya yaitu Agatha Yi, untuk tinggal bersama ibunya. Ketiga wanita ini tinggal bersama dengan semangat menjalankan iman mereka dan melakukan berbagai bentuk mati raga.
Magdalena dituduh oleh seorang yang murtad dan dia ditangkap pada tanggal 17 Juli 1839 bersama dengan putrinya Agatha dan teman putrinya itu. Magdalena ditempatkan di satu penjara, sedangkan putrinya Agatha dan dua wanita lainnya ditempatkan di penjara sebelahnya yang berada dalam pengawasan. Pengkhianat Kim Yo-sang menggoda Agatha Kwon supaya menjadi gundiknya, namun Agatha Kwon tidak mendengatkannya. Agatha Kwon dibebaskan oleh polisi yang merasa kasihan karena usianya yang masih muda dan kecantikannya. Polisi yang membantu Kim Yo-sang dihukum oleh pemerintah. Tak lama kemudian, Agatha dan kedua wanita lainnya itu ditangkap kembali. Sementara itu, Magdalena sedang disiksa dengan kejam. Dia dipelintir dan dipukuli, namun dia bertahan dalam iman dan keberaniannya. Dia dengan tenang dan damai menunggu mahkota kemartiran yang mulia.
Akhirnya dia dipenggal pada tanggal 29 Desember 1839 di bagian luar Pintu Gerbang Kecil Barat bersama dengan enam orang umat Katolik lainnya. Pada waktu itu, dia berusia 56 tahun.[1]