Museum Subak Masceti
Museum Subak Masceti adalah sebuah museum yang terletak di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali, Indonesia. Gagasan pembangunan Museum Subak Masceti dimulai pada tahun 2010 dan pembangunan dimulai pada tahun 2014 dan masih berlangsung hingga tahun 2015. Museum Subak Masceti menampilkan pertanian tradisional khas Bali yang disebut subak dan menampilkan informasi mengenai tata cara keagamaan Hindu di Bali melalui koleksi alat-alat pertanian dan diorama. Museum Subak Masceti dibuka mulai hari Senin hingga Jumat.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Gagasan untuk membangun Museum Subak Masceti dicetuskan oleh I Nyoman Soma Wirawan dan I Ketut Sugatapada awal tahun 2010. I Nyoman Soma merupakan pemimpin dari Para Pekaseh Subak Pengempon Pura Kahyangan Jagat Masceti. Sedangkan I Ketut Sugata merupakan pengelola kawasan Jaba Sisi Pura Kahyangan Jagat Masceti. Gagasan pembangunan Museum Subak Masceti disampaikan melalui rapat koordinasi tentang penataan kawasan Pura Kahyangan Jagat Mascet. Sebuah lokakarya diadakan pada pertengahan tahun 2010 di Pura Kahyangan Jagat Masceti untuk menindaklanjuti gagasan pendirian museum. Lokakarya ini dihadiri oleh perwakilan Pemerintah Kabupaten Gianyar. Hasil lokakarya kemudian ditindaklanjuti oleh Para Pekaseh Pura Kahyangan Jagat Masceti dengan mengajukan proposal pembangunan Museum Subak Masceti di lahan yang menjadi hak milik Pura Kahyangan Jagat Masceti. Proposal ini diajukan kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar.[1]
Pembangunan Museum Subak Masceti dimulai pada tahun 2014.[2] Pada tahun 2015 dalam peringatan ulang tahun Kabupaten Gianyar yang ke-244, Museum Subak Masceti ditetapkan sebagai salah satu dari tujuh tempat yang menjadi bagian dari perencanaan program Gianyar Kota Pusaka. Namun ketika itu, Museum Subak Masceti masih dalam tahap pembangunan.[3] Museum Subak Masceti dimasukkan ke dalam wilayah bagian selatan pada Kawasan Kota Pusaka Gianyar.[4]
Lokasi
[sunting | sunting sumber]Lokasi Museum Subak Masceti di Jalan Pantai Masceti, Desa Medahan, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.[5] Posisi Museum Subak Masceti berada di hilir Daerah Aliran Sungai Pakerisan yang berdekatan dengan laut.[6]
Fungsi
[sunting | sunting sumber]Museum Subak Masceti dibangun untuk menampilkan bentang alam tradisional khas Pulau Bali yang disebut subak. Dalam filosofi masyarakat Bali, subak dianggap mewakili Tri Hita Karana (tiga penyebab kebaikan) yaitu parahyangan, pawongan dan palemahan. Parahyangan merupakan hubungan yang harmonis antara individu manusia dengan Tuhan. Pawongan merupakan hubungan yang harmonis antara individu manusia dengan manusia. Sedangkan palemahan merupakan hubungan yang harmonis antara individu manusia dengan alam.[7]
Museum Subak Masceti juga dibangun untuk menampilkan daya tarik wisata spiritual. Di dalam Museum Subak Masceti terdapat informasi mengenai tata cara upacara agama Hindu yang diadakan oleh masyarakat Bali.[8]
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Kompleks Museum Subak Masceti menampilkan tentang pertanian. Di dalamnya terdapat miniatur bentang alam dan pola subak beserta rumah tradisional Bali.[9] Selain menampilkan diorama kehidupan masyarakat subak, Museum Subak Masceti juga mengoleksi alat-alat pertanian tradisional.[10] Peralatan pertanian ini antara lain tenggala, singkal, pengigi, lampit, kaun lampit, pemelasahan, uga, sambet, camok, pecut, caluk, dan penampad.[8]
Desain
[sunting | sunting sumber]Museum Subak Masceti merupakan museum kedua di Pulau Bali yang menampilkan subak secara tematik. Museum subak yang pertama ialah Museum Subak yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan. Museum Subak Masceti menampilkan subak secara tradisional dengan menggunakan teknologi informasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.[5] Museum Subak Masceti dirancang dengan menggunakan teknologi kekinian yang lebih modern.[11]
Pengelolaan
[sunting | sunting sumber]Pemerintah Kabupaten Gianyar merupakan pemilik dari Museum Subak Masceti. Sedangkan pengelolanya ialah Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar.[1] Museum Subak Masceti dibuka tiap hari Senin hingga Jumat.[2] Jam bukanya mulai pukul 09.00 hingga 15.00. Museum Subak Masceti ditutup pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur.[1]
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c "Museum Subak Mascetti". Repositori Institusi Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Diakses tanggal 20 Mei 2024.
- ^ a b Prastiwi, dkk. 2020, hlm. 103.
- ^ Pribadi 2021, hlm. 137.
- ^ Pribadi 2021, hlm. 154.
- ^ a b Prastiwi, dkk. 2020, hlm. 98.
- ^ Prastiwi, dkk. 2020, hlm. 107.
- ^ Prastiwi, dkk. 2020, hlm. xi-xii.
- ^ a b Raka, A. A. G., Parwata, I. W., dan Gunawarman, A. A. G. R. (2017). Bali dalam Perspektif Budaya dan Pariwisata (PDF). Denpasar: Pustaka Larasan. hlm. 35. ISBN 978-602-1586-97-6.
- ^ Prastiwi, dkk. 2020, hlm. 101.
- ^ Prastiwi, dkk. 2020, hlm. 104.
- ^ Prastiwi, dkk. 2020, hlm. xii.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Prastiwi, P., dkk. (2020). Mengabadikan Mosaik Indonesia Melalui Rangkaian Museum di Nusantara (PDF). Direktorat Pelindungan Kebudayaan. ISBN 978-979-8250-81-1.
- Pribadi, I G. Oka Sindhu (2021). Simarmata, Lemeda, ed. Masterplan Kawasan Khusus di Lombok dan Bali (PDF). Jakarta: Penerbit Erlangga.