Minyak biji bunga matahari
Minyak biji bunga matahari atau minyak biji kanigara adalah minyak nonvolatile (tak berasiri) yang dihasilkan dari biji bunga matahari (Helianthus annuus) yang dipampat. Minyak biji bunga matahari biasanya digunakan dalam masakan sebagai minyak goreng dan bahan baku kosmetik. Minyak ini memiliki campuran lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda dengan konstituen utama asam oleat dan asam linoleat.
Minyak biji bunga matahari menjadi komoditas industri sejak tahun 1835 di Kekaisaran Rusia.[1][2] Produsen minyak biji bunga matahari terbesar saat ini yaitu Ukraina, Russia, dan Argentina.[3]
Komposisi
[sunting | sunting sumber]Kandungan utama minyak biji bunga matahari yaitu:[4]
- Asam palmitat (jenuh): 4–9%
- Asam stearat (jenuh): 1–7%
- Asam oleat (tak jenuh tunggal omega-9): 14–40%
- Asam linoleat (Tak jenuh ganda omega-6): 48–74%
Jenis minyak biji bunga matahari yang dihasilkan tidak terlepas dari kondisi genetik bunga dan iklim setempat. Minyak biji bunga matahari diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu kadar asam oleat tinggi, sedang, dan rendah. Minyak biji bunga matahari dengan kadar asam stearat tinggi mulai dikembangkan untuk industri makanan pengganti minyak nabati terhidrogenasi.[5][6]
Sifat fisik
[sunting | sunting sumber]Minyak biji bunga matahari bersifat cair pada temperatur ruang. Minyak yang telah dimurnikan akan berwarna jernih dan sedikit kekuningan.
Titik asap (setelah dimurnikan) | 232 °C | 450 °F[7] |
Titik asap (sebelum dimurnikan) | 107 °C | 225 °F[7] |
Kepadatan (25 °C) | 918.8 kg/m3[8] | |
Indeks refraktif (25 °C) | ≈1.4646[8] | |
Nilai saponifikasi | 188-194 | |
Nilai iodin | 120-145 | |
Kadar unsaponifiable | 1.5-2.0% | |
Viskositas (25 °C), sebelum dimurnikan | 0.4914 kg/(M*S)[9] |
Nutrisi
[sunting | sunting sumber]Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz) | |
---|---|
Energi | 3.699 kJ (884 kcal) |
0 g | |
100 g | |
Jenuh | 10.3 g |
Tak jenuh tunggal | 19.5 g |
Tak jenuh jamak | 65.7 g |
0 g | |
Vitamin | Kuantitas %AKG† |
Vitamin E | 274% 41.08 mg |
Vitamin K | 5% 5.4 μg |
| |
†Persen AKG berdasarkan rekomendasi Amerika Serikat untuk orang dewasa. Sumber: USDA FoodData Central |
Standar yang ditetapkan dalam menentukan nutrisi dari minyak biji bunga matahari adalah tanaman bunga matahari yang dikembangkan tanpa melalui rekayasa genetika (non-GMO). Minyak yang dihasilkan dari tanaman ini mengandung lebih banyak asam linoleat dibandingkan asam oleat. Strain baru yang mampu menghasilkan asam oleat tinggi dikembangkan pada akhir abad ke-20. Namun di luar variasi kandungan asam lemak, nutrisi lainnya seperti vitamin E dan vitamin K tidak memiliki perbedaan yang signifikan.
Lemak total | Lemak jenuh | Lemak tak jenuh tunggal | Lemak tak jenuh majemuk | Titik asap | |
Minyak biji bunga matahari | 100g | 11g (11%) | 20g (84g in high oleic variety[10]) | 69g (4g in high oleic variety[10]) | 225 °C (437 °F)[11] |
Minyak kedelai | 100g | 16g (16%) | 23g | 58g | 257 °C (495 °F)[11] |
Minyak kanola | 100g | 7g (7%) | 63g | 28g | 205 °C (401 °F)[10][12] |
Minyak zaitun | 100g | 14g (14%) | 73g | 11g | 190 °C (374 °F)[11] |
Minyak jagung | 100g | 15g (15%) | 30g | 55g | 230 °C (446 °F)[11] |
Minyak kacang tanah | 100g | 17g (17%) | 46g | 32g | 225 °C (437 °F)[11] |
Minyak bekatul | 100g | 25g (25%) | 38g | 37g | 213 °C (415 °F) |
Lemak babi | 100g | 39g (39%) | 45g | 11g | 190 °C (374 °F)[11] |
Suet | 94g | 52g (55%) | 32g (34%) | 3g (3%) | 200 °C (400 °F) |
Mentega | 81g | 51g (63%) | 21g (26%) | 3g (4%) | 150 °C (302 °F)[11] |
Minyak kelapa | 100g | 86g (86%) | 6g (6%) | 2g (2%) | 177 °C (351 °F) |
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Rendahnya titik asap menjadikan minyak biji bunga matahari tidak ideal untuk menggoreng dengan temperatur tinggi. Namun ideal sebagai pelengkap masakan yang telah matang atau siap disajikan, misal sebagai salad dressing. Minyak biji bunga matahari juga dapat dijadikan margarin.
Sebagai bahan baku kosmetik, minyak biji bunga matahari berperan dalam memperhalus kulit.
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Кряженков, Анатолий (2003). "Сметливые на все руки". Подъём (dalam bahasa Russian). No. 2003–6.
- ^ Кондратьева, И., ed. (1994). "Алексеевка". Города России: энциклопедия (dalam bahasa Russian). М.: Большая российская энциклопедия. hlm. 17–18. ISBN 5-85270-026-6.
- ^ UN Food & Agriculture Organisation (FAO)
- ^ British Pharmacopoeia Commission (2005). "Ph Eur monograph 1371". British Pharmacopoeia 2005. Norwich, England: The Stationery Office. ISBN 0-11-322682-9.
- ^ "Not That Popular, but Truly Healthy! Sunflower Oil Benefits". Oily Oily. Diakses tanggal 26 June 2013.
- ^ "Sunflower Oil - Your Healthy Choice". National Sunflower Association. Diakses tanggal 26 June 2013.
- ^ a b Chu, Michael (2004-06-10). "Smoke Points of Various Fats - Kitchen Notes". Cooking For Engineers. Diakses tanggal 2013-02-07.
- ^ a b Irina NITA, Anisoara NEAGU, Sibel GEACAI, Anca DUMITRU and Anca STERPU: "Study of the behavior of some vegetable oils during the thermal treatment," Technology and Chemical Engineering Department, Ovidius University, bd. Mamaia 124, Constanta, 900527, Romania http://www.univ-ovidius.ro/anale-chimie/chemistry/2010-1/full/1_nita.pdf Diarsipkan 2011-06-28 di Wayback Machine.
- ^ H. Abramovic and C. Klofutar (1998). "The Temperature Dependence of Dynamic Viscosity for Some Vegetable Oils" (PDF). Acta Chim. Slov. Acta.chem-soc.si. 45 (1): 69–77. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2013-02-26. Diakses tanggal 2013-02-07.
- ^ a b c "Nutrient database, Release 25". United States Department of Agriculture. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-11-15. Diakses tanggal 2014-03-23.
- ^ a b c d e f g The Culinary Institute of America (2011). The Professional Chef. New York: Wiley. ISBN 0-470-42135-5.
- ^ DOI:10.1016/j.foodchem.2009.09.070 10.1016/j.foodchem.2009.09.070
Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda dapat melewati antrian atau membuat secara manual