Multi Terminal Indonesia
Perseroan terbatas | |
Industri | Logistik |
Didirikan | 15 Februari 2002 |
Kantor pusat | Jakarta Utara, DKI Jakarta |
Wilayah operasi | Indonesia |
Tokoh kunci | Ruri Indrasari Rachmaputri[1] (Direktur Utama) Roy Leonard[1] (Komisaris Utama) |
Jasa |
|
Pendapatan | Rp 612,413 milyar (2022)[2] |
Rp 89,139 milyar (2022)[2] | |
Rp 85,800 milyar (2022)[2] | |
Total aset | Rp 908,266 milyar (2022)[2] |
Total ekuitas | Rp 500,897 milyar (2022)[2] |
Pemilik | Pelindo Solusi Logistik (99%) Kopegmar Tanjung Priok (1%) |
Karyawan | 702 (2022)[2] |
Anak usaha | PT Intan Sejahtera Utama |
Situs web | www |
PT Multi Terminal Indonesia atau biasa disingkat menjadi MTI, adalah anak usaha dari Pelindo Solusi Logistik yang bergerak di bidang logistik dan manajemen rantai pasok. Untuk mendukung kegiatan bisnisnya, hingga akhir tahun 2022, perusahaan ini memiliki 10 kantor cabang yang tersebar di seantero Indonesia.[2][3]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Perusahaan ini didirikan pada bulan Februari 2002 oleh Pelindo II dan Koperasi Pegawai Maritim (Kopegmar) Tanjung Priok untuk berbisnis di bidang pengelolaan terminal peti kemas dan terminal serbaguna, serta penyediaan jasa logistik. Pada tahun 2015, Pelindo II merestrukturisasi perusaaan ini agar dapat lebih fokus di bisnis logistik. Perusahaan ini kemudian membuka enam kantor cabang, yakni di Surabaya, Semarang, Banten, Cirebon, Bandung, dan Jakarta.
Pada tahun 2016, perusahaan ini membentuk Unit Pengusahaan Alat (UPA) untuk berbisnis di bidang penyewaan alat bongkar muat dan unit Multi Kargo Ekspres (MKE) untuk berbisnis di bidang logistik. Perusahaan ini juga mendirikan unit Halal Logistik & Cold Storage untuk melayani kebutuhan penyimpanan produk halal. Perusahaan ini pun mulai mengoperasikan gudang muatan untuk mendukung program Tol Laut. Pada tahun 2018, perusahaan ini meneken nota kesepahaman dengan PT Putra Dwimitra Lestarindo mengenai kerja sama pelayanan ekspedisi muatan. Perusahaan ini juga meneken nota kesepahaman dengan PT Terminal Petikemas Surabaya mengenai optimalisasi container freight station (CFS). Perusahaan ini pun bermitra dengan PT Wiraswasta Gemilang Indonesia untuk menjangkau pasar pelumas.
Pada tahun 2019, perusahaan ini mulai mengoperasikan lini 2 di Pelabuhan Pontianak. Pada tahun 2021, pemerintah resmi menggabungkan Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV ke dalam Pelindo II, sehingga nama Pelindo II kemudian diubah menjadi Pelindo. Mayoritas saham perusahaan ini lalu diserahkan ke Pelindo Solusi Logistik yang ditunjuk sebagai induk subholding di internal Pelindo yang bergerak di bidang logistik dan pengembangan pelabuhan.[2][3] Pada tahun 2023, PT Nusantara Terminal Services resmi digabung ke dalam perusahaan ini.[4]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Komisaris & Direksi". PT Multi Terminal Indonesia. Diakses tanggal 29 September 2023.
- ^ a b c d e f g h "Laporan Tahunan 2022" (PDF). PT Multi Terminal Indonesia. Diakses tanggal 29 September 2023.
- ^ a b "Sekilas Perusahaan". PT Multi Terminal Indonesia. Diakses tanggal 29 September 2023.
- ^ Prasetyo, Whisnu Bagus (29 Oktober 2023). "Integrasi 2 Anak Usaha Pelindo Klaster Logistik Capai 81%". BeritaSatu. Diakses tanggal 22 November 2023.