Operasi PBHistory
Operasi PBHistory adalah operasi rahasia yang dilakukan oleh Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat (CIA) di Guatemala. Operasi ini dilaksanakan setelah Operasi PBSuccess, yang berhasil menggulingkan Presiden Guatemala, Jacobo Árbenz pada Juni 1954, sekaligus mengakhiri Revolusi Guatemala. Tujuan utama PBHistory adalah memanfaatkan dokumen-dokumen yang ditinggalkan oleh pemerintahan Árbenz dan organisasi terkait Partai Buruh Guatemala untuk membuktikan bahwa pemerintah Guatemala berada di bawah pengaruh Uni Soviet. Singkatnya, PBHistory bertujuan membenarkan penggulingan pemerintahan Guatemala yang terpilih secara demokratis, terutama untuk menanggapi kritik internasional terhadap Operasi PBSuccess.[1] CIA juga berharap operasi ini dapat memperkaya informasi intelijen mengenai partai komunis di Amerika Latin, yang saat itu belum banyak diketahui.
Tahap awal Operasi PBHistory dimulai setelah Árbenz mengundurkan diri pada 27 Juni 1954. Sejumlah agen CIA dan Kantor Penelitian Intelijen (OIR) dikirim ke Guatemala mulai 4 Juli 1954. Pada tahap ini, terkumpul sekitar 150.000 dokumen dari berbagai sumber, termasuk barang pribadi Árbenz, kantor serikat buruh, dan badan kepolisian. Junta militer pimpinan Carlos Castillo Armas turut membantu pengumpulan ini. Setelah presentasi hasil operasi kepada Presiden AS Dwight Eisenhower pada 20 Juli, diputuskan untuk mempercepat pelaksanaan operasi, dan jumlah personel di Guatemala pun ditambah. Para anggota tim baru ini menyamar sebagai pihak yang tidak terafiliasi dengan pemerintah AS untuk menjaga kerahasiaan operasi. Operasi PBHistory juga berperan dalam pembentukan Komite Pertahanan Nasional melawan Komunisme Guatemala, yang didanai secara rahasia oleh CIA. Agen komite ini kemudian terlibat dalam PBHistory. Secara keseluruhan, tim PBHistory menelaah lebih dari 500.000 dokumen dan menyelesaikan pemrosesannya pada 28 September 1954.
Dokumen-dokumen dari PBHistory digunakan untuk mendukung operasi CIA lainnya, yaitu Kufire dan Kugown. Kedua operasi ini bertujuan melacak aktivitas komunis di Amerika Latin dan menyebarkan informasi yang mengkritik pemerintahan Árbenz. Dokumen tersebut juga dibagikan kepada Komite Kersten di Dewan Perwakilan AS, yang kemudian mempublikasikan temuan PBHistory di Amerika Serikat. Bagi badan intelijen Guatemala, dokumen ini berguna untuk menyusun daftar individu yang diduga sebagai komunis. Akan tetapi, Operasi PBHistory tidak berhasil menemukan bukti bahwa komunis di Guatemala dikendalikan oleh pemerintah Uni Soviet. Operasi ini juga gagal meredam narasi internasional yang menyebutkan bahwa Amerika Serikat menggulingkan pemerintahan Jacobo Árbenz demi kepentingan perusahaan United Fruit.
Latar belakang dan asal usul
[sunting | sunting sumber]Revolusi Oktober 1944 di Guatemala mengantarkan Juan José Arévalo menjadi Presiden Guatemala. Ia kemudian menginisiasi sejumlah reformasi yang berlandaskan kapitalisme liberal.[2][3] Meskipun seorang anti-komunis dan mengambil tindakan tegas terhadap Partai Buruh Guatemala (Partido Guatemalteco del Trabajo, PGT),[4] pemerintah Amerika Serikat tetap menaruh curiga bahwa Arévalo berada di bawah pengaruh Soviet.[5] Pada tahun 1950, Jacobo Árbenz, yang sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan di pemerintahan Arévalo, terpilih sebagai presiden.[6] Di tengah gelombang McCarthyisme, pemerintah AS cenderung melihat pengaruh komunis dalam pemerintahan Árbenz, terutama setelah PGT dilegalkan. Árbenz juga memiliki kedekatan personal dengan beberapa anggota PGT.[7][8][9][10] Pada tahun 1952, Árbenz menggulirkan program reformasi agraria yang mengalihkan kepemilikan tanah-tanah luas yang tidak digarap kepada buruh tani miskin dengan memberikan kompensasi kepada pemilik sebelumnya.[11] Kebijakan ini memicu kemarahan United Fruit Company, sebuah perusahaan asal AS yang memiliki lahan luas di Guatemala. Perusahaan tersebut pun secara intensif melobi pemerintah AS untuk melengserkan Árbenz.[12][13]
