Lompat ke isi

Museum Ranai Natuna

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Natuna adalah museum yang menginformasikan tentang sejarah, keanekaragaman budaya dan keindahan alam pulau-pulau di Kabupaten Natuna yang terletak di tengah Kota Ranai, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Museum Natuna dibangun dengan tujuan untuk melestarikan dan memamerkan warisan budaya Natuna kepada dunia[1] dan merupakan museum ke-19 yang dibangun oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.[2]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Museum Natuna dibangun sejak tahun 2016 dan diresmikan pada 27 Juli 2023[3] yang bertepatan dengan Hari Jadi kota Ranai ke 152 tahun[2] oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi. Museum ini dibangun dengan anggaran sebesar Rp34 miliar yang selesai pada tahun 2021 dengan sumber dana APBN dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.[4]

Pembangunan museum telah direncanakan sejak tahun 2013 dan telah diserah terima dari Kemdikbduristek pada 2 September 2022.[5]

Sebelum diresmikan, gedung museum digunakan sebagai kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Natuna bidang Kebudayaan.[6]

Bangunan[sunting | sunting sumber]

Museum Natuna berada satu kawasan dengan Masjid Agung Natuna dengan luas bangunan 5.280 m2 dan dibangun melalui anggaran Direktorat Pelindungan Kebudayaan Tahun Anggaran 2018, 2019, dan 2021.[6] Selain ruang pameran koleksi, museum ini juga memiliki studio mini yang menampilkan film pendek mengenai Natuna.[1]

Koleksi[sunting | sunting sumber]

Museum Natuna memiliki koleksi benda-benda bersejarah berupa peninggalan Dinasti Cina, seni tradisional dan dokumentasi tentang kehidupan masyarakat lokal seperti tradisi adat, seni dan kerajinan tangan, makanan, serta tarian khas Natuna.[3] Selain itu juga dipajang naskah sejarah, informasi dan data di dinding museum yang menceritakan sejarah dan budaya Natuna.[1]

Secara khusus, koleksi benda-benda di Museum Natuna berupa peninggalan sejarah dari abad ke-9 hingga abad ke-16 Masehi. Mulai dari Dinasti Tang (618-907 M), Periode Lima Dinasti dan Sepuluh Kerajaan (907-960 M), kemudian benda-benda peninggalan Dinasti Song (960-1279 M), Dinasti Yuan (1279-1368 M), dan Dinasti Ming (1368-1644). Benda koleksi didominasi oleh guci dan koleksi terbaru adalah Benggong atau peti mati dari abad ke-15.[4]

Kunjungan[sunting | sunting sumber]

Sejak Agustus hingga Desember 2023, terdapat 5.486 orang yang berkunjung ke museum Natuna yang didominasi oleh para pelajar. Museum Natuna dapat dikunjungi pada hari Senin hingga Jumat dari pukul 8.00 - 15.00 WIB, sementara Sabtu dan Minggu tutup.[7]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c "Wisata Edukasi Museum Natuna". Dinas Pariwisata Kabupaten Natuna. 2023-08-24. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  2. ^ a b Piston (2023-07-27). "Hari Jadi Kota Ranai ke 152 Tahun, Bupati Resmikan Museum Natuna". Kejoranews. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  3. ^ a b Wiranata, Ruzi (2023-08-30). "Mengenal Lebih Dekat Sejarah, Kebudayaan hingga Alam Pulau-pulau di Museum Natuna". Batam News. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  4. ^ a b Doni (2023-11-15). "Melihat Lebih Dekat Museum Natuna, Pusat Warisan Bersejarah Masa Lalu - Bursa Kota". Bursa Kota. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  5. ^ Herry (2023-07-27). "Bupati Wan Siswandi Resmikan Gedung Museum Natuna". Lintaskepri. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  6. ^ a b Yusfianti (2023-07-28). "Persiapan Telah Dilakukan Museum Natuna Akhirnya Akan Diresmikan". RRI. Diakses tanggal 2024-05-29. 
  7. ^ Widi, Analia (2024-01-29). "Pelajar Natuna Dominasi Kunjungan ke Museum Natuna". RRI. Diakses tanggal 2024-05-29.