Lompat ke isi

Mambulugo, Kapontori, Buton

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Mambulugo
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Tenggara
KabupatenButon
KecamatanKapontori
Kode pos
93755
Kode Kemendagri74.04.22.2014 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²


Mambulugo adalah desa di kecamatan Kapontori, Buton, Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Kondisi Desa

[sunting | sunting sumber]

1. Sejarah Desa

[sunting | sunting sumber]

Sebelum Desa Mabulugo menjadi desa definitif, Desa Mabulugo merupakan bagian dari Desa Wakalambe, dimana pada saat itu merupakan salah satu dusun dari tiga (3) dusun yang ada di UPT Wakalambe Kecamatan Kapontori. Pada tahun 2005 dusun Mabulugo menjadi desa persiapan dan resmi defenitif dari Desa Wakalambe menjadi Desa Mabulugo pada tahun 2006.

TAHUN KEJADIAN KEJADIAN BAIK KEJADIAN BURUK
2005 Menjadi desa persiapan -
2006 Defenitif dari Desa Wakalambe dengan kepala Desa WA ODE NURNIA. -
2006 - 2009 Pemilihan pertama kali dengan kepala desa yang terpilih WA ODE NURNIA -
2010 - 2013 Pemilihan ke dua kali dengan kepala desa yang terpilih ASIRUDDIN -
2014 – 2015 AMINI menjabat sebagai Plt. kepala desa -
2016 – 2022 Pemilihan Ke tiga kali dengan kepala desa terpilih AMINI. -
2022 Pemilihan ke empat kali dengan kepala desa yang terpilih adalah NARIDN, ST -
2022 - Sekarang NARDIN, ST menjabat kepala desa -

2. Geografi dan Demograsi

[sunting | sunting sumber]

a. Geografi

[sunting | sunting sumber]

Desa Mabulugo terletak +/- 80 KM dari ibukota Kabupaten Buton, atau +/- 16 KM dari ibukota Kecamatan Kapontori dengan luas wilayah +/- 77,18 KM2, dengan batas-batas sebagai berikut :

  • Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Wakalambe
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Barangka
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Hutan Lambusango
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Buton

Keadaan iklim di Desa Mabulugo terdiri dari : musim hujan, kemarau dan musim pancaroba. Diman musim hujan biasanya terjadi antara Bulan Januari s/d April, musim kemarau antara bulan Juli s/d Desember, sedangkan musim pancaroba antara bulan Mei s/d Juni.

3. Keadaan Sosial

[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Desa Mabulugo terdiri dari berbagai suku diantaranya Buton, Muna, Bali dan lain-lain serta sebagian besar beragama islam dan Hindu. Adapun tingkat pendidikan masyarakat sebagian besar masih rendah hal ini disebabkan masih sangat terbatasnya sarana dan prasarana fasilitas pendidikan dan pendukung lainnya.

a. Budaya

[sunting | sunting sumber]
Buton Muna Bali Lain-Lain
806 10 421 -

b. Kepercayaan

[sunting | sunting sumber]
Islam Katolik Protestan Hindu Budha
816 - - 421 -

4. Keadaan Ekonomi

[sunting | sunting sumber]

a. Tingkat Pendidikan

[sunting | sunting sumber]
Tdk Tamat SD/MI SD SMP SLTA SARJANA
25 364 187 203 48

b. Mata Pencaharian

[sunting | sunting sumber]
Petani 258 Sopir 20
Nelayan 22 PNS 11
Tukang 5 TNI/Polri 2
Buruh 30 Pensiunan 5
Wiraswasta 61

c. Kepemilikan ternak

[sunting | sunting sumber]
Ayam/Itik Sapi Babi Bebek Kucing Lain-lain
300 15 30 - - -

Kondisi Pemerintahan Desa

[sunting | sunting sumber]

1. Pembagian Wilayah Desa

[sunting | sunting sumber]

(Jumlah Penduduk = 1237 Jiwa, jumlah Kepala Keluarga = 355 KK)

Jumlah penduduk sesuai dengan dusun/lingkungan

NO. NAMA DUSUN JUMLAH JIWA KEPALA KELUARGA
L P TOTAL
1.