Pada Agustus 1953, Presiden AS Dwight Eisenhower menyetujui operasi rahasia yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Pusat (Central Intelligence Agency, CIA) untuk menggulingkan Árbenz. Operasi ini diberi kode Operasi PBSuccess.[14] Di internal CIA, operasi ini dipimpin oleh Frank Wisner, seorang tokoh yang telah berkecimpung di badan intelijen AS sejak Perang Dunia II.[15] Sembari mempersiapkan Operasi PBSuccess, pemerintah AS mengeluarkan serangkaian pernyataan yang mendiskreditkan pemerintah Guatemala dan menuduh bahwa pemerintahan tersebut telah disusupi oleh komunis.[16] Pada 18 Juni 1954, Carlos Castillo Armas, seorang kolonel angkatan darat Guatemala yang berada di pengasingan sejak upaya kudeta yang gagal pada tahun 1949,[17] memimpin pasukan yang berjumlah 480 orang memasuki Guatemala.[18] Invasi ini didukung oleh kampanye perang psikologi yang bertujuan meyakinkan rakyat Guatemala bahwa kemenangan Castillo Armas adalah sesuatu yang tak terhindarkan.[19] Kekhawatiran akan kemungkinan invasi langsung oleh AS membuat Angkatan Darat Guatemala menolak untuk bertempur, sehingga pada 27 Juni, Árbenz mengundurkan diri.[20][21]
Tindakan Amerika Serikat tersebut memicu gelombang protes di kancah internasional. Berbagai media massa di dunia menuding AS sebagai pihak yang mendalangi kudeta tersebut untuk membatalkan reformasi agraria Árbenz demi keuntungan United Fruit Company.[22] Narasi ini muncul dari pemberitaan media di negara-negara yang dikuasai komunis, namun juga digaungkan oleh media di negara-negara sekutu AS. Partai Buruh Inggris dan Partai Sosial Demokrat Swedia turut menyampaikan kritik serupa.[22] Penentangan dari Amerika Latin terhadap AS mencapai titik kulminasi. Daniel James, seorang pengamat, menyatakan bahwa "Sepanjang sejarah Amerika Latin, belum pernah ada sentimen anti-AS yang begitu kuat dan meluas." [23] Meskipun publik AS memandang kudeta ini sebagai keberhasilan kebijakan luar negeri AS,[24] para pejabat CIA merasa bahwa tindakan lebih lanjut diperlukan agar Operasi PBSuccess dapat dikatakan benar-benar sukses. Oleh karena itu, CIA berkeinginan mencari dokumen-dokumen yang dapat membuktikan bahwa pemerintahan Árbenz dikendalikan oleh komunis Soviet, sehingga dapat membenarkan kudeta yang telah dilaksanakan.[22]
Mengingat penggulingan pemerintahan Árbenz terjadi secara cepat, CIA meyakini bahwa pemerintah Árbenz dan para pemimpin PGT tidak sempat menghancurkan dokumen-dokumen penting. Mereka juga yakin bahwa dokumen-dokumen tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan keterkaitan Árbenz dengan Uni Soviet.[22][24] Sejarawan Nick Cullather menyatakan bahwa Wisner berharap dapat "membongkar intrik Soviet di seluruh belahan bumi [barat]."[25] CIA juga beranggapan bahwa mereka dapat lebih memahami cara kerja partai-partai komunis di Amerika Latin, sebuah topik yang saat itu belum banyak mereka ketahui.[22] Meskipun gerakan komunis telah aktif di Amerika Latin sejak tahun 1919, sebagian besar aktivitasnya dilakukan secara diam-diam, dan CIA hanya memiliki sedikit informasi mengenai metode yang digunakan oleh partai seperti PGT.[22] CIA berharap dokumen-dokumen PGT yang tertinggal dapat membantu Divisi Komunisme Internasional CIA untuk merekonstruksi kepemimpinan dan struktur organisasi partai tersebut, bahkan mungkin juga partai komunis lainnya di kawasan itu.[22]
CIA juga berharap dapat memanfaatkan momentum pasca-kudeta untuk memperkuat sumber daya intelijen mereka. Wisner, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Direktur Perencanaan, ingin merekrut agen dari kalangan komunis yang bersedia berkhianat, serta dari warga Guatemala lainnya yang berpotensi menjadi bagian dari pemerintahan baru.[26] Seperti yang diungkapkan Wisner, ia ingin mengidentifikasi "orang-orang yang dapat dikendalikan dan dimanfaatkan untuk memajukan kebijakan AS."[25] Lebih lanjut, badan intelijen ini berharap dapat menggunakan temuan dari operasi ini untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh Soviet untuk tujuan propaganda, serta memanfaatkan informasi yang terkumpul untuk melenyapkan pengaruh komunis di Guatemala.[22]
Analisis dokumen
[sunting | sunting sumber]Fase pertama
[sunting | sunting sumber]Pada 30 Juni 1954, tiga hari setelah pengunduran diri Árbenz, Wisner mengirimkan sebuah telegram yang kemudian dikenal sebagai "perubahan strategi".[25][26] Dua agen dari CIA dan dua agen dari Kantor Penelitian Intelijen (OIR), tiba di Kota Guatemala pada 4 Juli. Castillo Armas telah tiba di ibu kota sehari sebelumnya untuk menjabat sebagai presiden.[27] Salah seorang perwira CIA tersebut adalah Lothar Metzl, yang bertugas di bagian kontra-intelijen CIA. Metzl, seorang warga negara Austria, telah mempelajari gerakan komunis sejak dekade 1930-an, termasuk di Eropa.[25][27] Wisner menyatakan bahwa para agen ini ditugaskan untuk "segera mengamankan dokumen-dokumen penting selagi situasinya masih belum stabil."[25]
