Negeri Tanpa Telinga
Negeri Tanpa Telinga | |
---|---|
Sutradara | Lola Amaria |
Produser | Lola Amaria |
Ditulis oleh | Indra Tranggono |
Pemeran | Ray Sahetapy Teuku Rifnu Wikana Kelly Tandiono Jenny Chang Lukman Sardi Tanta Ginting Landung Simatupang Gary Iskak Maryam Supraba Rukman Rosadi Eko Supriyanto |
Penyunting | Aline Jusria |
Perusahaan produksi | Lola Amaria Production |
Tanggal rilis |
|
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Negeri Tanpa Telinga adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 2014.
Sinopsis
[sunting | sunting sumber]Naga (Teuku Rifnu Wikana) tiba tiba merasa bahwa hidupnya terlalu menyakitkan. Padahal ia berprofesi sebagai tukang pijat, yang notabene bekerja untuk menyembuhkan sakit seseorang. Oleh karena itu, ia datang ke dokter Sangkakala (Landung Simatupang). Ia meminta kepada dokter sahabatnya itu untuk merusak gendang telinganya agar ia tidak lagi mendengar suara-suara yang menyakitkan hatinya itu.
Sementara sebuah rencana konspirasi besar dilakukan oleh Partai Amal Syurga. Sang ketua partai Ustad Etawa (Lukman Sardi) bekerja sama dengan importir daging domba, berusaha memanipulasi uang negara untuk keuntungan partainya. Rencana tersebut disusun rapi dengan berbagai dalih. Dan aktivitas partai yang selalu memakai symbol-simbol religi tersebut ternyata berbanding terbalik dengan segala tindak tanduk para petinggi partainya.
Partai Martobat adalah pengusung legitimasi politik di negeri itu. Piton (Ray Sahetapy) berambisi besar untuk menjadi presiden. Untuk itulah ia berusaha mendapatkan dana sebanyak-banyaknya dengan menggunakan pengaruhnya di parlemen dibantu oleh Joki Ringkik, teman separtainya yang mati-matian meyakinkan Piton untuk maju ke pilpres berikutnya. Piton juga memainkan peran Tikis Queenta (Kelly Tandiono) seorang perempuan pelobi ulung yang bisa masuk ke semua lini parlemen dan orang-orang partai.
Dibalik itu semua, konspirasi dan rencana busuk kedua partai besar tersebut ternyata sudah dincar oleh Kapak. Sebuah lembaga pemberantasan korupsi yang memang sudah mencium rekam jejak kedua partai itu. Di samping itu, aktivitas para petinggi partai juga sudah terendus oleh seorang host TV9 (TV Nine) bernama Chika Cemani (Jenny Zhang) yang melakukan investigasi lewat berbagai nara sumber.
Piton yang sudah berusaha bermain bersih, ternyata menghadapi kenyataan ia harus berhadapan dengan Kapak. Awalnya, ia mengira bahwa Tikis Queenta mempunyai peran. Tetapi belakangan ia menduga tahu bahwa sang reporter lah yang membocorkan apa yang dilakukannya. Piton mempunyai hubungan akrab dengan sang reporter.
Telinga Naga lah yang sebenarnya menangkap semua percakapan dan perbincangan orang-orang itu. sebagai tukang pijat, ia mendengar semua pembicaraan orang-orang penting itu, bagaimana mereka melakukan transaksi busuk, mendengar keluh kesah Piton yang selalu tidak dianggap pun oleh istrinya sendiri. Percakapan itulah yang membuat Naga muak. Orang kecil yang sangat mencintai istrinta, tetapi ia terjebak dalam suasana yang sangat tidak ia inginkan.
Telinga penting bagi cara berpikir dan kebeningan nurani. Tetapi ia menjadi indra yang menyakitkan ketika mendengar sebuah kebenaran yang berhadapan dengan nati nurani.[1]
Pemeran
[sunting | sunting sumber]- Teuku Rifnu Wikana (Naga)
- Ray Sahetapy (Piton)
- Kelly Tandiono (Tikis Queenta)
- Jenny Chang (Chika Cemani)
- Lukman Sardi (Ustad Etawa)
- Tanta Jorekenta Ginting
- Landung Simatupang (Dr. Sangkakala)
- Gary Iskak
- Maryam Supraba
- Rukman Rosadi
- Eko Supriyanto
- Elang El Gibran (Deni)
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Negeri Tanpa Telinga[pranala nonaktif permanen], diakses pada 12 Juli 2014.