Nagaraja
Nagaraja (Dewanagari: नागराज; IAST: nāgarāja ) adalah individu yang terkemuka di antara para makhluk berwujud ular raksasa, dan biasa muncul dalam agama-agama India (Hindu, Buddha, Jaina) dan pewayangan Jawa. Teks-teks Hindu merujuk pada tiga tokoh yang disebut nagaraja, antara lain: Sesa (Anantasesa), Basuki dan Taksaka.
Nagaraja memiliki berbagai bentuk. Di tempat asalnya, India Nagaraja biasanya berbentuk Ular Kobra raksasa dengan beberapa kepala atau digambarkan dengan sosok dewa berbadan ular. Sedangkan di Nusantara, khususnya Jawa dan Bali, Nagaraja digambarkan dengan ular naga yang penuh dengan mahkota, memiliki rambut dan daun telinga, memakai perhiasan dan dengan atau tanpa sayap dan tangan.
Dikisahkan dalam cerita Adiparwa, bahwa Dewi Kadru yang tidak memiliki anak meminta Resi Kasyapa agar menganugerahinya dengan seribu orang anak. Lalu Bagawan Kasyapa memberikan seribu butir telur agar dirawat Dewi Kadru. Kelak dari telur-telur tersebut lahirlah putra-putra Dewi Kadru. Setelah lima ratus tahun berlalu, telur-telur tersebut menetas. Dari dalamnya keluarlah para naga. Naga yang terkenal adalah Basuki, Ananta, dan Taksaka.
Sesa
[sunting | sunting sumber]Sesa atau Anantasesa dalam mitologi hindu merupakan sosok naga atau ular yang merupakan singgasana atau tempat berbaringnya Dewa Wisnu bersama istrinya, Dewi Laksmi. Sesa digambarkan sebagai ular kobra raksasa dengan kepala yang banyak (biasanya berjumlah ganjil), kepalanya tegak berdiri bagai payung yang menaungi Wisnu, badannya membelit dan menumpuk hingga membuat sebuah kursi atau kasur yang nyaman. Naga Sesa mengambang diatas Lautan Waikunta, Kahyangan Wisnu atau berada di dalam dasar lautan itu. Adapun penggambaran Sesa yang selalu berada di belakang Wisnu dengan posisi kepalanya yang menaungi Wisnu di mana pun Ia berada.
Berbeda dengan di India, Anantasesa di Nusantara (Jawa dan Bali) biasanya disebut Ananta Boga atau Antaboga. Antaboga merupakan dewanya bangsa ular yang hidup di dalam dasar Bumi dan merupakan kakek dari tokoh pewayangan Antareja. Dalam kepercayaan tradisional di Jawa dan Bali, Naga Anantaboga merupakan perlambang dari kekayaan dan kemakmuran.
Basuki
[sunting | sunting sumber]Basuki atau Wasuki Vasuki adalah raja ular dalam mitologi Hindu. Dia digambarkan memiliki permata bernama Nagamani di kepalanya. Basuki adalah ular milik Dewa Siwa yang dikalungkan di lehernya. Di India, Basuki digambarkan sebagai ular kobra yang kepalanya mengembang seperti siap menyerang. Naga Basuki digambarkan seperti ular (terkadang ada yang menyebutnya manusia ular) yang mengenakan mahkota emas dengan hiasan berlian di kepalanya.
Dalam Adiparwa yang merupakan bagian dari kitab Mahabharata disebutkan tentang pencarian Tirta Amerta di Lautan Susu atau Ksirasagara. Karena lautan Ksirasagara begitu luas, maka dipotonglah Gunung Mandara dan dipergunakan mengaduk Ksirasagara, dengan ditunggangi Kurma (perwujudan Dewa Wisnu berwujud penyu raksasa) agar tidak tenggelam ke laut. Para raksasa disiasati oleh para dewa dan disuruh memegang bagian kepala naga, sementara para dewa memegang bagian ekor. Ketika pemutaran gunung berlangsung, Naga Basuki pusing dan keluarlah bisa berwujud api sehingga para raksasa ini terbakar. Karena pemutaran gunung ini sangat lama sehingga menimbulkan gesekan, pada gilirannya hutan maupun binatang pun ikut terbakar, sehingga minyak binatang dan tumbuhan menyebabkan prosesi pemutaran menjadi sulit. Dengan bantuan Dewa Indra, hujan pun diturunkan sehingga pemutaran kembali lancar. Dari hasil pemutaran tersebut keluarlah Dewi Laksmi, permata Kostuba, kuda Uccaihsrawa, gajah Airawata, Apsari, Kalpawreksa, minuman anggur, dan kamandalu berisi amerta yang dibawa oleh Dhanwantari.
Taksaka
[sunting | sunting sumber]Taksaka adalah salah satu naga putra dari Kadru dan Kasyapa. Ia tinggal di Hutan Kandawaprastha yang nantinya akan dibabat dan dijadikan kerajaan oleh para Pandawa. Karena itulah Taksaka merasa sakit hati dan berniat membalas dendam kepada para Pandawa. Setelah Raja Parikesit dikutuk agar mati dipatuk ular karena menghina seorang resi, Taksaka datang untuk memenuhi kutukan itu sekalian balas dendam. Taksaka melakukan perbuatan itu dengan menyamar dan menggigit Parikesit ketika sang raja bermeditasi kepada Dewa Wisnu. Dia juga mencegah kemungkinan Raja Parikesit mendapatkan bantuan medis, dengan cara menyuap seorang pendeta dari klan Kasyapa, yang ahli dalam menyembuhkan orang dari keracunan ular.
Pada masa pemerintahan Raja Janamejaya, putra Raja Parikesit, dilaksanakan upacara korba ular untuk membasmi seluruh ular dan naga di bumi. Namun seorang pemuda bernama Astika memberhentikan upacara tersebut, karena tidak mau ibunya yang bernama Manasa yang merupakan bangsa naga ikut mati karena upacara itu. Sang raja pun menghentikan upacara dan Taksaka selamat dari kehancuran.
Galeri
[sunting | sunting sumber]-
Arca Nagaraja di Gurubasati, India
-
Penggambaran Naga / Ular Ananta Shesha yang ditiduri Dewa Wisnu di Kahyangan Utarasegara/Vaikuntha
-
Naga Basuki dan Anantaboga di tangga pintu gapura apit Pura Goa Lawah
-
Ornamen Nagaraja pada Keris Panunggu Naga, Indonesia
-
Kersih berjenis, Nagasasra yang merupakan keris dengan ornamen Nagaraja
-
Ornamen Nagaraja pada bagian bangunan Pura
Lihat pula
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- https://www.indonesiakaya.com/jelajah-indonesia/detail/pura-besakih Diarsipkan 2020-04-11 di Wayback Machine.