Lompat ke isi

Murad III

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Murat III)

Murad III
Kayser-i Rûm
Ottoman Caliph
Amir al-Mu'minin
Custodian of the Two Holy Mosques
Life-size portrait, attributed to a Spanish artist, 17th century
Sultan Utsmaniyah ke-12 (Padishah)
Berkuasa15 December 1574 – 16 January 1595
PendahuluSelim II
PenerusMehmed III
Kelahiran4 July 1546
Manisa, Kekaisaran Ottoman
Kematian16 Januari 1595(1595-01-16) (umur 48)
Istana Topkapı, Konstantinopel, Kekaisaran Ottoman
Pemakaman
Consorts
  • Safiye Sultan
  • Şemsiruhsar Hatun
  • Şahıhuban Hatun
  • Nazperver Hatun
  • Zerefşan Hatun
  • Şahi Hatun
KeturunanSee below
Nama lengkap
Murad bin Selim
DynastyOttoman
AyahSelim II
IbuNurbanu Sultan
AgamaSunni Islam
TughraMurad III

Murad III (bahasa Turki Ottoman: مراد ثالث Murād-i sālis, bahasa Turki: III. Murat) (4 Juli 154615 Januari 1595) adalah Sultan Turki Utsmani dari 1574 hingga kematiannya.

Kehidupan pribadi

[sunting | sunting sumber]

Murad III adalah putera sulung sultan Selim II (1566–74) dan Nurbanu sultan (lahir Cecilia Venier-Baffo) Murad III menggantikan ayahandanya pada tahun 1574.

Murad naik tahta setelah ayahandanya wafat. Otoritasnya dipengaruhi oleh kalangan harem, terutama ibunya dan kemudian istri tercintanya Safiye Sultan. Sedangkan pemerintahan Usmaniyah dikendalikan oleh wazirnya yang jenius Mehmed Sokollu yang memerintah sejak masa Selim II hingga terbunuhnya pada Oktober 1579.

Dia memberikan pensiunan tentara sebanyak 110.000 uang mas lira. Kebijakannya ini mampu membendung gejolak yang sering terjadi apabila uang itu terlambat dibagikan. Ia juga memerintahkan pelarangan miras. Namun hal ini ditentang pasukan Jenisari sehingga memaksa agar larangan tersebut dicabut.

Awal pemerintahan

[sunting | sunting sumber]

Di awal pemerintahannya (1574), Raja Polska, Henry De Palo melarikan diri ke Prancis. Maka Sultan mengarahkan tokoh-tokoh Polska agar memilih Raja dari Transylvania, sehingga Polska berada dibawah pemerintahan Usmani pada tahun 1575. Dan hal ini diakui Austria pada tahun 1576. Ketika pasukan Tartar pada tahun 1576 menyerang Polska, Sultan Usmaniyah menyatakan perlindungannya. Sultan juga memperbaharui hak-hak Prancis dan Hungaria. Duta Prancis mendapatkan posisi yang penting. Banyak Dubes menemui sultan untuk melakukan kesepakatan bisnis yang kelak menjadi sarana ampuh pihak asing melakukan intervensi atas masalah dalam negeri. Tahun 1577 akibat krisis pada di Persia karena wafatnya Shah Tahmasab, Pemerintah Usmaniyah mengirimkan ekspedisi ke Kaukasia dan berhasil menaklukkan Taples dan Karjistan. Setelah itu tahun 1585 memasuki Kota Tabriz. Lalu menguasai Azerbaijan, Georgia, Syairawan dan Luzastan. Tatkala Syah Abbas men-jadi penguasa Persia, ia berusaha melakukan negoisisasi damai dengan Usmaniyah. Dalam perjanjian itu, ia akan menyerahkan semua wilayah yang kini berada ditangan Usmaniyah menjadi wilayah kekuasaan mereka. Ia juga berjanji tidak akan mencela Abu bakar, Umar dan Usman diwilayah yang menjadi kekuasaannya.

Sementara itu pasukan Jenisari melakukan pembangkangan setelah pepe-rangan terhenti sehingga ketika Sultan Murad menugasi mereka memerangi Hu-ngaria, mereka kalah di depan pasukan Austria yang membantu Hungaria. Mereka mampu menduduki beberapa benteng yang setelah itu berhasil direbut kembali Sinan Pasya. Namun penguasa Valechie, Baghdan dan Transylvania memberontak dan bergabung dengan Austria. Usaha Sinan Pasya pada tahun 1594 untuk menaklukannya gagal dan harus kehilangan beberapa kota. Sementara Migrasi orang Yahudi yang dipimpin oleh Abraham dan keluarganya yang bermukim di Thur terpaksa diusir keluar karena mereka bersikap kasar terhadap pendeta Dirsan Caterin dan juga bersikap kejam yang menyebabkan orang-orang kristen mengadu kepada Sultan. Tercatat Ratu Elizabeth I dari Inggris dan Sultan Murad III saling berkirim surat dan utusan. Dalam satu korespodensi, Murad tertarik dengan gagasan bahwa Islam dan Protestan memiliki "jauh lebih banyak kesamaan daripada dengan Gereja Katolik Roma, karena keduanya menolak penyembahan berhala", dan ini dijadikan alasan persekutuan antara Inggris dan Kesultanan Usmaniyah. Oleh karena itu Inggris mengekspor timah dan peluru meriam dan amunisi untuk Kesultanan Usmaniyah, dan Elizabeth serius membahas operasi militer bersama dengan Murad III selama pecahnya perang dengan Spanyol pada 1585, ketika Francis Walsingham melobi sultan agar melibatkan militer Utsmani untuk melawan Spanyol sebagai musuh bersama.

Sultan Murad wafat pada tanggal 16 Januari 1595.

Murad III
Didahului oleh:
Selim II
Sultan Utsmaniyah
1574–95
Diteruskan oleh:
Mehmed III

References

[sunting | sunting sumber]