Misinformasi dan Hipokondria Daring
Pengguna ini adalah peserta Tantangan menulis Social Media 4 Peace |
Misinformasi merupakan ancaman serius bagi kesehatan masyarakat terutama selama pandemi seperti COVID-19.[1] Keputusan seseorang untuk menyebarkan informasi yang salah di media sosial lebih dipengaruhi oleh isi kontennya—apakah relevan, mengejutkan, dan mudah dipercaya—daripada siapa yang mempublikasikannya.[2][3][4] Selain itu, kurangnya pengalaman berinternet yang menyebabkan kepercayaan berlebihan pada informasi daring, keengganan untuk memeriksa sumber, dan kemampuan berpikir kritis yang kurang juga menjadi faktor penyebabnya.[5][6]
Penggunaan internet sebagai sumber informasi kesehatan dapat meningkatkan risiko ditemukannya informasi yang bertentangan, membingungkan, tidak dapat diandalkan, tidak akurat, atau kedaluwarsa. Terlepas dari meluasnya misinformasi daring, banyak pengguna mengabaikan verifikasi detail dasar seperti validitas sumber atau tanggal publikasi[7][8] dan cenderung menganggap informasi kesehatan daring sebagai tepercaya dan berkualitas ‘baik’ atau ‘sangat baik’.[9][10][11] Mengingat individu dengan tingkat kecemasan kesehatan yang tinggi cenderung melebih-lebihkan keakuratan informasi diagnostik, pandangan positif mereka terhadap informasi kesehatan daring kemungkinan besar akan semakin meningkat.[12]
Hipokondria Daring
[sunting | sunting sumber]Hipokondria daring atau Cyberchondria berasal dari istilah hipokondriasis, yaitu kondisi yang ditandai dengan kekhawatiran berlebihan dan terus-menerus tentang menderita penyakit serius. Awalan "cyber" ditambahkan untuk menunjukkan bahwa kecemasan ini berasal dari dunia daring, khususnya internet. Dengan demikian, hipokondria daring (cyberchondria) didefinisikan sebagai pencarian kesehatan daring yang menyebabkan peningkatan kecemasan atau tekanan.[13] Seiring dengan semakin terintegrasinya penggunaan internet dan perangkat digital dalam kehidupan sehari-hari, hipokondria daring muncul sebagai risiko kesehatan yang semakin meningkat di era informasi.[14]
Hipokondria daring dapat menimbulkan sejumlah dampak negatif, di antaranya penurunan kepercayaan terhadap dokter,[15] gangguan fungsi dalam kehidupan sehari-hari,[16] peningkatan tendensi untuk melakukan diagnosis sendiri,[17] serta peningkatan frekuensi penggunaan layanan kesehatan.[18]
Prediktor Hipokondria Daring
[sunting | sunting sumber]Sejumlah studi telah menemukan beberapa faktor psikologis yang menjadi prediktor hipokondria daring, meliputi keyakinan metakognitif, pesimisme maladaptif, intoleransi ketidakpastian, dan kecemasan kesehatan.[19][20][21] Lebih lanjut, beberapa riset telah meneliti peran dua faktor yang berkaitan dengan informasi, yaitu kelebihan beban informasi dan kepercayaan terhadap informasi, dalam memengaruhi hipokondria daring.[22][23]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ Zarocostas, John (2020-02-29). "How to fight an infodemic". The Lancet (dalam bahasa English). 395 (10225): 676. doi:10.1016/S0140-6736(20)30461-X. ISSN 0140-6736. PMC 7133615 . PMID 32113495.
- ^ Chadwick, Andrew; Vaccari, Cristian (2019). "News sharing on UK social media: Misinformation, disinformation, and correction" (PDF).
- ^ Chen, Xinran; Sin, Sei-Ching Joanna; Theng, Yin-Leng; Lee, Chei Sian (2015-09-01). "Why Students Share Misinformation on Social Media: Motivation, Gender, and Study-level Differences". The Journal of Academic Librarianship. 41 (5): 583–592. doi:10.1016/j.acalib.2015.07.003. ISSN 0099-1333.
- ^ Huang, Y. Linlin; Starbird, Kate; Orand, Mania; Stanek, Stephanie A.; Pedersen, Heather T. (2015-02-28). "Connected Through Crisis: Emotional Proximity and the Spread of Misinformation Online". Proceedings of the 18th ACM Conference on Computer Supported Cooperative Work & Social Computing. CSCW '15. New York, NY, USA: Association for Computing Machinery: 969–980. doi:10.1145/2675133.2675202. ISBN 978-1-4503-2922-4.
- ^ Khan, M. Laeeq; Idris, Ika Karlina (2019-12-02). doi:10.1080/0144929x.2019.1578828. ISSN 0144-929X https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0144929X.2019.1578828. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Talwar, Shalini; Dhir, Amandeep; Kaur, Puneet; Zafar, Nida; Alrasheedy, Melfi (2019-11-01). "Why do people share fake news? Associations between the dark side of social media use and fake news sharing behavior". Journal of Retailing and Consumer Services. 51: 72–82. doi:10.1016/j.jretconser.2019.05.026. ISSN 0969-6989.
- ^ Eysenbach, G. (2002-03-09). "How do consumers search for and appraise health information on the world wide web? Qualitative study using focus groups, usability tests, and in-depth interviews". BMJ. 324 (7337): 573–577. doi:10.1136/bmj.324.7337.573. PMC 78994 . PMID 11884321.
