Lompat ke isi

Nunuk Suryani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Nunuk Suryani
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Mulai menjabat
22 Februari 2023[1]
PresidenJoko Widodo
MenteriNadiem Makarim
Sebelum
Pendahulu
Iwan Syahril
Pengganti
Petahana
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir8 November 1966 (umur 57)
Karanganyar, Jawa Tengah
KebangsaanIndonesia
Suami/istriHari Wibowo Adi
Anak1
Alma materUniversitas Diponegoro
Universitas Negeri Jakarta
ProfesiDosen[2]
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. (lahir 8 November 1966) adalah seorang Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi periode 2023 – sekarang[3]. Ia sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Jabatan ini diembannya mulai 4 Juni 2020 sebelum ditunjuk oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim untuk menjabat sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan menggantikan Iwan Syahril, terhitung sejak 22 Februari 2023.

Riwayat pendidikan[sunting | sunting sumber]

Nunuk menyelesaikan pendidikan jenjang S1 di bidang “Sejarah Indonesia” di Universitas Diponegoro tahun 1989. Kemudian, ia mengambil gelar Magister Pendidikan dalam bidang “Pendidikan Sejarah” di Universitas Negeri Jakarta tahun 1997. Ia kembali melanjutkan studi Doktoral (S3) dalam bidang “Teknologi Pendidikan” di Universitas Negeri Jakarta tahun 2003.

Karier[sunting | sunting sumber]

Di tahun 2017 hingga 2020, Nunuk menjadi Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) Kemendikbudristek[4]. Dalam waktu bersamaan, ia juga dipercaya sebagai Kepala Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Universitas Sebelas Maret (UNS) tercatat sejak tahun 2019 hingga Juni 2020. Dan di tahun 2020, ia mendapat amanah sebagai Sekretaris Direktorat Jenderal GTK Kemendikbudristek dan selama delapan bulan merangkap sebagai Plt. Dirjen GTK, sebelum akhirnya resmi menjabat sebagai Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Kemendikbudristek.

Sebelum meniti karir di Jakarta, sejak tahun 1990 Nunuk menjadi tenaga pengajar di Jurusan Pendidikan Sejarah FKIP UNS dan berkembang menjadi pengajar untuk S1, S2, dan S3 untuk bidang Pendidikan Sejarah, Teknologi Pendidikan, dan Ilmu Pendidikan[5]. Ia juga tercatat sebagai Dosen di IAIN Surakarta pada bidang Pendidikan Ekonomi dan Manajemen Pendidikan Islam.

Sejak 19 April 2016, ia resmi menjadi Guru Besar ke-177 Universitas Sebelas Maret (UNS) dan Guru Besar ke-55 FKIP UNS dengan orasi ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Media Digital untuk meningkatkan Kualitas dan Daya Tarik Pembelajaran Sejarah”[6].

Riwayat organisasi[sunting | sunting sumber]

  • Ketua Ikatan Profesi Teknologi Pendidikan Surakarta, (2016 – sekarang)[7]
  • Mitra Bestari, Jurnal PGRI Kabupaten Magetan (2012 – sekarang)
  • Bendahara, Keluarga Mahasiswa Alumni Penerima Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) (2011 – sekarang)
  • Dewan Redaksi, Majalah MIIPS FKIP UNS (2009 – sekarang)
  • Dewan Redaksi, Jurnal CANDI, Jurnal Ilmiah Program Studi Teknologi Pendidikan (2009 – sekarang)
  • Pemimpin Umum, Teknodika, Jurnal Ilmiah Program Studi Teknologi Pendidikan, (2008-sekarang)
  • Editorial Team Jurnal Paramita UNES Semarang
  • Advisory Board Jurnal Paedagogy UNESA Surabaya
  • Editorial Team Jurnal Edidaka
  • Editor Jurnal Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Malang
  • Editorial Team Jurnal Ikim Mataram

Prestasi dan penghargaan[sunting | sunting sumber]