Target awal operasi ini adalah dokumen dan barang pribadi milik Árbenz dan Carlos Enrique Díaz (mantan kepala angkatan bersenjata di bawah Árbenz yang sempat menjabat singkat sebagai presiden), kantor-kantor serikat buruh, organisasi-organisasi depan yang teridentifikasi, badan-badan kepolisian, serta markas besar Partido Guatemalteco del Trabajo (PGT).[27] Hasil pencarian awal kurang memuaskan bagi CIA; sejumlah kantor telah dijarah oleh tentara Guatemala dan pihak lain.[24][25][27] CIA sangat berkeinginan menemukan dokumen yang menyebutkan pembelian senjata oleh pemerintah Árbenz dari Cekoslowakia, namun upaya ini tidak berhasil. Mereka juga tidak menemukan bukti bahwa Uni Soviet mengendalikan gerakan komunis di Guatemala.[27]
Meskipun menghadapi kendala, para agen berhasil mengumpulkan 150.000 dokumen, selain sejumlah berkas pemerintah yang dinilai berguna oleh CIA. Dalam pengumpulan dokumen ini, CIA mendapatkan bantuan dari junta pimpinan Castillo Armas dan dari Angkatan Darat Guatemala. Tindakan ini disebut sebagai "pengumpulan dokumen terbesar yang pernah ditinggalkan oleh sebuah partai komunis beserta organisasi pendukungnya."[28][29] Sebagian besar dokumen tersebut dianggap tidak signifikan bagi kepentingan CIA.[29] Walaupun tidak ditemukan dokumen yang secara langsung menunjukkan pengaruh Soviet, CIA berharap dapat memanfaatkan banyaknya dokumen ini untuk menunjukkan bahwa kelompok komunis di Guatemala memiliki pengaruh besar terhadap pemerintah melalui berbagai lembaga seperti serikat buruh, organisasi petani, serikat mahasiswa, dan kelompok pemuda.[28][29]
Pada 20 Juli, para agen CIA mempresentasikan hasil kerja dua minggu pertama mereka di Washington D.C. Atas permintaan Wisner, Tracy Barnes, manajer utama operasi CIA dalam PBSuccess, menyusun sebuah buklet berisi dokumen-dokumen tersebut untuk diperlihatkan kepada Presiden AS Dwight Eisenhower.[30] Buklet tersebut berisi 23 dokumen, termasuk publikasi komunis milik Árbenz (misalnya kajian dari Tiongkok mengenai reformasi agraria dan beberapa buku Marxis), catatan diplomatik yang mengindikasikan simpati terhadap komunis, serta biografi Joseph Stalin milik istri Árbenz, Maria Cristina Villanova.[29][30] Setelah presentasi tersebut, Wisner memutuskan bahwa pemeriksaan dokumen-dokumen yang telah disita perlu dipercepat, sehingga jumlah agen yang bertugas di Guatemala pun ditambah.[30]
Salah satu tujuan tim baru ini adalah membantu Castillo Armas mendirikan badan intelijen yang mampu memerangi komunisme di Guatemala. Castillo Armas didorong untuk membentuk satuan tugas anti-komunis, yang kemudian ia wujudkan pada 20 Juli dengan membentuk Komite Pertahanan Nasional Melawan Komunisme (Comité de Defensa Nacional contra el Comunismo). Tujuan komite ini adalah membentuk birokrasi dan layanan intelijen anti-komunis serta mengatur catatan dan memfasilitasi Operasi PBHistory. Komite ini menerima pendanaan secara rahasia dari CIA, dengan pemahaman bahwa fakta ini dapat "menimbulkan masalah" dan sumber pendanaan baru perlu dicari di kemudian hari.[31] Meskipun secara teoritis merupakan badan intelijen, komite ini juga memiliki sejumlah wewenang kepolisian. Mereka dapat memerintahkan penangkapan siapa pun yang dicurigai sebagai komunis dan memiliki pengawasan terhadap seluruh otoritas kepolisian dan militer. Tim CIA bertugas membantu pembentukan komite ini dengan menciptakan inti informasi mengenai individu-individu yang terkait dengan PGT.[31]
Namun, Komite tersebut tidak diberikan wewenang untuk menangkap atau menggeledah rumah pejabat pemerintahan terkemuka yang pernah bertugas di bawah kepemimpinan Árbenz. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kepercayaan Castillo Armas dan para pemimpin militer lainnya terhadap komite tersebut.[32] Meskipun demikian, komite ini dapat melakukan penggeledahan pribadi terhadap para pengasingan saat mereka meninggalkan negara tersebut. Upaya ini terbukti tidak efektif karena sangat sedikit dokumen yang berhasil ditemukan memberikan informasi signifikan.[32]
Fase kedua
[sunting | sunting sumber]Kami kembali mengingatkan Anda dan seluruh tim PBHistory akan pentingnya bukti dokumenter apa pun yang dapat menunjukkan adanya kontak, koneksi, dan pola hubungan antara rezim Árbenz dan/atau Partai Komunis [Guatemala] serta para pemimpinnya di satu pihak, dengan Moskow-Praha dan organisasi Komunis internasional di pihak lain. Kedutaan Besar AS sangat ingin memperoleh bukti dokumenter semacam itu sesegera mungkin untuk membantu menepis tuduhan yang masih beredar di beberapa kalangan bahwa aparatur Komunis [Guatemala] sepenuhnya merupakan gerakan dalam negeri, tidak diarahkan, dikendalikan, atau dipandu oleh [markas besar] Komunis dunia.
