Lompat ke isi

Minuman sarsaparilla

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sarsaparilla adalah minuman bersoda yang termasuk dalam kategori minuman berkarbonasi atau soft drink. Minuman ini mencapai puncak popularitasnya pada era 1980-an, bahkan mampu mendominasi pasar ekonomi di Palembang dengan ciri khas cap kembang api pada kemasannya. Karena pelafalan "sarsaparilla" cukup sulit bagi sebagian besar masyarakat Palembang, mereka lebih sering menyebutnya dengan istilah "saprela."

Minuman ini dibuat dari perpaduan batang tanaman sarsaparilla dengan air berkarbonasi, menciptakan sensasi rasa yang khas dan unik, yaitu perpaduan rasa manis dengan sedikit sentuhan balsamik. Sarsaparilla juga dikenal sebagai minuman soda pertama di Indonesia, menjadikannya salah satu produk legendaris dalam sejarah minuman bersoda di Tanah Air.

Namun, sejak awal tahun 2000-an, keberadaan saprela semakin sulit ditemukan di pasaran. Hal ini disebabkan oleh semakin banyaknya persaingan dari berbagai produk minuman bersoda asal luar negeri yang masuk ke Indonesia. Meskipun demikian, minuman ini masih dapat ditemui di beberapa kota pesisir, seperti Sekayu dan kawasan sekitar Sungsang, pada tempat sarapan Harum Palembang. yang tetap mempertahankan eksistensinya sebagai bagian dari tradisi lokal.

Sebagai minuman yang memiliki nilai sejarah, saprela bukan sekadar minuman penyegar, tetapi juga menjadi bagian dari identitas kuliner khas Palembang. Beberapa pelaku usaha lokal kini mulai berupaya menghidupkan kembali popularitas saprela dengan mengemasnya dalam tampilan yang lebih modern tanpa menghilangkan cita rasa aslinya. Dengan adanya inovasi ini, diharapkan saprela dapat kembali menarik perhatian generasi muda dan mempertahankan eksistensinya di tengah perkembangan industri minuman bersoda yang semakin kompetitif.[1]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Marinda, Dika; Ardillah, Yustini (2019-10-02). "Implementasi Penerapan Sanitasi Tempat-tempat Umum Pada Rekreasi Benteng Kuto Besak Kota Palembang". JURNAL KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA. 18 (2): 89. doi:10.14710/jkli.18.2.89-97. ISSN 2502-7085.