Mojoagung, Jombang
Mojoagung | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Jawa Timur | ||||
Kabupaten | Jombang | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Muchtar, S.IP.,M.Si | ||||
Populasi | |||||
• Total | 84.070 jiwa | ||||
Kode pos | 61482 | ||||
Kode Kemendagri | 35.17.06 | ||||
Kode BPS | 3517090 | ||||
Luas | 60,18 km² | ||||
Desa/kelurahan | 18 | ||||
|
Mojoagung adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Jombang yang terletak di timur dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Mojokerto. Mojoagung pada masa kolonial Belanda hingga awal kemerdekaan merupakan pusat dari Kawedanan Mojoagung yang mencakup Jombang bagian timur yaitu Mojoagung, Sumobito, Kesamben, Peterongan, dan Jogoroto.[1][2] Mojoagung dilalui jalan nasional yang menghubungkan berbagai kabupaten di Pulau Jawa dan merupakan gerbang masuk Jombang dari arah Surabaya, hal ini membuat Mojoagung menjadi kecamatan yang ramai dengan banyak pertokoan, industri, bank, dan penjual makanan di sepanjang tepi jalan. Kemajuan Mojoagung juga didukung infrastruktur penopang seperti terminal bus, rumah sakit, taman kota, pasar, masjid agung, dan lainnya.[3]
Tempat terkenal di Mojoagung antara lain Taman Mojoagung yang berfungsi sebagai alun-alun di pusat kecamatan dan disebelahnya terdapat Masjid Besar Ar-Ridlo Kauman dan Kelenteng Boo Hway Bio.[4][5] Tempat terkenal lain di Mojoagung diantaranya wisata religi Makam Mbah Sayyid Sulaiman di Mancilan yang ramai didatangi peziarah. Tokoh tersebut dikenal sebagai salah satu pendiri Pondok Pesantren Sidogiri di Pasuruan.[6]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Secara geografis, Mojoagung terletak di dataran rendah yang didominasi lahan persawahan kecuali bagian tenggara yaitu Alas Gedangan di perbatasan Wonosalam yang didominasi tanaman jati dan dikelola Perhutani.[3][7]
Batas wilayah Kecamatan Mojoagung adalah sebagai berikut:[3]
Utara | Kecamatan Sumobito |
Timur | Kabupaten Mojokerto (Kecamatan Trowulan) |
Selatan | Kecamatan Mojowarno dan Wonosalam |
Barat | Kecamatan Sumobito, Mojowarno, dan Jogoroto |
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Mojoagung zaman dahulu memiliki nama Wirosobo yang merupakan sekutu dari Kadipaten Surabaya. Pada tahun 1615, Wirosobo menjadi salah satu daerah yang ditaklukan Kesultanan Mataram di masa Sultan Agung dalam kampanye militernya untuk menguasai Surabaya.[8][9] VOC menerapkan divide et impera, sehingga Kesultanan Mataram terpecah menjadi dua dalam Perjanjian Giyanti tahun 1755. Wilayah Wirosobo masuk Kasunanan Surakarta sedangkan Japan (Mojokerto) masuk Kesultanan Yogyakarta. Pada abad ke-19, Wirosobo dan Japan disatukan menjadi Kabupaten Mojokerto.[10] Nama Wirosobo juga diganti menjadi Mojoagung, namun belum ada data yang jelas tentang alasan penggantian nama ini. Pemerintah Hindia Belanda kemudian membentuk distrik / kawedanan Mojoagung di Mojokerto yang mencakup Mojoagung, Jogoloyo (Sumobito), Trowulan (sekarang bagian dari Mojokerto), Wuluh (Kesamben) dan Peterongan. Pada tahun 1910, Gubernur Jenderal Hindia Belanda mengeluarkan keputusan resmi untuk memecah Kabupaten Mojokerto dan membentuk Kabupaten Jombang yang salah satunya mencakup Kawedanan Mojoagung.[11][9]
Mojoagung pernah memiliki pabrik gula bernama Suiker Fabriek (SF) Sukodono yang berdiri tahun 1869. Awalnya pabrik ini dikelola oleh Nederland Handelmaatschappij dengan administrator pertama yaitu JJC Garon. Selanjutnya di tahun 1872, pabrik ini beralih kepemilikan kepada WA Baud dan beralih kepemilikan kembali di tahun 1884 kepada Erven Baud/ DJ Jut en Factory. Pabrik ini cukup maju dengan fasilitas seperti sarana olahraga dan stasiun yang dilewati oleh trem uap milik Oost-Java Stoomtram Maatschappij (OJS) dengan rute Ngoro-Mojokerto. Pada tahun 1945, Belanda meluncurkan Agresi Militer Belanda dan berhasil menguasai berbagai wilayah di Indonesia. Selanjutnya dalam Perjanjian Renville tahun 1947, Indonesia dipecah menjadi dua yaitu wilayah kekuasan republik dan kekuasaan Belanda. Mojoagung menjadi