2.

3.

4.

Dusun PP. Selatan

Dusun Mabulugo

Dusun Sekar Sari

Dusun Mekar Sari

234

151

99

111

251

175

108

108

485

326

207

219

132

94

61

68

2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa

[sunting | sunting sumber]

Potensi Dan Masalah

[sunting | sunting sumber]

1. Potensi

[sunting | sunting sumber]

Adapun potensi Desa Mabulugo adalah pertanian, perkebunan dan perikanan dimana selama ini pengelolaannya masih semi manual (konfensional), sehingga kurang memberikan kontribusi dalam rangka peningkatan pendapatan masyarakat yang sebagian hidupnya bergantung dari hasil pertanian, perkebunan dan perikanan.

No. Jenis Potensi Desa Jumlah/Volume Keterangan
1. Polindes 1
2. Kantor Desa 1
3. Poskamling 2
4. Jembatan -
5. Deuker 10
6. Lapangan Sepakbola -
7. Balai Desa 1
8. Gedung SD 1
9. Jalan Umum Desa -
10 Masjid/musholla 1
11. Gereja -
12. Pura 5
13. Kebun Kakao 2 Ha
14. Kebun Kopra 23 a
15. Lahan Tambak Ikan Air Tawar -
16. Lahan Tambak  Kepiting -
17. Lapangan Volleyball -
18. Tempat Pemakaman Umum (TPU) 2
19. Jalan Usaha Tani -

2. Potensi Khusus

[sunting | sunting sumber]
No. Jenis Potensi Desa Jumlah/

Volume

Keterangan
1. Kolam Ikan -
2. Ayam -
3. Sapi 15
4. Kebun/Ladang 10 Unit
5. Kios Sembako 15 Unit
6. Moubiler 1 Unit
7. Tasirtu -
8. Rumah -
9. Perahu -
10 Vihara -
11. Perbengkelan -

3. Masalah

[sunting | sunting sumber]

Masalah yang dihadapi masyarakat yaitu tingkat pengetahuan masyarakat yang masih minim, adanya hama tanaman seperti penggerek buah, jamur dan lain sebagainya juga sangat memprihatinkan. Sehingga perlu adanya penyuluhan dalam hal pertanian dan perkebunan sehingga pendapatan masyarakat dapat ditingkatkan. Sedangkan untuk sektor perikanan, selama ini masyarakat hanya mengandalkan metode tangkap tradisional menggunakan sampan/perahu serta alat penangkapan pancing dan jala/pukat sederhana sehingga penghasilan bergantung musim termasuk juga di bidang-bidang lainnya.

Selain itu hal yang paling urgen dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat adalah kondisi masyarakat yang sangat memerlukan sumber sarana air bersih dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari masyarakat. Tidak adanya sumber air baku masyarakat yang menjadi sumber air utama bagi masyarakat terutama pada musim kemarau dimana sumur masyarakat yang memiliki jumlah yang sangat minim dan belum memenuhi kebutuhan dua pertiga dari kebutuhan air bersih warga desa terutama pada musim kemarau sering terjadi kekeringan pada sumur-sumur tersebut.