Selain tercatat sebagai Guru Besar Teknologi Pembelajaran Sejarah di UNS, Nunuk juga mendapatkan penghargaan sebagai Dosen Berprestasi III pada tahun 2013[8]. Selama mengabdi di Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, beberapa capaian Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan di bawah kepemimpinan Nunuk antara lain;

  • Pendidikan Profesi Guru (PPG)
    • 1,4 juta Guru Telah Bersertifikat Pendidik
    • Lulusan PPG Prajabatan telah mengisi formasi guru ASN PPPK tahun 2023 sebanyak 15.721 orang
    • Menginisiasi Tranformasi PPG yaitu pembaharuan sistem penyelenggaraan Program PPG yang berfokus pada perolehan sertifikat pendidik bagi Guru Tertentu yang lebih efisien (estimasi penyelesaian di 2024-2025 untuk guru yang belum bersertifikat pendidik)
  • Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP)
    • Program Pendidikan Guru Penggerak telah menyasar 513 kab/kota di 38 provinsi, termasuk 52 daerah khusus dan 17 daerah intensif
    • 92.887 Guru Penggerak lulus pendidikan angkatan 1-9
    • 75.443 Calon Guru Penggerak masih mengikuti pendidikan angkatan 10 dan 11
    • 12.233 Guru Penggerak sudah menjadi Kepala Sekolah
    • 4.345 Calon Guru Penggerak sudah menjadi Kepala Sekolah
    • 540 Guru Penggerak sudah menjadi Pengawas Sekolah
  • Program Sekolah Penggerak
    • Angkatan 1 (2021-2024) 9.964 peserta
    • Angkatan 2 (2022-2025) 26.968 peserta
    • Angkatan 3 (2023-2026) 19.956 peserta
  • Program Organisasi Penggerak: Terdapat 133 Ormas POP menyasar sekitar 50.000 Guru dan Tenaga Kependidikan serta 7.000 satuan pendidikan jenjang PAUD, SD, dan SMP.
  • Karier GTK: Pengembangan karier guru dan tenaga kependidikan yang berfokus pada peningkatan kompetensi dan karier guru, yakni melingkupi Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang Jabatan (UKKJ) dan Uji Kompetensi Perpindahan dari Jabatan Lain (UKPJL).
    • Uji Kompetensi kenaikan jenjang jabatan bagi JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik
    • Uji Kompetensi perpindahan dari jabatan lain ke dalam JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik
    • Pengangkatan kembali ke dalam JF Guru, JF Pamong Belajar, JF Pengawas Sekolah, atau JF Penilik
  • Apresiasi GTK: Para guru dan tenaga kependidikan layak mendapatkan penghargaan sebesar-besarnya. Penghargaan ini dibagi menjadi 4 kelompok penghargaan yaitu GTK Inovatif, GTK Dedikatif, GTK Inspiratif, dan Terima Kasih Guruku. Apresiasi ini diberikan rutin setiap tahun di bawah Ditjen GTK dan juga dilakukan di tingkat provinsi oleh tiap BGP/BBGP.
  • Perlindungan GTK: Ditjen GTK telah menyusun Pedoman Perlindungan Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga Kependidikan untuk memberikan kepastian hukum dalam perlindungan bagi Guru, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kependidikan yang menghadapi permasalahan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja, dan Hak Kekayaan Intelektual dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
  • Penataan GTK: Penyelesaian pengangkatan guru honorer melalui mekanisme seleksi ASN PPPK akan terus dilaksanakan baik di 2024 dan 2025 maupun seterusnya, sampai dengan diangkatnya semua honorer. Ditjen GTK juga sudah menghimbau untuk tidak memperbolehkan sekolah mengangkat honorer baru. Hal ini diupayakan untuk penataan GTK yang lebih merata dan mewujudkan kesejahteraan GTK. Hingga tahun 2023, tercatat 774.999 Guru telah lulus menjadi guru ASN PPPK.