salah satu daerah perbatasan antara wilayah republik dengan wilayah Belanda yang telah menguasai Surabaya hingga Mojokerto. Sekolah Kadet di Surabaya dipindahkan ke Mojoagung pada masa perjuangan itu. Mojoagung dipilih karena selain aman dari pertempuran di Surabaya juga dekat dengan pegunungan untuk dijadikan lokasi latihan gerilya. Para pejuang dan masyarakat juga menghancurkan berbagai fasilitas di Mojoagung termasuk pabrik gula agar tidak diduduki oleh Belanda yang melanggar perjanjian. Sekarang SF Sukodono hancur tidak berbekas, dan sekarang di lokasi tersebut dibangun Terminal Mojoagung sedangkan bekas halte OJS menjadi pemukiman warga.[12][9]
Daftar desa dan dusun
[sunting | sunting sumber]Kecamatan Mojoagung terdiri dari 18 desa. Desa-desa tersebut dibagi menjadi beberapa dusun atau dukuh, yakni sebagai berikut:[3][13]
No. | Nama Desa | Nama Dusun atau Dukuh | Ref |
---|---|---|---|
1 | Betek | Betek Barat (Guyangan, Ketandan), Betek Utara, Betek Selatan, Betek Brambangan, Betek Eprek, Klampok Arum | [3][13] |
2 | Dukuhdimoro | Dukuhdimoro, Juwet, Penanggalan | [3][13] |
3 | Dukuhmojo | Dukuhsanan, Kemodo Utara, Kemodo Selatan, Mojolegi, Wonoayu | [13][14] |
4 | Gambiran | Gambiran Utara, Gambiran Selatan, Ngrowo | [3][13] |
5 | Janti | Janti, Dukuhsari, Kagulan | [3][13] |
6 | Johowinong | Johowinong, Karangtengah, Plosorejo, Winong Lor, Winong Kidul | [13][15] |
7 | Kademangan | Kademangan, Kebondalem, Kepunden | [3][13] |
8 | Karangwinongan | Karangmenjangan, Kebonsari, Ngingas, Winong Barat, Winong Timur | [3][13] |
9 | Karobelah | Karobelah 1, Karobelah 2, Karobelah 3, Pulo, Tegalan | [3][13] |
10 | Kauman | Kauman | [3][13] |
11 | Kedunglumpang | Kedunglumpang, Balongbendo, Binorong, Gedangan, Jlaprang | [3][13] |
12 | Mancilan | Mancilan, Bandaran, Jetis, Rejoslamet | [3][13] |
13 | Miagan | Miagan, Pandean | [3][13] |
14 | Mojotrisno | Ngemplak Selatan, Ngemplak Utara, Sanan Timur, Sanan Selatan, Subontoro Barat, Subontoro Timur, Subontoro Santren | [3][13] |
15 | Murukan | Murukan, Molangagung | [3][13] |
16 | Seketi | Seketi | [3][13] |
17 | Tanggalrejo | Tanggalrejo, Jonggrang, Kalibening, Mojoranu, Semen, Sonokerep | [16] |
18 | Tejo | Tejo Utara, Tejo Selatan, Klampisan, Pekalongan, Sukorame, Wates | [3][13] |
Tempat terkenal
[sunting | sunting sumber]- Masjid Besar Ar-Ridlo Kauman[4]
- Klenteng Boo Hway Bio[5]
- Terminal Mojoagung
- Pasar Mojoagung
- Watertoren Mojoagung - sebuah tower air zaman kolonial di tepi jalan nasional dengan tinggi 20 m[17]
- Tugu Bambu Runcing - sebuah tugu ikonik di pertigaan antara jalan nasional Jombang-Mojokerto dengan jalan menuju Jombang bagian selatan.[18]
- Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBP2TP) Surabaya
- PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) dan gardu induk Mojoagung
- Alas Gedangan - kawasan hutan jati yang luas di perbatasan Mojoagung dengan Wonosalam[7]
- Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Syariah (STIES) Babussalam dan Pondok Pesantren Babussalam
Pariwisata dan budaya
[sunting | sunting sumber]- Taman Mojoagung
- Makam Sayyid Sulaiman
- Pasar Barongan Kaligunting - pasar wisata kuliner tradisional di Desa Mojotrisno[19]
- Wisata religi miniatur Ka’bah yang dikelola Yayasan Nahdlatul Ulama Al Imron di Desa Betek
- Kolam Renang Kampung Durian Dukuhmojo
- Sentra kerajinan cor kuningan Mojotrisno[20]
- Sentra kerajinan gentong klasik Majapahitan di Mojotrisno[21]
Fasilitas kesehatan
[sunting | sunting sumber]- RSU PKU Muhammadiyah Mojoagung
- Puskesmas Mojoagung di Miagan
- Puskesmas Gambiran
Industri
[sunting | sunting sumber]- PT Jayamas Medica Industri - pabrik peralatan medis yang berpusat di Sidoarjo
- PT CJ Feed And Care Indonesia (Jombang Factory) - pabrik pakan ternak, bagian dari CJ Group yang berasal dari Korea Selatan
- PT Maxxi Agri Indonesia - pabrik produk pertanian
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ [Administratieve indeling van Java en Madoera] - sheet 3 (Oost Java). Leiden University Libraries Digital Collections. 1936.