- ^ Morahan-Martin, Janet M. (2004-10). "How Internet Users Find, Evaluate, and Use Online Health Information: A Cross-Cultural Review". CyberPsychology & Behavior. 7 (5): 497–510. doi:10.1089/cpb.2004.7.497. ISSN 1094-9313.
- ^ Diaz, Joseph A.; Griffith, Rebecca A.; Ng, James J.; Reinert, Steven E.; Friedmann, Peter D.; Moulton, Anne W. (2002-03-01). "Patients' use of the internet for medical information". Journal of General Internal Medicine (dalam bahasa Inggris). 17 (3): 180–185. doi:10.1046/j.1525-1497.2002.10603.x. ISSN 1525-1497. PMC 1495021 . PMID 11929503.
- ^ Murray, Elizabeth; Lo, Bernard; Pollack, Lance; Donelan, Karen; Catania, Joe; White, Martha; Zapert, Kinga; Turner, Rachel (2003-07-28). "The Impact of Health Information on the Internet on the Physician-Patient Relationship: Patient Perceptions". Archives of Internal Medicine. 163 (14): 1727–1734. doi:10.1001/archinte.163.14.1727. ISSN 0003-9926.
- ^ Peterson, Michael W.; Fretz, Peter C. (2003-02). "Patient Use of the Internet for Information in a Lung Cancer Clinic*". Chest. 123 (2): 452–457. doi:10.1378/chest.123.2.452. ISSN 0012-3692.
- ^ Hadjistavropoulos, Heather D.; Craig, Kenneth D.; Hadjistavropoulos, Thomas (1998-02). "Cognitive and behavioral responses to illness information: the role of health anxiety". Behaviour Research and Therapy (dalam bahasa Inggris). 36 (2): 149–164. doi:10.1016/S0005-7967(98)00014-X.
- ^ Starcevic, Vladan; Berle, David (2013-02-01). doi:10.1586/ern.12.162. ISSN 1473-7175 https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1586/ern.12.162. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Afrin, Rifat; Prybutok, Gayle (2022-08-01). "Insights into the antecedents of cyberchondria: a perspective from the USA". Health Promotion International. 37 (4): daac108. doi:10.1093/heapro/daac108. ISSN 0957-4824.
- ^ Afrin, Rifat; Prybutok, Gayle (2022-08-01). "Insights into the antecedents of cyberchondria: a perspective from the USA". Health Promotion International (dalam bahasa Inggris). 37 (4). doi:10.1093/heapro/daac108. ISSN 0957-4824.
- ^ Mathes, Brittany M.; Norr, Aaron M.; Allan, Nicholas P.; Albanese, Brian J.; Schmidt, Norman B. (2018-03). "Cyberchondria: Overlap with health anxiety and unique relations with impairment, quality of life, and service utilization". Psychiatry Research (dalam bahasa Inggris). 261: 204–211. doi:10.1016/j.psychres.2018.01.002.
- ^ Zheng, Han; Tandoc, Edson C. (2020-09-23). "Calling Dr. Internet: Analyzing News Coverage of Cyberchondria". Journalism Practice. 16 (5): 1001–1017. doi:10.1080/17512786.2020.1824586. ISSN 1751-2786.
- ^ Menon, Vikas; Kar, Sujita Kumar; Tripathi, Adarsh; Nebhinani, Naresh; Varadharajan, Natarajan (2020-10-01). "Cyberchondria: conceptual relation with health anxiety, assessment, management and prevention". Asian Journal of Psychiatry. 53: 102225. doi:10.1016/j.ajp.2020.102225. ISSN 1876-2018.
- ^ Bajcar, Beata; Babiak, Jolanta (2020-08). "Neuroticism and cyberchondria: The mediating role of intolerance of uncertainty and defensive pessimism". Personality and Individual Differences (dalam bahasa Inggris). 162: 110006. doi:10.1016/j.paid.2020.110006.
- ^ Fergus, Thomas A.; Spada, Marcantonio M. (2018-12-01). "Moving toward a metacognitive conceptualization of cyberchondria: Examining the contribution of metacognitive beliefs, beliefs about rituals, and stop signals". Journal of Anxiety Disorders. 60: 11–19. doi:10.1016/j.janxdis.2018.09.003. ISSN 0887-6185.
- ^ Maftei, Alexandra; Holman, Andrei Corneliu (2020-10-30). "Cyberchondria During the Coronavirus Pandemic: The Effects of Neuroticism and Optimism". Frontiers in Psychology (dalam bahasa English). 11. doi:10.3389/fpsyg.2020.567345. ISSN 1664-1078. PMC 7662431 . PMID 33192848 Periksa nilai
|pmid=
(bantuan). - ^ Laato, Samuli; Islam, A. K. M. Najmul; Islam, Muhammad Nazrul; Whelan, Eoin (2020-05-03). doi:10.1080/0960085x.2020.1770632. ISSN 0960-085X https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1080/0960085X.2020.1770632. Tidak memiliki atau tanpa
|title=
(bantuan) - ^ Zheng, Han; Jiang, Shaohai (2022-10). "Linking the Pathway from Exposure to Online Vaccine Information to Cyberchondria During the COVID-19 Pandemic: A Moderated Mediation Model". Cyberpsychology, Behavior, and Social Networking. 25 (10): 625–633. doi:10.1089/cyber.2022.0045. ISSN 2152-2715.