—Telegram dari markas besar CIA ke stasiun CIA di Guatemala, 9 Agustus 1954.[24][33]
Pada tanggal 4 Agustus, kontingen Amerika Serikat yang baru dengan jumlah personel yang lebih besar dikerahkan ke Guatemala. Agar tetap terselubung, kelompok ini memperkenalkan diri kepada Armas sebagai "Kelompok Riset Sosial," yang beranggotakan para ahli dan pengusaha dari berbagai universitas. Kelompok ini terdiri dari delapan perwira CIA, tiga orang dari Departemen Luar Negeri AS, dan satu orang dari Badan Informasi Amerika Serikat (US Information Agency).[30] Seorang perwira yang menggunakan nama samaran "Francis T. Mylkes" memimpin kelompok ini, yang juga termasuk David Atlee Phillips, seorang anggota tim PBSuccess yang fasih berbahasa Spanyol. Mereka menyatakan diri tidak terafiliasi dengan pemerintah AS untuk menghindari reaksi nasionalisme dan menjaga penyangkalan yang masuk akal.[31] Kelompok PBHistory yang baru ini bekerja secara langsung dengan Komite Guatemala yang baru dibentuk, melatih 25 agennya, dan memanfaatkan mereka untuk mendapatkan dokumen-dokumen. Pelatihan tersebut mencakup berbagai topik, antara lain penyaringan, pengorganisasian, dan pengklasifikasian dokumen sitaan, serta "dasar-dasar pengendalian surat, pencatatan, pembuatan abstrak, dan rujukan terenkripsi."[31]
Selanjutnya, 25 personel Komite bergabung dengan para perwira CIA dalam menyortir dan memproses dokumen-dokumen yang telah diamankan. Para perwira CIA memiliki akses pintu samping terpisah ke gedung tempat operasi berlangsung, demi menjaga kesan bahwa operasi ini adalah urusan internal Guatemala.[32] Tugas memilah-milah dokumen terbukti sangat berat. Pada bulan September, indeks utama materi yang terkumpul telah mencapai 15.800 kartu. Semua materi tulisan tangan disimpan, dan berbagai salinan materi cetak juga diarsipkan. Setiap dokumen harus direproduksi karena naskah asli setiap dokumen harus tetap berada di Guatemala.[32] Sekitar setengah dari seluruh dokumen yang terkumpul dimusnahkan dengan cara dibakar. CIA memberikan prioritas tertinggi pada dokumen-dokumen yang disita dari PGT.[32]
Hingga September 1954, para agen PBHistory hanya menemukan segelintir dokumen rahasia tingkat tinggi. Beberapa dokumen menunjukkan bahwa para pejabat pemerintah dan pemimpin partai komunis berhasil menyingkirkan sebagian besar materi sensitif sebelum mereka pergi.[32] Pada masa kepemimpinan yang tidak pasti setelah penggulingan Árbenz, seorang anggota dari salah satu junta pemerintahan yang berkuasa melarang Komite untuk menggeledah rumah warga sipil dan menangkap mereka. Hal ini berpotensi mengurangi jumlah dokumen sensitif yang dapat diakses oleh CIA. Selain itu, setelah berkuasa, Castillo Armas menyatakan bahwa informasi intelijen angkatan darat telah dimusnahkan sepenuhnya.[32]
CIA menyelesaikan pemrosesan dokumen pada tanggal 28 September 1954. Pada saat itu, para agen telah menelaah lebih dari 500.000 dokumen unik. Salinan fotokopi diambil dari 2.095 dokumen penting, 750 foto materi diterbitkan untuk keperluan media, dan 50.000 dokumen difilm mikro.[32][33] Salinan dari sejumlah dokumen penting didistribusikan ke berbagai badan yang terlibat dalam PBHistory, serta Biro Investigasi Federal (Federal Bureau of Investigation, FBI) AS.[32]
Pemanfaatan dokumen
[sunting | sunting sumber]Berbagai badan yang terlibat dalam Operasi PBHistory memiliki tujuan yang berbeda terkait pemanfaatan hasil operasi tersebut. CIA lebih memprioritaskan penggunaan informasi yang terkumpul untuk melawan gerakan komunis di Amerika Latin dan wilayah lainnya. Departemen Luar Negeri AS ingin memanfaatkannya untuk merekonstruksi sejarah partai komunis di Guatemala. Sementara itu, prioritas utama Badan Informasi Amerika Serikat adalah menggunakan dokumen-dokumen tersebut untuk merilis informasi yang dapat memengaruhi opini internasional.[34] Para agen yang bertanggung jawab atas operasi ini diharapkan dapat menyeimbangkan berbagai kepentingan tersebut. Namun, sebagai pihak yang menginisiasi operasi, CIA memiliki hak veto atas segala bentuk publikasi.[34] Upaya yang dilakukan oleh tim PBHistory mendukung dua operasi CIA yang telah berjalan, yaitu Operasi Kufire dan Operasi Kugown, yang keduanya merupakan bagian dari Operasi PBSuccess.[35]
Operasi Kufire