  • Platform Merdeka Mengajar: Lebih dari 3.11 juta guru sudah log in PMM, dan lebih dari 2.69 juta pengguna aktif per akhir April 2024.
  • Komunitas Belajar Kemendikbudristek: Telah ada 116.983 komunitas belajar di PMM, 165.129 penggerak komunitas di PMM dan 11.641 webinar telah diselenggarakan oleh komunitas.
  • Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) dan Balai Guru Penggerak (BGP): Telah ada 33 BBGP/BGP yang tersebar di seluruh Indonesia dalam rangka meningkatkan kompetensi pendidik.
  • Awan Penggerak: Awan Penggerak hadir sebagai solusi untuk daerah khusus maupun daerah yang terkendala jaringan demi mendapatkan akses pembelajaran yang merata. Sebanyak 19.006 satuan pendidikan dan 148.911 orang PTK menjadi sasaran Awan Penggerak yang tersebar di daerah khusus dan di satuan pendidikan yang terkendala jaringan.
  • Program PKG Bahasa Inggris: 179.757 guru menjadi sasaran Pengembangan Kompetensi Guru Bahasa Inggris.
  • Program PKG PJOK
    • 367 Guru Penggerak lulus piloting Program PKG PJOK 2023
    • 3.567 Peserta Pendidikan Program PKG PJOK 2024 sedang proses pendidikan
    • 53.505 sasaran Diseminasi Program PKG PJOK 2024
  • Diklat Teknis Transisi PAUD SD yang Menyenangkan: Peningkatan Kompetensi Guru/Pendidik PAUD Desa, dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu indikator pencapaian target Perpres Nomor 72 tahun 2021 bahwa peningkatan kompetensi guru/pendidik PAUD dilhat dari persentase desa/kelurahan yang memiliki guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) terlatih pengasuhan/stimulasi, penanganan stunting sebagai hasil diklat di kabupaten/kota. Tercatat, sebanyak 14.464 Guru/Pendidik PAUD yang telah mengikuti Diklat Teknis Transisi PAUD SD hingga tahun 2024.
  • GPK Inklusi: Program ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Guru Pendidikan Khusus (GPK) serta meningkatkan kompetensi guru di sekolah penyelenggara pendidikan inklusi (SPPI) atau sekolah reguler yang memiliki anak berkebutuhan khusus. Pada 2024, sebanyak 10.000 guru yang terbagi atas 2 batch mengikuti pelatihan mandiri di PMM melalui LMS dengan topik mengenal anak kesulitan belajar.
  • SEAMEO QITEP: Ditjen GTK di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd. menaungi SEAMEO QITEP yaitu Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Centre for Quality Improvement for Teacher and Education Personnel (QITEP) in Language, in Mathematics, and in Science. Terdiri dari SEAMEO QITEP in Language, SEAMEO QITEP in Mathematics, dan SEAMEO QITEP in Science.
    • SEAMEO QITEP in Language (SEAQIL) bertujuan untuk menjadi pusat yang unggul secara profesional di bidang inovasi pengembangan pendidikan bahasa dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
    • SEAMEO QITEP in Mathematics (SEAQIM) bertujuan untuk menjadi pusat kepemimpinan profesional di bidang pendidikan Matematika bagi guru dan tenaga kependidikan dalam kerangka pembangunan berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
    • SEAMEO QITEP in Science (SEAQIS) bertujuan untuk menjadi pusat unggulan pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan di bidang sains menuju pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara.

Publikasi[sunting | sunting sumber]

Sepanjang karirnya, Nunuk menulis beberapa buku, antara lain:

Kehidupan pribadi[sunting | sunting sumber]

Nunuk menikah dengan Ir. Hari Wibowo Adi pada tahun 1992 dan memiliki seorang putri, yaitu Retno Astuty Nuvitasari.

Referensi[sunting | sunting sumber]