Metafiksi
Metafiksi adalah fiksi yang mengarahkan perhatian pembacanya pada fiksionalitasnya sendiri (Quinn, 2006:257). Dalam karya metafiksi, asas bahwa karya sastra bersifat rekaan atau fiksional sengaja dipertontonkan dengan lugas. Jadi, metafiksi adalah fiksi tentang fiksi (Neumann, 2014:1). Istilah metafiksi dipergunakan orang setelah istilah tersebut diciptakan oleh penulis sastra bernama William H. Gass. Gass meciptakan istilah “metafiksi” pada 1970 melalui sebuah esai “Philoshopy and the Form of Fiction”.[1]
Kata “metafiksi” digunakan untuk acuan karya-karya modern yang seluruhnya refleksif diri serta karya-karya yang hanya berisi beberapa baris kesadaran yang menciptakan ambiguitas Karya metafiksi erat kaitannya dengan anakronisme yang artinya ketidakcocokan atau ketidaksesuaian dengan zaman tertentu. Metafiksi adalah sebuah mode khayal yang menggunakan fiksionalitas, kaidah dari penulisan fiksi, sebagai bagian dari subyek masalah itu sendiri (Wolfreys, 2002:64).
Menurut Waugh (1984:2), metafiksi adalah istilah yang diberikan untuk penulisan fiksi yang secara sadar dan sistematis menarik perhatian pada statusnya sebagai artefak yang mengemukakan masalah tentang hubungan antara fiksi dan kenyataan (realitas).
Istilah metafiksi digunakan untuk mengacu pada karya-karya modern yang seluruhnya refleksif diri serta karya-karya yang hanya berisi beberapa baris kesadaran diri yang menciptakan ambiguitas. Dalam reviewnya Patricia Waugh, Metafiksi: Teori Dan Praktik Fiksi Sadar Diri (1984), Ann Jefferson berpendapat bahwa masalahnya adalah Waugh tidak dapat memiliki kedua caranya dan metafiksi hadir baik sebagai karakteristik yang melekat dari fiksi naratif dan sebagai respon terhadap bayangan sosial dan budaya kontemporer.
Sejarah konsep metafiksi
[sunting | sunting sumber]Penelitian di bidang metafiksi telah dibudayakan selama puluhan tahun dan kembali sebelum 1970. Scholes (1970) menciptakan istilah “metafiksi” untuk menunjuk fiksi yang menggabungkan berbagai perspektif kritik ke dalam proses fiksi. Dengan demikian, menekankan struktural, formal, atau masalah filosofis. Dari dulu, metafiksi telah menjadi topik utama dalam penelitian naratologis, menggantikan sampai sekarang dan dengan istilah yang lebih sempit ‘narasi sadar diri’ dan ‘ironi fiksionalitas’. Konseptualisasi bentuk dan fungsi metafiksi berkembang dari pertengahan 1970-an sampai pertengahan 1980-an, tepatnya ketika sarjana sedang beruaha untuk mendefinisikan postmodernisme sebagai zaman dan etos (Neumann dan Nunning, 2009:205 – 206).
Wolf (1998) menekankan bahwa (barat) fiksi naratif telah terkandung unsur metafiksional sejak permulaannya. Dari Homer ke Salman Rushdie, dari Don Quixote dan Jacques le fataliste ke The Remains of the day, naratif telah memamerkan konvensi mendongeng dan disorot alam yang dibangun penulis cerita. Namun, frekuensi dan fungsinya bervariasi bergantung pada genre dan zaman.
Fungsi berbagai metafiksi dari merusak ilusi estetika untuk poetologikal refleksi diri, mengomentari prosedur estetika, dan eksplorasi dari kemungkinan dan batas fiksi (Neumann dan Nunning, 2009:207). Tipologi rinci Wolf juga telah memberikan dasar yang kuat untuk analisis metafiksi dalam berbagai genre lain seperti puisi, drama, dan musik. Dikontribusi terakhir, Wolf (2009) berusaha untuk meningkatkan penerapan transmedial dari metafiksi oleh pengonsepan ulang dalam langkah pertama sebagai konsep spesifik non media, yaitu sebagai “metareferensi”. Metareferensi menunjukkan praktik penandaan yang menghasilkan makna referensial diri dan mengaktualisasikan bingkai kognitif sekunder dalam penerima. Atas dasar ini, media individu dapat diperiksa sehubungan dengan kapasitas metareferensial mereka (Neumann dan Nunning, 2009:207).[2]
Fenomena metafiksi sudah ditemukan dalam puisi epik Yunani odyssey karya Homer (diperkirakan ditulis pada akhir Abad VIII SM), dua puluh empat kisah yang terhimpun dalam Canterbury Tales Geoffrey Chaucer (ditulis antara 1387 sampai dengan 1400), novel Spanyol Don Quixote Miguel de Cervantes (bagian pertama terbit pada 1605 dan bagian kedua 1615), novel jenaka Tristram Shandy Laurence Sterne (terbit dalam sembilan jilid dengan jilid ke-1 dan ke-1 oada 1759, jilid ke-3 dan ke-4 pada 1761, jilid ke-5 dan ke-6 pada 1762, jilid ke-7 dan ke-8 pada 1765, dan jilid ke-9 pada 1767), dan novel Skotlandia The Private Memoirs and Confessions of Justified Sinner James Hogg (terbit anonim pada 1824).
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Nazaruddin, Kahfie (2017-11-04). "Matafiksionalitas Novel Trilogi Soekram Sapardi Djoko Damono (Laporan Penelitian)" (PDF). Repository LPPM Unila. Diakses tanggal 2023-11-27.
- ^ Pannarab, Dian Putri (2016-08-16). "Dimensi Metafiksi dalam Novel Trilogi Soekram Karya Sapardi Djoko Damono dan Rancangan Pembelajarannya di SMA" (PDF). Digilib Unila. Diakses tanggal 2023-11-27.