Masnawi Abdul Saadang
Masnawi Abdul Saadang | |
---|---|
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan ke-5 | |
Masa jabatan 11 Juli 1996 – Februari 2001 Menjabat bersama Dharmadi Charsyah | |
Presiden | Soeharto B. J. Habibie Abdurrahman Wahid |
Gubernur | Zainal Basri Palaguna |
Bupati Pinrang ke-12 | |
Masa jabatan 1998–1999 | |
Presiden | B. J. Habibie |
Gubernur | Zainal Basri Palaguna |
Pendahulu Andi Firdaus Amirullah | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Majene, Celebes, Hindia Belanda | 24 April 1939
Meninggal | 26 Oktober 2015 Makassar, Sulawesi Selatan | (umur 76)
Suami/istri | Wardiyah (m. 1963) |
Anak | 9 |
Sunting kotak info • L • B |
Drs. Masnawi Abdul Saadang, M.B.A., M.M. (24 April 1939 – 26 Oktober 2015) adalah seorang birokrat dari Indonesia. Ia menjabat sebagai Wakil Gubernur Bidang Kesejahteraan Sosial dan Administrasi dari tahun 1996 hingga 2001.
Masa kecil dan pendidikan
[sunting | sunting sumber]Masnawi lahir pada tanggal 24 April 1939 di Majene sebagai anak dari seorang pegawai kantor pos. Beberapa tahun kemudian, ayahnya dipindahkan ke Sumbawa Besar dan Masnawi menempuh pendidikannya di Sekolah Rendah No. 3 Sumbawa Besar. Di sana, Masnawi berteman dekat dengan putra dari Sultan Sumbawa, sehingga ia dianggap sebagai anak sendiri oleh Sultan Sumbawa.[1]
Beberapa saat setelah Masnawi lulus Sekolah Rendah pada tahun 1951, ayahnya dipindahkan ke Makassar. Masnawi kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Bagian B yang terletak di Makassar dan lulus pada tahun 1955. Setelah itu, Masnawi belajar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Bagian C. Ia merantau ke Yogyakarta setelah lulus SMA pada tahun 1958. Masnawi mengikuti pendidikan tinggi di Fakultas Sosial Politik Universitas Gadjah Mada di kota tersebut dan lulus dengan gelar doktorandus pada tahun 1965. Ia kemudian kembali ke provinsi kelahirannya beberapa saat kemudian.[1][2]
Masnawi kembali belajar di institusi pendidikan tinggi semasa menjabat sebagai Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. Masnawi memperoleh gelar Magister Administrasi Bisnis dari Indonesian Institute of Management in Cooperation dan Universitas Negeri Pittsburgh dan gelar Magister Manajemen dari Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen pada tahun 1995.[1][2]
Karier birokrasi
[sunting | sunting sumber]Masnawi mengawali kariernya dalam dunia birokrasi sebagai ahli tata praja di Kantor Gubernur Sulawesi Selatan. Dua tahun kemudian, Masnawi dimutasi ke Kabupaten Mamuju sebagai Kepala Biro Pemerintahan pada tahun 1967 dan ke Kabupaten Barru dengan jabatan yang sama dari tahun 1967 hingga 1968. Masnawi menggambarkan pengalamannya bekerja di lingkungan pemerintahan kabupaten sebagai sebuah pengalaman berharga karena ia bisa mengenal permasalahan yang terjadi di tengah masyarakat. Ia kembali ke kantor gubernur setelah bertugas di kabupaten selama beberapa tahun.[2]
Di kantor gubernur, Masnawi menduduki berbagai macam jabatan. Ia menduduki jabatan Kepala Biro Desentralisasi dan Hukum dari tahun 1969 hingga 1973, Kepala Biro Hukum dari tahun 1973 hingga 1979, Sekretaris Bappeda Tingkat Sulsel dari tahun 1979 hingga 1980. Setelah memegang jabatan-jabatan tersebut, Masnawi kemudian mengemban amanah sebagai Kepala Biro Pemerintahan dari tahun 1980 hingga 1987 dan Kepala Direktorat Pembangunan Desa dari bulan Juli 1987[3] hingga 1993.[2] Selama memegang jabatan tersebut, Masnawi membuat sejumlah terobosan dalam pengembangan desa di Sulsel, termasuk menerapkan konsep Pembangunan Desa Terpadu yang dianggap memajukan pedesaan dan mengurangi pengeluaran anggaran pembangunan yang mubazir.[1]
