Merah Poetih
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Merah Poetih adalah surat kabar berbahasa Indonesia yang terbit pertama kali pada 3 Oktober 1945. Surat kabar ini berumur pendek, yakni satu bulan.[1]
Menurut buku Seabad Pers Kebangsaan, 1907–2007, adalah sebarisan kecil koran yang terbit hanya sepurnama setelah proklamasi dikumandangkan . di salah satu edisinya, Pada edisi awalnya, koran ini merekam bagaimana pemerintahan republik yang baru terbentuk berjibaku membikin uang sendiri. Uang bukan hanya alat jual beli, tapi juga simbol sehat tidaknya ekonomi. Uang juga bagian dari sebuah kedaulatan sehingga bagi negara yang merdeka, uang adalah pengikat kemerdekaan sekaligus simpul kekuatan.[1]
Merah Poetih pada edisi 11 Oktober 1945 mencatat pendirian pusat Bank Indonesia. Dalam beritanya, disebutkan bahwa telah dibentuk badan umum bernama Pusat Bank Indonesia (PBI) yang berkedudukan di Jakarta. PBI dipimpin oleh R.M. Maryono dengan anggota terdiri dari Mohammad Hatta, Moewardi, Soeharto, Djohar, Maramis, Soerachman, dan Soeno. Setelah itu, Merah Poetih melakukan provokasi dengan mewartakan "Oeang NICA Tidak Berlaku" dan "NICA telah menyebarkan Oeang Palsu".[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Seabad Pers kebangsaan, 1907–2007 (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: I:Boekoe. 2007. hlm. 628–530. ISBN 978-979-1436-02-1. OCLC 289071007.