Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings
Museum Pahlawan Nasional Letjen Jamin Gintings (dikenal sebagai Museum Letjen Jamin Gintings) adalah museum khusus yang diresmikan pada tanggal 17 September 2013. Peresmian museum ini dilakukan oleh Menteri Pertahanan Indonesia, Purnomo Yusgiantoro. Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings dibangun untuk mengenang seorang tokoh Pahlawan Nasional Indonesia yaitu Jamin Gintings. Koleksi Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings berupa barang pribadi peninggalan Jamin Gintings semasa di medan perang. Lokasi dari Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings adalah di Desa Suka, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi menuju ke Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings dapat dicapai melalui Bandar Udara Internasional Kualanamu sejauh 107 kilometer, dan dari Terminal Atas sejauh 8 kilometer.[1]
Penamaan
[sunting | sunting sumber]Nama Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings disematkan kepada seorang tokoh Pahlawan Nasional Indonesia yang bernama Jamin Gintings. Jamin Gintings adalah salah satu tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia pada masa penjajahan Jepang, Agresi Militer Belanda I, hingga Agresi Militer Belanda II.[2] Jamin Gintings lahir di Desa Suka, Kabupaten Karo pada tanggal 12 Januari 1921 di Desa Suka, Kabupaten Karo. Ia meninggal dunia pada tanggal 23 Oktober 1974 di Ottawa, ketika bertugas sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Kanada. Jamin Gintings dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata, Jakarta.[3]
Jamin Gintings dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 7 November 2014 oleh Presiden Indonesia, Joko Widodo. Penganugerahan gelar ini sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2014 yang disahkan pada 6 November 2014. Dalam keputusan tersebut, Jamin Gintings dianggap berjasa dalam penumpasan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia.[4]
Keunikan
[sunting | sunting sumber]Keunikan pertama dari Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings adalah bentuk bangunannya yang menyerupai bentuk kacang tanah. Bentuk kacang tanah memiliki makna sebagai pelindung yang menjaga isinya dari terik matahari dan hujan deras.[5] Museum ini juga merupakan gedung berlantai dua. Di lantai pertama, terdapat beragam koleksi pribadi Jamin Gintings dan berbagai peninggalan kebudayaan Batak Karo berupa pakaian adat, alat tenun, dan kain khas Karo.[2]
Keunikan kedua dari Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings adalah adanya panah-panah arah yang menuntun kepada kisah hidup Jamin Gintings. Hal ini ditemukan pada lantai kedua dari museum ini. Pada dinding terdapat tulisan, gambar, foto, dan barang pribadi yang mengisahkan kehidupan Jamin Gintings. Barang pribadi yang dipajang berupa pakaian resmi kenegaraan, cendera mata, dan film dokumenter.[2]
Keunikan ketiga dari Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings terletak di area luar gedung utama. Pakaian dan miniatur rumah adat Karo, dan makanan khas dari Karo dijajakan di area ini. Pada area luar juga tempat berfoto dengan tarif yang disesuaikan dengan banyaknya gambar yang diambil.[2] Keunikan lain dari Museum Pahlawan Nasional Jamin Gintings adalah letaknya yang berada di tengah-tengah ladang pertanian yang luas.[5]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 42. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ a b c d "Wisata Sejarah ke Museum Jamin Ginting". Analisadaily.com. Diakses tanggal 2020-06-14.
- ^ "Djamin Ginting, Letjen TNI". IKPNI. Diakses tanggal 2020-06-14.
- ^ Hasugian, Maria Rita (2014-11-07). "Empat Tokoh Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional". Tempo (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-14.
- ^ a b "Museum Jamin Ginting – Dinas Kebudayaan & Pariwisata Provinsi Sumatera Utara" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-06-14.