Mustika Sakti
Mustika Sakti | |
---|---|
Sutradara | Bachroem Halilintar |
Produser | Tien Ali |
Ditulis oleh | Bastian Tito |
Skenario | H. Alim Bachtiar |
Berdasarkan | Kutukan Empu Bharata |
Pemeran | Wieke Widowati Arthur Tobing Tony Hidayat |
Penata musik | Buche Cheking |
Penyunting | Djuki Paimin |
Distributor | PT. Cancer Mas Film |
Tanggal rilis |
|
Durasi | 85 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Mustika Sakti adalah sebuah film aksi laga Indonesia yang merupakan film serial ke-5 dari novel Wiro Sableng, dan dirilis pada tahun 1989.[1]
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Saat terbunuh oleh keris buatannya sendiri yang ditempanya selama tujuh tahun, Empu Bharata (BZ Kadaryono) mengeluarkan kutukan pada pembunuhnya, Untung Pararean (Arthur Tobing), muridnya sendiri. Sepanjang hidupnya Untung akan sengsara dan terbunuh oleh keris buatannya sendiri juga. Pada awalnya Untung hidup bahagia, mendapat istri cantik, Sri Kemuning (Wieke Widowati), keponakan raja, karena menyelamatkannya dari gangguan perampok. Untung jadi panglima. Kemudian kutukan mulai berjalan. Istrinya serong. Akibatnya, Untung sakit-sakitan nyaris gila. Untung ada seorang kyai yang tiba-tiba datang dan menolongnya. Entah bagaimana, istri dan anaknya berada di tempat kakak Empu Barata, Pendekar Muka Bopeng (Nizar Zulmi), yang sempat merusak wajah Untung. Saat itu sang kyai datang lagi menolong. Untung lalu mencari istri dan anaknya dengan bercadar hitam untuk menutupi wajahnya yang rusak. Di sini muncul Wiro Sableng (Tony Hidayat), yang punya urusan sendiri. Waktu urusannya selesai, ia ikut campur dengan urusan Untung. Muka Bopeng sendiri sedang menunggu musuhnya yang juga bercadar hitam. Semua akhirnya bertemu di pulau tempat tinggal Muka Bopeng dan terjadi pertempuran berbagai pihak. Untung mati dengan kerisnya sendiri di tangan anaknya sendiri, yang tidak tahu siapa ayahnya. Ia hanya mengenal Muka Bopeng sebagai ayahnya. Sri Kemuning dan anaknya juga meninggal oleh keris itu. Maka terlaksanalah kutukan Empu Bharata.
Pemeran
[sunting | sunting sumber]- Wieke Widowati sebagai Sri Kemuning
- Arthur Tobing sebagai Untung Pararean
- Tony Hidayat sebagai Wiro Sableng
- Nizar Zulmi sebagai Gambir Seta alias Pendekar Muka Bopeng
- B. Z. Kadaryono
- Yan Bastian sebagai Sri Baginda
- Tien Kadaryono sebagai Istri Adipati
- Yuonita Boom sebagai Lestari
- Hendrina Stelly
- Iput Chandra
- H. Alwi A. S. sebagai Guru Kyai Supit Permana
- Djauhari Effendi
- Syamsuri Kaempuan
- Chairil JM sebagai Kyai Supit Permana
- Farrel Tobing
- Rio Thamrin
- Alex Menpuar
- Johny Anwar
- T. B. Muchsin
- Iskandar
Trivia
[sunting | sunting sumber]- Film ini berdasarkan novel serial Wiro Sableng ke-13 yang berjudul Kutukan Empu Bharata.
- Dalam Surat Izin Produksi, film ini berjudul Kutukan Empu Bharata.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Mustika Sakti (1989)". film Indonesia.