Berdasarkan penjaringan masalah yang dilakukan setiap dusun di dapati masalah sebagai berikut :

a.       SARPRAS
1. Rusaknya jalan Usaha Tani
2. Tidak adanya drainase
3. Sarana dan prasarana olahraga di Desa tidak memadai
4. Garong-gorong yang ada sidah mulai rusak dan tidak layak pakai
5. Balai Desa sudah tua sehingga perlu diperbaiki
6. Kantor Desa sebagai tempat pelayanan masyarakat belum ada
7. Tidak ada gapura/pintu gerbang desa sebagai identitas desa
8. Belum tersedianya gorong-gorong/plat deuker untuk penghubung jalan usaha tani
9. Tidak adanya sarana konputer untuk mendukung kelancaran administrasi desa (misal : pembuatan RPJMDES)
10. Jalan desa rusak dan berlubang pada musim hujan becek dan berlumpur karena banyaknya genangan air sehingga harus ditimbun.
11. Tidak ada gedung posyandu
12. Tidak ada sarana dan prasarana pendukung kegiatan posyandu (alat timbang gantung dan berdiri, seragam kader).
13. Tidak adanya pengeras suara sehingga pertemuan kurang efektif.
14. Tidak ada tempat pertemuan untuk pemudan/karang taruna
15. Pembangunan rumah ibadah (masjid) terhambat
16. Saluran pembuangan mengalami pendangkalan/sedimentasi
17. Jalan desa berdebu sehingga  mengganggu kesehatan
18 Kurangnya sarana fasilitas alat tangkap bagi nelayan
b.      PENDIDIKAN
1. Kurangnya sarana bermain anak
2. Gedung TK dan SD tidak mempunyai pagar untuk menghalau ternak liar yang berkeliaran.
3. Kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh ibu-ibu PKK
c.       KESEHATAN
1. Kurang tersedianya air bersih di desa dusun 1, 2 dan 3
2. Banyaknya petani yang menggunakan bahan kimia berlebihan
3. Kurangnya makanan tambahan bagi balita
4. Masyarakat sangat sulit mendapatkan air bersih karena tidak adanya sumber air yang memadai dan mampu memenuhi kebutuhan wilayah desa.
5. Sumur warga sering mengalami kekeringan pada musim kemarau.
d.      EKONOMI
1. Kurangnya modal usaha bagi kelompok usaha ekonomi produktif masyarakat
2. Harga saprodi dan saprotan mahal, tidak terjangkau
3. Kurangnya pengetahuan warga tentang mekanisme berwiraswasta
4. Kurangnya bibit pertanian yang tersedia
5. Kurang tersedianya benih padi yang baik untuk masyarakat petani
6. Pada musim hujan, warga kesulitan mengeringkan hasil bumi dan perikanan
7. Kurangnya saluran irigasi
8. Kurang memadainya kebutuhan untuk ketahanan pangan desa yang ada di gapoktan
9. Kurangnya petugas penyuluh yang ada di desa.
e.       EKONOMI PETERNAKAN
1. Kurangnya bibit sapi sehingga menghalangi pengembangan usaha
2. Kurang tersedianya bibit ikan
3. Kurang tersedianya modal bagi peternak untuk mengembangkan usahanya
4. Masih kurang tersedianya obat-obatan bagi ternak/hewan peliharaan.
f.       KEPENDUDUKAN
1. Banyak rumah warga yang sudah tidak layak huni
2. Banyak lansia yang hidupnya sangat memprihatinkan
3. Banyak warga yang belum mempunyai penerangan/listrik
4. Banyak anak muda lulusan SMA dan Sarjana belum mempunyai pekerjaan
g.       LINGKUNGAN DAN KEAMANAN
1. Tidak adanya pos ronda
2. Tidak adanya penerangan jalan
3. Banyak limbah/kotoran ternak yang tidak dimanfaatkan
h.      TRADISI DAN BUDAYA
1. Kurang efektifnya lembaga adat.
i.       KELEMBAGAAN
1. Ibu-ibu PKK tidak memiliki seragam
2. Kurang efektifnya program karang taruna
3. Kurangnya kader posyandu
4. Banyak aparat kurang memahami tugasnya
5. Ada anggota BPD kurang memahami tugasnya
6. LPM tidak berfungsi secara maksimal
7. Belum adanya pengurus BKAD
8. Kurangnya partisipasi ibu-ibu PKK dalam mengembangkan usahanya

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]