[sunting | sunting sumber]Operasi Kufire merupakan upaya ekstensif untuk melacak keberadaan tokoh-tokoh komunis dari berbagai negara di Amerika Latin yang datang ke Guatemala selama masa kepresidenan Árbenz.[35] CIA memperkirakan bahwa individu-individu ini akan kembali ke negara asal mereka atau negara lain yang memiliki kebijakan suaka politik yang liberal. Dengan melacak mereka, CIA berharap dapat mengganggu aktivitas mereka.[35] Dalam operasi ini, seorang analis CIA bertanya kepada Philips apakah perlu membuka berkas seorang dokter berusia 25 tahun yang saat itu belum dianggap sebagai ancaman signifikan. Philips menyetujuinya, sehingga terbukalah berkas atas nama Ernesto "Che" Guevara, yang kemudian menjadi salah satu berkas paling tebal yang dimiliki CIA mengenai seorang individu.[36] Nama Che masuk ke dalam daftar rahasia CIA berisi individu-individu yang menjadi target pembunuhan. Beberapa dokumen lain yang dihasilkan juga menjadi informasi berharga bagi CIA.[36]
Operasi Kugown
[sunting | sunting sumber]Operasi Kugown adalah nama sandi untuk operasi perang psikologis yang memainkan peran penting dalam penggulingan Árbenz. Selama kudeta berlangsung, target utama operasi ini adalah pemerintah Árbenz. Setelah kudeta berhasil, Kugown dilanjutkan dengan target yang lebih luas, yaitu masyarakat Guatemala dan opini internasional.[36] Tujuan operasi ini adalah menyebarkan informasi yang mendiskreditkan Árbenz[36] dan meyakinkan rakyat Guatemala serta dunia, bahwa rezim Árbenz didominasi oleh komunis.[37] Pemanfaatan dokumen dari PBHistory untuk Operasi Kugown dimulai pada Agustus 1954. Metode standar yang digunakan CIA adalah memilih dokumen yang dapat diputarbalikkan menjadi bukti keterlibatan komunis dan membuat narasi penjelasnya. Materi ini kemudian dirilis ke media oleh Komite agar badan intelijen lokal tersebut mendapat pengakuan.[38] Komite juga merilis film dokumenter pendek berjudul Después Descubrimos La Verdad ("Kemudian Kami Menemukan Kebenaran"). Melalui berbagai saluran ini, media massa di Guatemala dan negara-negara Amerika Tengah lainnya dibanjiri dengan berita mengenai bagaimana pemerintah Árbenz dikendalikan oleh komunis.[38]
Meskipun rilis pers tersebut berdampak besar di Guatemala, CIA gagal membendung kritik internasional terhadap peran AS dalam kudeta tersebut, yang datang dari hampir semua negara kecuali Jerman Barat dan AS sendiri. Sangat sedikit kantor berita yang bersedia menerbitkan rilis pers dari Komite, meskipun telah banyak dikeluarkan.[38] Informasi mengenai infiltrasi PGT dan keterkaitan antar kelompok komunis di berbagai negara disebarkan ke kantor-kantor berita di seluruh dunia, namun dampaknya tetap minim.[38] Frustrasi akibat kurangnya perhatian ini mendorong para agen PBHistory untuk merencanakan serangan bendera palsu terhadap markas mereka sendiri, yang kemudian akan dituduhkan kepada sisa-sisa kelompok komunis Guatemala.[39] Namun, CIA menilai bahwa serangan semacam itu memerlukan keterlibatan terlalu banyak penduduk "asli," sehingga rencana tersebut dibatalkan karena dianggap terlalu berisiko.[39] Operasi Kugown juga menyebarkan sejumlah besar materi propaganda komunis yang masuk ke Guatemala dari negara-negara dalam lingkup pengaruh Soviet. Hal ini meyakinkan jurnalis Amerika seperti Donald Grant dari St. Louis Post-Dispatch bahwa pasti ada hubungan antara Árbenz dan pemerintah Soviet.[39][40][41] Pada akhirnya, berbagai operasi ini gagal meyakinkan negara-negara Amerika Latin bahwa kudeta tahun 1954 dapat dibenarkan.[42]
Komite Kersten
[sunting | sunting sumber]Informasi dari dokumen-dokumen PBHistory disebarluaskan oleh para pejabat pemerintah Amerika Serikat dan Guatemala. Duta Besar AS untuk PBB, Henry Cabot Lodge, menggunakan 21 dokumen dalam pidatonya di hadapan Perserikatan Bangsa-Bangsa.[43] Informasi serupa juga dialirkan kepada para duta besar dan anggota Kongres AS. Pada tahun 1954, Kongres AS termasuk dalam segelintir kongres yang dikuasai oleh Partai Republik dalam beberapa tahun terakhir. Para anggota Partai Republik berupaya memanfaatkan sentimen anti-komunis untuk mendulang dukungan dan menggerus basis pemilih Partai Demokrat. Anggota Kongres AS yang gigih menentang komunisme, seperti Charles J. Kersten dan Patrick J. Hillings dari Komite Kersten, sangat antusias terlibat dalam Operasi PBHistory.[44] Pada Agustus 1954, Kersten telah menerima dokumen-dokumen PBHistory dari Dulles untuk ia gunakan dalam pidato-pidatonya di Kongres mengenai pengaruh Uni Soviet di Guatemala.[45] Pada bulan September dan Oktober 1954, Komite Kersten menggelar dengar pendapat yang bertujuan menyelidiki penetrasi pengaruh komunis. Dokumen-dokumen PBHistory dimanfaatkan dalam proses ini, dan Carlos Castillo Armas menjadi kepala negara pertama yang memberikan kesaksian di hadapan komite Kongres AS (meskipun melalui rekaman suara).[46] Meskipun dengar pendapat ini tidak banyak mengungkap informasi mengenai keberadaan komunis di Guatemala, kegiatan ini memberikan publisitas yang luas bagi Operasi PBHistory di Amerika Serikat.[46]
