Objektifikasi
Tampilan
Dalam filsafat sosial, objektifikasi atau pengobjekan berarti memperlakukan seseorang layaknya barang tanpa mempertimbangkan martabat mereka.
Menurut filsuf Martha Nussbaum, seseorang mengalami objektifikasi jika mereka diperlakukan:[1]
- seperti alat untuk keperluan orang lain (instrumentalitas);
- seolah-olah tidak ada keagenan atau penentuan nasib (penolakan otonomi, kemalasan);
- seolah-olah dimiliki orang lain (kepemilikan);
- seolah-olah bisa ditukarkan (fungibilitas);
- seolah-olah boleh dirusak atau dihancurkan (violabilitas);
- seolah-olah tidak perlu memedulikan perasaan dan pengalaman mereka (penolakan subjektivitas).
Lihat pula[sunting | sunting sumber]
Pranala luar[sunting | sunting sumber]
Lihat entri objectification di kamus bebas Wiktionary.
Lihat entri objectify di kamus bebas Wiktionary.
- Bahan pustaka di perpustakaan Anda dan perpustakaan lain tentang Objektifikasi
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Nussbaum, Martha C. (1985). "Objectification". Philosophy & Public Affairs. 24 (4): 279–83.