Metode PMPO
![]() | artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
![]() | Artikel ini tidak memiliki kategori atau memiliki terlalu sedikit kategori. Bantulah dengan menambahi kategori yang sesuai. Lihat artikel yang sejenis untuk menentukan apa kategori yang sesuai. Tolong bantu Wikipedia untuk menambahkan kategori. |
Dari berbagai aspek pertimbangan ilmiah, dapat dikatakan bahwa metode tes proyektif merupakan metode yang terbaik untuk mengevaluasi dan mengumpulkan data-data psikologis, terutama yang melibatkan data afektif. Salah satu metode proyektif adalah Projective Multi-Phases Orientation atau PMPO.
Fakta
[sunting | sunting sumber]Ada beberapa fakta yang berkaitan metode PMPO, yaitu : 1. Metode Projective Multi-Phases Orientation atau PMPO, adalah generasi baru dari metode proyektif konvensional, sebagai hasil penelitian ilmiah dari seorang psikolog Eko Budhi Purwanto.[1] 2. Metode Projective Multi-Phases Orientation atau PMPO, Secara syah telah mendapatkan hak paten kekayaan intelektual (HAKI) No :045367 oleh MENHUKAM RI, Sejak tanggal 4 Desember 2009.[2] 3. Landasan ilmiah yang dipakai dalam mengembangkan metode PMPO adalah, Teori Psiko Dinamika, Psycho Pain Theory, dan Teori Mutual Performance. Psikodinamika merupakan teori yang menjelaskan perilaku kepribadian dalam arti dinamika energi yang tidak disadari dalam diri seseorang. Ada unsur-unsur utama dalam teori ini, yaitu motivasi, emosi, dan aspek-aspek dalam lainnya. Teori ini menduga bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik-konflik psikologis tersebut, yang pada umumnya terjadi sejak individu masih kecil. Psycho Pain Theory, adalah teori psikologi yang dikembangkan oleh Eko Budhi Purwanto. Teori Penderitaan Psikologis (Psycho pain Theory) adalah teori yang menjelaskan bahwa pada dasarnya individu akan terus memperbaiki keadaannya buruk ketika sedang mengalami penderitaan, yaitu dengan berusaha untuk melepaskan penderitaan tersebut (pain relief). Istilah penderitaan dalam psikologi diartikan sebagai rasa sakit, baik sakit secara fisik maupun psikis yang dialami seseorang, dan pihak yang menderita merasakan keharusan untuk menanggung beban atas derita yang dialami. Namun tidak dikatakan menderita manakala seseorang meski secara fisik terluka tetapi secara psikis tidak merasa terluka, dan tidak merasa harus menanggung beban atas luka yang dideritanya. Artinya, dapat dikatakan menderita manakala terdapat nuansa yang terkait dengan perasaan untuk harus menanggung beban derita yang hal tersebut tergantung dari hati individu yang bersangkutan. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perasaan menderita atau tidak menderita sangat tergantung pada diri manusia yang berangkutan, dimana antara individu yang satu dengan individu lainnya memiliki konsep perasaan yang berbeda-beda. Perasaan menderita tidak tergantung pada apa yang sedang dialaminya, melainkan lebih dipengaruhi oleh bagaimana sudut pandang individu yang bersangkutan terhadap berbagai hal atau peristiwa yang sedang dialaminya. Kepunyaan ketangguhan mental seseorang akan mempengaruhi bagaimana seseorang merasakan hal-hal atau peristiwa yang menyebabkan munculnya penderitaan. Individu dengan ketangguhan mental yang rendah memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk berada pada kondisi yang mengarah pada tahap yang disebut kekalutan mental. Teori Kinerja Bersama ( Mutual Performance Theory) adalah teori yang juga dikembangkan oleh Eko Budhi Purwanto. Teori ini menduga bahwa, pada dasarnya seorang individu akan terus berusaha tampil sempurna setidaknya di mata individu lainnya. Teori ini yang menjuadi penghambat setiap penyelenggaraan pemeriksaan psikologis, terutama tes psikologis yang dilakukan dengan bentuk tes inventaris. 4. Metode Projective Multi-Phases Orientation menggunakan corak-corak garis dasar (basic line sources) sebagai bahan dasar pengambilan skor untuk dapat mengukur aspek kognisi maupun afeksi, psikomotorik, dan kepribadian. Aspek kognitif termasuk didalamnya adalah, pengetahuan, pemahaman, aplikasi dan analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek afektif adalah aspek yang bersangkut paut dengan sikap mental, perasaan dan kesadaran individu. Aspek Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, pendapat, dan sikap yang melekat pada seseorang jika berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan.
Dasar
[sunting | sunting sumber]Dalam melaksanakan asesmen PMPO, terdapat 4 dasar, yakni:
- Valid (menguji apa yang harus diuji),
- Tepercaya (konsisten, perangkat yang dibuat harus bisa digunakan oleh siapa saja dengan hasil yang sama),
- Luwes (disesuaikan dengan kebutuhan asesi),
- Adil, memberikan kesempatan dan fasilitas yang sama.