Namun, keterlibatan Komite Kersten, serta Kersten dan Hillings secara pribadi, menimbulkan kekhawatiran bagi CIA. Dulles terus-menerus khawatir penyelidikan mereka akan membahayakan operasi CIA, terutama ketika Hillings mengunjungi Guatemala tak lama sebelum Operasi PBSuccess dimulai.[45] Para anggota Kongres tidak mendapatkan informasi resmi mengenai peran CIA dalam kudeta tersebut, dan Dulles berupaya untuk merahasiakannya. Dengan memasok dokumen-dokumen PBHistory kepada mereka, Dulles berharap dapat mencegah mereka mengungkap proyek-proyek CIA lainnya secara tidak sengaja.[45] Setelah dengar pendapat usai, sebuah subkomite yang dipimpin oleh Hillings menerbitkan laporan akhir. Selain menyatakan tanpa bukti bahwa pemerintah Guatemala bertindak atas perintah Uni Soviet, laporan ini secara keliru mengklaim bahwa senjata-senjata Soviet telah dibawa secara diam-diam ke Guatemala melalui kapal selam.[47] Klaim ini secara tidak sengaja menarik perhatian pada Operasi Washtub, sebuah upaya CIA untuk menanam senjata ilegal pada pemerintah Guatemala.[47][48]
Penggunaan lain
[sunting | sunting sumber]Setelah CIA tidak lagi menggunakan dokumen-dokumen tersebut untuk tujuan propaganda, para agen yang bertanggung jawab atas PBHistory memutuskan bahwa pemanfaatan terbaik dari dokumen-dokumen yang mereka temukan adalah untuk mencatat perkembangan gerakan komunis di Guatemala. Penelitian ini dilakukan oleh Kantor Riset Intelijen Kementerian Luar Negeri AS.[49] Setelah lima bulan bekerja, OIR menghasilkan laporan setebal 50 halaman yang dianggap oleh Kementerian Luar Negeri sebagai "jawaban definitif" mengenai bagaimana komunisme muncul di Guatemala.[49] Pemerintah Honduras, yang mengizinkan wilayahnya digunakan sebagai "tempat persiapan" untuk kudeta terhadap Árbenz, juga memanfaatkan dokumen-dokumen PBHistory untuk membenarkan posisinya. Mereka berdalih bahwa mereka menghadapi campur tangan urusan dalam negeri dari kelompok komunis di Guatemala.[39]
Akibat dan analisis
[sunting | sunting sumber]Max Holland, dalam analisisnya terhadap PBHistory pada tahun 2004, menulis bahwa meskipun hanya sedikit dokumen komunis yang sangat sensitif yang berhasil ditemukan, operasi ini memberikan gambaran mendalam pertama bagi CIA mengenai perkembangan gerakan komunis yang kuat. Operasi ini juga memungkinkan mereka untuk membentuk badan intelijen Guatemala yang akan bekerja melawan komunis. Atas dasar ini, CIA menilai operasi ini sebagai sebuah keberhasilan.[50] Sejarawan Kate Doyle menyatakan bahwa dokumen-dokumen yang diungkap oleh PBHistory memungkinkan CIA untuk membuat daftar nama individu yang dicurigai sebagai komunis.[51] Para peserta operasi menggambarkan dokumen-dokumen tersebut sebagai "tambang emas intelijen." Daftar nama yang ditinggalkan CIA untuk pasukan keamanan Guatemala berisi informasi mengenai ribuan warga negara.[51]
Dokumen-dokumen PBHistory digunakan selama bertahun-tahun kemudian untuk mendiskreditkan Árbenz (yang hidup dalam pengasingan) dan untuk melawan propaganda Soviet mengenai imperialisme Amerika di Guatemala.[52] Ketika Árbenz pindah ke Montevideo pada tahun 1957, CIA menggunakan dokumen-dokumen PBHistory untuk menyusun biografi Árbenz yang menggambarkan dirinya sebagai agen Soviet. Langkah ini dilakukan dalam upaya mencegah Árbenz pindah ke Meksiko, yang menjadi pusat berkumpulnya oposisi terhadap rezim Castillo Armas.[52] Meskipun demikian, Árbenz tetap menjadi simbol perlawanan yang berprinsip terhadap Amerika Serikat, yang salah satunya didukung oleh propaganda Soviet.[52] Ketika beberapa dokumen PBHistory dipublikasikan, dokumen-dokumen tersebut tidak mendapat banyak perhatian di Amerika Latin.[24] Meskipun PBSuccess dipandang positif di Amerika Serikat tak lama setelah terjadi, kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah Guatemala yang didukung AS pada tahun 1970-an dan 1980-an mengubah persepsi publik AS terhadap kudeta tersebut.[24]