- ^ Nurul Hidayat (2015-05-23). "Dispendukcapil Jombang Terapkan Sistem Pembagian Hari". medcom.id.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r s Kecamatan Mojoagung Dalam Angka 2024. BPS Kabupaten Jombang. 2024-09-26.
- ^ a b Rojiful Mamduh (2021-06-06). "Tiga Perubahan Besar Masjid Kauman Mojoagung Jombang". RADAR JOMBANG.
- ^ a b Rojiful Mamduh (2022-01-30). "Bangunan Kelenteng Bo Hway Bio Mojoagung dari Masa ke Masa". RADAR JOMBANG.
- ^ Sulthoni Agusti Putra; Syaiful Chabib (2024-08-14). Syamsul Arifin, ed. "Makam Mbah Sayyid Sulaiman Mojoagung Tak Pernah Sepi Peziarah". NU Jombang.
- ^ a b Azmy Endiyana Zuhri (2024-03-03). "Jalan Alternatif Menuju Sejumlah Wisata Wonosalam Jombang Kondisinya Rusak dan Licin Berlumpur". RADAR JOMBANG.
- ^ Hendri F. Isnaeni (2020-03-25). "Taktik Penyakit Sultan Agung". HISTORIA.
- ^ a b c Alfian Widi Santoso (2022). "MEMBUMIHANGUSKAN MOJOAGUNG: KONDISI MOJOAGUNG 1945-1949". Historia Islamica: Journal of Islamic History and Civilization. Program Studi Sejarah Peradaban Islam - Institut Agama Islam Negeri Manado. 1 (2).
- ^ Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (2019-02-11). "Sejarah Kabupaten Mojokerto". kebudayaan.kemdikbud.go.id. Direktorat Jenderal Kebudayaan Republik Indonesia.
- ^ Anggi Fridianto (2023-12-31). "Menelusuri Terbentuknya Regentschap Djombang: Bupati Pertama Jombang Dilantik 1 Desember 1910". DesaKita.co - RADAR JOMBANG.
- ^ Rojiful Mamduh (2020-11-29). "SF Sukodono (Mojoagung), Pabrik Gula di Timur Jombang". RADAR JOMBANG.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r "Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jombang Nomor 1466 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Jombang Tahun 2024".
- ^ "Desa Ini Dipercaya Miliki Kaitan dengan Pakaian Jombang Deles Khas Jombang, Pemdes Lakukan Penelusuran Sejarah". Desakita.co. RADAR JOMBANG. 2024-07-18.
- ^ Miftachul Chusnah; Mochammad Syafiuddin Shobirin; Fani Ardiansyah; Elyfia Qurrotu Ayunina; Intan Nur Roin Wijayanti (2023). "Pelatihan dan Praktek Ilmu Tadwid Tingkat Dasar di SDN I Johowinong Mojoagung Jombang". Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat. Universitas KH. A. Wahab Hasbullah:Jombang. 4 (3).
- ^ Mohamad Nasirudin; Salim Ashar; Muhammad Aghni Akbar Hidayat; Ismi Robihah; Akmal Hidayat Effendi; Siti Nikmatun Khasanah (2023). "Penerapan Pemahaman Tajwid Dengan Baik Dan Benar Di Desa Tanggalrejo Mojoagung Jombang". Jumat Keagamaan: Jurnal Pengabdian Masyarakat. Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang. 4 (3).
- ^ Anggi Fridianto (2023-07-15). "Watertoren Mojoagung Ini, Sempat Roboh Usai Dibom Pejuang RI Saat Mempertahankan Kemerdekaan". RADAR JOMBANG.
- ^ Zidayatul Imaniyah (2021-08-29). Zen Arifin, ed. "Sejarah Panjang Tugu Bambu Runcing Kebanggaan Warga Mojoagung Jombang". KABAR JOMBANG.
- ^ Anggi Fridianto (2023-10-16). "Menikmati Soasana Tempo Dulu di Pasar Barongan Mojoagung, Jombang". RADAR JOMBANG.
- ^ Binti Rohmatin (2019-01-08). "Cor Kuningan Mojotrisno; Usaha Turun Temurun Sejak 1980". RADAR JOMBANG.
- ^ Anggi Fridianto (2024-08-11). "Desa Mojotrisno Mojoagung Jombang Punya Kerajinan Gentong Majapahitan, Pemdes Fasilitasi Pemasaran". JombangBanget.id.