Masnawi diangkat sebagai Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) pada tahun 1993 setelah berkarier di lingkungan kantor gubernur. Ia merekrut staf ahli dari universitas-universitas di Sulawesi Selatan seperti Universitas Hasanuddin, IKIP, UIN, dan UMI untuk bekerja di Bappeda.[1] Ia juga sering melakukan perjalanan ke negara-negara seperti Filipina, Thailand, Australia, Jepang, Republik Tiongkok, Tiongkok, Singapura, dan Arab Saudi untuk mengikuti seminar, kerjasama, dan promosi komoditas Sulawesi Selatan.[2] Masnawi juga sempat dicalonkan sebagai Wali Kota Ujungpandang (sekarang Makassar) pada bulan November 1993, namun namanya ditolak oleh Menteri Dalam Negeri.[4]
Wakil Gubernur Sulawesi Selatan
[sunting | sunting sumber]Pada tanggal 11 Juli 1996,[5] Masnawi dilantik sebagai Wakil Gubernur Bidang II yang membidangi kesejahteraan rakyat dan administrasi. Asnawi berpendapat pada masa awal pemerintahannya bahwa administrasi di pemerintahan Sulawesi Selatan belum terlalu rapi dan harus dibenahi.[1] Jabatannya kemudian direorganisir menjadi wakil gubernur bidang ekonomi dan pembangunan.[6]
Pada pemilihan gubernur Sulawesi Selatan yang berlangsung di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 22 Desember 1997, nama Masnawi menjadi salah satu calon gubernur. Ia memperoleh empat suara dan dikalahkan oleh gubernur petahana pada saat itu, Zainal Basri Palaguna, yang memperoleh 33 suara.[7]
Masnawi ditunjuk oleh Zainal sebagai penjabat Bupati Pinrang pada tanggal 17 Oktober 1998, menggantikan A. Firdaus Amirullah yang diberhentikan akibat dugaan keterlibatan dalam kasus korupsi. Masnawi ditugaskan untuk segera melakukan persiapan pemilihan bupati definitif tanpa rekayasa dari pemerintah tingkat atas.[6] DPRD setempat akhirnya memilih Andi Nawir Pasinringi sebagai bupati definitif yang menggantikan Masnawi pada tahun 1999.[8]
Wafat
[sunting | sunting sumber]Masnawi wafat pada pukul 10.25 WITA, tanggal 26 Oktober 2015, di Rumah Sakit Siloam Makassar.[9] Sejumlah pejabat tinggi di pemerintahan daerah Sulawesi Selatan melayat jenazahnya. Jenazahnya dilepas dari keluarga ke Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan dimakamkan di Pekuburan Pa’bangiang sehari setelah ia wafat.[10][11]
Kehidupan pribadi
[sunting | sunting sumber]Masnawi menikah dengan Wardiyah pada tahun 1963.[1] Pasangan tersebut memiliki 3 putra dan 6 puteri.[2]
Penghargaan
[sunting | sunting sumber]- Piagam Penghargaan dan Medali Perjuangan Angkatan '45, DHN Angkatan 45 (1995)[2]
- Satyalancana Karya Satya 30 Tahun (1996)[2]
- Piagam Penghargaan Gubernur Sulsel (1997)[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d e f g Onggang, Alif We (1998). Tentang Sejumlah Orang Sulawesi Selatan, 1998. Yamami. hlm. 176–177. ISBN 978-979-95557-0-0.
- ^ a b c d e f g h i Tim Penerbitan Buku 50 Tahun UGM (1999). Apa & Siapa Sejumlah Alumni UGM. Jakarta. hlm. 443–444. ISBN 9789798391835.
- ^ "Konsep Pewilayahan Komoditi Belum Mampu Ciptakan Keterpaduan". Kompas. 8 Juli 1987. hlm. 11. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "Ditolak Mendagri, Calon Wali Kota Ujungpandang". Kompas. 15 November 1993. hlm. 17. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "Daerah Jangan Berpikir Sebatas Kebutuhannya Saja". Kompas. 12 Juli 1996. hlm. 14. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ a b "Sulsel Mencari Lima Bupati". Kompas. 19 Oktober 1998. hlm. 18. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "ZB Palaguna Raih 33 Suara. Gubernur Sultra Dilantik Hari Ini". Kompas. 23 Desember 1997. hlm. 8. Diakses tanggal 10 September 2021.
- ^ "Bupati Pinrang dari Masa Ke Masa". Pemerintah Kabupaten Pinrang. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-11-04. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ Alfian (26 Oktober 2015). Maharani, Ina, ed. "Mantan Wakil Gubernur Sulsel 1996-2001 Meninggal Pagi Tadi". Tribun Makassar. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ "Pamong Sejati itu Telah Pergi". Berita Kota Makassar. 28 Oktober 2015. Diakses tanggal 11 September 2021.
- ^ Muchlis, Ardy (27 Oktober 2015). Maharani, Ina, ed. "Menteri Amran Sudah Hadir, Acara Masih Tunggu SYL Baru Dimulai". Tribun Makassar. Diakses tanggal 11 September 2021.