Terlepas dari laporan yang dihasilkan oleh Kantor Riset Intelijen, pada tahun 1957 CIA menyadari bahwa versinya mengenai sejarah pemerintahan Árbenz dan kudeta tersebut tidak mendapat dukungan luas. Buku-buku yang ditulis oleh para pembela pemerintahan Árbenz, yang sangat mengkritik intervensi AS, umumnya diterima dengan lebih baik. Kaum nasionalis Amerika Latin cenderung menganggap pemerintahan Castillo Armas sebagai bentukan Amerika Serikat.[49] Akibatnya, pemerintah AS memutuskan untuk mengizinkan Ronald Schneider, seorang sejarawan yang sedang menyelesaikan gelar Ph.D., untuk mengakses arsip PBHistory. Schneider menerbitkan Communism in Guatemala: 1944 to 1954 pada tahun 1959. Pengamat di kemudian hari menyatakan bahwa publikasi tersebut kemungkinan disubsidi oleh CIA dalam berbagai bentuk. Foreign Policy Research Institute, tempat Schneider bekerja, dan Frederick A. Praeger, penerbit buku Schneider, keduanya menerima pendanaan dari CIA.[49] Dalam bukunya, Schneider menyatakan bahwa Komite bertanggung jawab atas pengumpulan dokumen yang ia akses, tetapi tidak menyebutkan peran CIA dalam pendanaan Komite, dan tidak menjelaskan bagaimana dokumen-dokumen tersebut bisa sampai ke Amerika Serikat.[53] Buku Schneider tidak hanya mengandalkan materi PBHistory, tetapi juga pada informasi yang ia kumpulkan selama kunjungannya ke Meksiko dan Guatemala pada tahun 1957.[50] Secara umum, buku tersebut diterima dengan baik.[49]
Operasi ini gagal mencapai tujuan utamanya, yaitu menemukan bukti bahwa pemerintah Árbenz berada di bawah kendali Soviet.[24][54] Sebuah laporan CIA yang diterbitkan pada tanggal 1 Oktober 1954, menyatakan bahwa "sangat sedikit" dokumen "yang merugikan Komunis" telah ditemukan.[33] Amerika Serikat gagal meyakinkan negara-negara Amerika Latin mengenai sudut pandangnya tentang komunisme. Sebagian besar masyarakat memandang reformasi Revolusi Guatemala secara positif, dan bahkan catatan Schneider, yang digambarkan oleh Holland sebagai penggambaran yang berimbang, tidak mampu meyakinkan publik bahwa Uni Soviet terlibat dalam kebangkitan komunisme di Guatemala.[54] Ilmuwan politik Jeremy Gunn, yang diberi akses ke materi yang dikumpulkan oleh operasi ini, menyatakan bahwa operasi tersebut "tidak menemukan jejak kendali Soviet dan justru menemukan bukti kuat bahwa Komunis Guatemala bertindak sendiri, tanpa dukungan atau bimbingan dari luar negeri."[24] Tidak ada temuan yang berguna terkait komunisme internasional.[51] Sebaliknya, narasi pemerintah Soviet menggambarkan bahwa pemerintah Guatemala tidak mengancam kepentingan Amerika Serikat, tetapi digulingkan demi melindungi United Fruit Company. Seiring waktu, deskripsi peristiwa ini menjadi narasi yang lebih diterima di Amerika Latin.[54]
Narasi Soviet semakin menguat pada tahun 1957, ketika Castillo Armas digulingkan dan digantikan oleh pemerintahan yang sangat reaksioner yang semakin membatalkan reformasi tahun 1944. Pemerintah Eisenhower tidak bereaksi secara signifikan terhadap kudeta ini.[54] Ketika Richard Nixon, yang saat itu menjabat sebagai Wakil Presiden AS, mengunjungi Amerika Latin pada tahun 1958, ia menghadapi penolakan keras di mana pun ia berada, bahkan dari orang-orang yang bukan komunis atau simpatisan mereka. PBHistory juga tidak mampu mengubah kebencian yang mendalam terhadap CIA akibat kudeta Guatemala.[55] Dalam tulisannya pada tahun 2008, Gunn membandingkan PBHistory dengan upaya serupa yang gagal dilakukan AS untuk membenarkan invasi Irak setelah invasi tersebut terjadi.[24][48] Sejarawan Mark Hove menulis bahwa "Operasi PBHistory terbukti tidak efektif karena 'kemarahan baru yang membara' telah muncul di Amerika Latin akibat intervensi AS di Guatemala."[56]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Holland 2004, hlm. 300.
- ^ Streeter 2000, hlm. 14–15.
- ^ Jiménez 1985, hlm. 149.
- ^ Forster 2001, hlm. 98–99.
- ^ Streeter 2000, hlm. 15–16.
- ^ Gleijeses 1991, hlm. 50–69, 73–84.
- ^ Cullather 1999, hlm. 14–28.
- ^ Gleijeses 1991, hlm. 228–230.
- ^ Gleijeses 1991, hlm. 73–84.
- ^ Immerman 1982, hlm. 61–67.
- ^ Immerman 1982, hlm. 64–67.
- ^ Immerman 1982, hlm. 75–82.
- ^ Schlesinger & Kinzer 1999, hlm. 72–77.
- ^ Immerman 1982, hlm. 138–143.
- ^ Schlesinger & Kinzer 1999, hlm. 108–109.
- ^ Gleijeses 1991, hlm. 256–257.
- ^ Immerman 1982, hlm. 141–143.
- ^ Cullather 1999, hlm. 87–89.
- ^ Immerman 1982, hlm. 165.
- ^ Immerman 1982, hlm. 174.
- ^ Gleijeses 1991, hlm. 330–335.
- ^ a b c d e f g h Holland 2004, hlm. 301–302.
- ^ Holland 2004, hlm. 302–303.
- ^ a b c d e f g h i Gunn 2008, hlm. 149–150.
- ^ a b c d e f Cullather 1999, hlm. 106.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 301.
- ^ a b c d e Holland 2004, hlm. 303–304.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 304.
- ^ a b c d Cullather 1999, hlm. 107.
- ^ a b c d Holland 2004, hlm. 305.
- ^ a b c d Holland 2004, hlm. 306.
- ^ a b c d e f g h i Holland 2004, hlm. 307.
- ^ a b c Holly & Patterson 2003.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 308.
- ^ a b c Holland 2004, hlm. 308–309.
- ^ a b c d e Holland 2004, hlm. 309.
- ^ Holland 2004, hlm. 309–310.
- ^ a b c d Holland 2004, hlm. 310.
- ^ a b c d Holland 2004, hlm. 311.
- ^ Grant 1955.
- ^ Grant 1954.
- ^ Holland 2004, hlm. 321–322.
- ^ Holland 2004, hlm. 310–311.
- ^ Holland 2004, hlm. 313–314.
- ^ a b c Holland 2004, hlm. 315.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 316.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 317.
- ^ a b Rabe 2004.
- ^ a b c d e Holland 2004, hlm. 319.
- ^ a b Holland 2004, hlm. 321.
- ^ a b c Doyle 1997.
- ^ a b c Holland 2004, hlm. 312.
- ^ Holland 2004, hlm. 320.
- ^ a b c d Holland 2004, hlm. 322.
- ^ Holland 2004, hlm. 322–323.
- ^ Hove 2007, hlm. 40.
Daftar pustaka
[sunting | sunting sumber]- Cullather, Nick (1999). Secret History: The CIA's Classified Account of Its Operations in Guatemala, 1952–1954. Palo Alto, California: Stanford University Press. ISBN 978-0-8047-3311-3.
- Doyle, Kate (September–October 1997). "The Art of the Coup: A Paper Trail of Covert Actions in Guatemala". NACLA Report on the Americas. 31 (2): 34–41. doi:10.1080/10714839.1997.11725715. ProQuest 748689317.
- Forster, Cindy (2001). The Time of Freedom: Campesino Workers in Guatemala's October Revolution. Pittsburgh, Pennsylvania: University of Pittsburgh Press. ISBN 978-0-8229-4162-0.
- Gleijeses, Piero (1991). Shattered Hope: The Guatemalan Revolution and the United States, 1944–1954. Princeton, New Jersey: Princeton University Press. ISBN 978-0-691-02556-8.
- Grant, Donald (1955). "Guatemala and United States Foreign Policy". Journal of International Affairs. 9 (1): 64–72. JSTOR 24355574.
- Grant, Donald (June 30, 1954). "Power of Communists Broken in Guatemala: Peace Talk Scheduled". St. Louis Post-Dispatch. hlm. 1. Diakses tanggal January 11, 2018 – via newspapers.com.
- Gunn, T. Jeremy (2008). Spiritual Weapons: The Cold War and the Forging of an American National Religion. Westport, Connecticut: Greenwood Publishing group. ISBN 978-0-313-04326-0.
- Holland, Max (2004). "Operation PBHistory: The Aftermath of SUCCESS". International Journal of Intelligence and CounterIntelligence. 17 (2): 300–332. doi:10.1080/08850600490274935.
- Holly, Susan K.; Patterson, David S., ed. (2003). Foreign Relations of the United States, 1952–1954: Guatemala. Washington, DC: Government Printing Office. ISBN 978-0-16-051304-6. Diakses tanggal September 1, 2017.
- Hove, Mark T. (September 2007). "The Árbenz Factor: Salvador Allende, U.S.-Chilean Relations, and the 1954 U.S. Intervention in Guatemala". Diplomatic History. 31 (4): 623–663. doi:10.1111/j.1467-7709.2007.00656.x.
- Immerman, Richard H. (1982). The CIA in Guatemala: The Foreign Policy of Intervention. Austin, Texas: University of Texas Press. ISBN 978-0-292-71083-2.
- Jacobsen, Annie (2019). Surprise, Kill, Vanish, The Secret History of CIA Paramilitary Armies, Operators, and Assassins. New York: Hachette. ISBN 978-0-316-44140-7.
- James, Daniel (1954). Red Design for the Americas: Guatemalan Prelude. New York: John Day.
- Jiménez, Hugo Murillo (1985). "La intervención Norteamericana en Guatemala en 1954. Dos interpretaciones recientes". Anuario de Estudios Centroamericanos. 11 (2): 149–155.
- Rabe, Stephen (November 2004). "Feature Review: The U.S. Intervention in Guatemala: The Documentary Record". Diplomatic History. 28 (5): 785–790. doi:10.1111/j.1467-7709.2004.00450.x.
- Schlesinger, Stephen; Kinzer, Stephen (1999). Bitter Fruit: The Story of the American Coup in Guatemala. Cambridge, Massachusetts: Harvard University Press. ISBN 978-0-674-01930-0.
- Streeter, Stephen M. (2000). Managing the Counterrevolution: The United States and Guatemala, 1954–1961. Athens, Ohio: Ohio University Press. ISBN 978-0-89680-215-5.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- Cullather, Nicholas (1994). "Operation PBSUCCESS: The United States and Guatemala, 1952–1954". CIA History Staff document.
- Sewell, Bevan (2008). "The Problems of Public Relations: Eisenhower, Latin America and the Potential Lessons for the Bush Administration". Comparative American Studies An International Journal. 6 (3): 295–312. doi:10.1179/147757008X330212.